Pantun dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis karya sastra klasik. Seiring perkembangan masyarakat, pantun mengalami berbagai variasi misalnya dengan kata kiasan.
Apa itu pantun kiasan dan seperti apa contohnya? Yuk, simak selengkapnya berikut ini.
Definisi Pantun Kiasan
Menurut definisi dalam Jurnal Studi Identifikasi Jenis-Jenis Pantun Dalam Masyarakat Kaur Provinsi Bengkulu oleh Dedi Apriansah, dkk, pantun kiasan merupakan jenis pantun yang menggunakan kata-kata kiasan untuk memberikan kesan indah dalam pengucapannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian tersebut juga selaras dengan pendapat Wahyuni dalam Kitab Lengkap Puisi, Prosa dan Pantun Lama. Pantun kiasan adalah variasi bentuk karya sastra yang memakai kata atau kalimat perumpamaan.
20 Contoh Pantun Kiasan
Nah, supaya detikers lebih paham, berikut beberapa contoh pantun kiasan beserta pesan moralnya yang dirangkum dari Pantun Kiasan Tingkatan 2 karya Cikgu Norfarhana Binti Ahmad dan Pantun Kiasan karya Jane Rosman.
1. Tikar pucuk tikar mengkuang
Alas nikah raja Melayu
Ikan busuk jangan dibuang
Buat perencah si daun kayu
Pesan moral:
Pantun ini mengingatkan mubazir adalah karakter yang merugikan. Karena bisa jadi, barang lama yang sudah tidak terpakai masih bisa bermanfaat untuk orang lain.
Sebagai informasi, mengkuang adalah pandan yang digunakan sebagai bahan penyusun tikar. Sementara perancah adalah bumbu masakan gulai, yang dapat diolah dengan berbagai bahan.
2. Buah bacang masak serangkai
Burung dekut meniti batang
Saya dagang tidak terpakai
Macam melukut di tepi gantang
Pesan moral:
Pantun ini bermakna seorang perantau akan selalu merendah di lokasi kedatangannya. Para pendatang cenderung berbuat yang terbaik dan menghormati adat istiadat selama di negeri orang.
Dikutip dari situs KBBI, burung dekut merujuk pada merpati atau tekukur. Burung ini mengeluarkan suara seperti 'kut' atau 'kur' yang khas. Sedangkan macan melukut di tepi gantang bermakna tidak bisa berbuat apa-apa alias pasrah.
3. Tebang gelam, tebang kenanga
Batangnya tumbang menimpa gedung
Kumbang ingin cantiknya bunga
Bunga tumbuh di puncak gunung
Pesan moral:
Hendaknya sebelum mengharapkan sesuatu, ketahui terlebih dulu kemampuan diri kita sendiri. Mengharapkan sesuatu yang tidak sesuai kemampuan berisiko tidak dapat terwujud.
Dalam situs KBBI dijelaskan, gelam adalah tanaman kayu putih atau Melaleuca leucodendron. Sedangkan kumbang adalah serangga yang tidak semua bisa terbang. Kumbang tidak bisa terbang jauh,meski sangat adaptif di suatu lingkungan.
4. Pokok terap tumbuh di bukit
Belat berbanjar panjang ke hulu
Jangan diharap guruh di langit
Kilat memancar hujan tak lalu
Pesan moral:
Pesan dari pantun ini adalah jangan terlalu berharap pada sesuatu hal yang belum pasti. Isi pantun merujuk pada peristiwa alam, yang kerap tak jadi hujan meski sudah ada guruh dan kilat.
Sebagai informasi, terap adalah pohon sukun yang tumbuh di hutan dengan daun lebar. Kayunya tahan rayap sehingga kerap digunakan dalam bangunan. Sedangkan belat adalah jebakan ikan terbuat dari bambu dan ijuk atau rotan.
5. Pohon limau di tepi tingkap
Anak-anak melempar burung
Kukira harimau sudah kutangkap
Eh, ternyata cicak mengkarung
Pesan Moral:
Kata kiasan dalam pantun ini menggambarkan sifat sombong seseorang yang suka memandang rendah orang lain. Sifat ini tidak disukai dan menimbulkan rasa tidak suka.
Sebagai informasi, tingkap adalah jendela di atap yang bisa berukuran kecil. Sedangkan cicak mengkarung atau kadal merujuk pada hewan reptil mirip ular.
6. Air surut memungut bayam
Sayur diisi ke dalam kantung
Jangan diikut resmi ayam
Bertelur sebiji riuh sekampung
Pesan moral:
Janganlah menjadi orang yang senang menyombongkan pencapaian sendiri secara berlebihan. Kata resmi merujuk pada pengumuman yang bersifat sah, legal, dan formal.
7. Burung punai, burung merbah
Hinggap di tonggak mencari sarang
Anak sungai lagi berubah
Sama seperti hatinya orang
Pesan moral:
Pantun tersebut menggambarkan pendirian manusia yang mudah berubah. Dalam pantun ini, punai adalah burung Treron curvirostra atau merpati hijau paruh tebal. Sedangkan merbah adalah adalah burung Lanius cristatus atau bentet coklat.
8. Rotan siput, rotan melingkar
Anak itik patah kakinya
Hujan ribut gunung terbakar
Embun setitik padam apinya
Pesan moral:
Dengan senantiasa bersabar, maka kemarahan dalam diri pun akan padam. Api kemarahan yang sangat besar, bisa dipastikan padam jika terus bersabar dan doa.
9. Seperti kutilang di dalam sangkar
Tak bisa terbang hanya memandang
Sesama saudara jangan bertengkar
Kalah jadi abu, menang menjadi arang.
Pesan moral:
Makna peribahasa kalah jadi abu menang jadi arang adalah perbuatan yang tidak ada gunanya. Semua pihak yang terlibat sama-sama menanggung rugi.
10. Makan selai nanas dan roti tawar
Dimakan bersama saat sarapan
Setiap masalah pasti punya jalan keluar
Semua selesai tanpa dendam tersimpan
Pesan moral:
Tak perlu takut pada masalah, karena pasti ada solusi asal mau dibicarakan. Solusi pastinya harus diterima semua pihak dan dilaksanakan dengan baik.
11. Pagi hari mulai menyingsing
Pelan-pelan menjadi siang
Dari jauh bunga tampak cantik
Perlahan layu karena terpanggang
Pesan moral:
Sesuatu yang terlihat indah di permukaan, kadang tidak sesuai dengan kenyataan. Karena itu, jangan memberi penilaian berdasarkan tampilan luar.
12. Kayu dibelah jadi empat
Kayu terbakar jadi arang
Kulit bisa sama-sama coklat
Tidak sama dengan hati orang
Pesan moral:
Isi hati orang sejatinya tidak ada yang tahu, kecuali diri sendiri. Karena itu tiap orang wajib saling menghormati, terlepas dari tampilan luarnya.
13. Berbagai jenis bunga dalam rangkaian
Paduan warna membuatnya terlihat indah menawan
Nasihat orang tua seperti kesetiaan teman
Mengiringi hidup hingga datang kematian.
Pesan moral:
Nasihat orang tua bisa diterapkan setiap saat dalam kehidupan. Karena itu nasihat tersebut harus diingat sepanjang waktu.
14. Angin bertiup pelan-pelan
Terkena rumput di pagi hari
Ingat, malu bertanya sesat di jalan
Bertanyalah pada mereka yang pandai
Pesan moral:
Bila tidak tahu, jangan segan bertanya pada pihak yang memiliki informasi lebih jelas. Jangan segan bertanya, supaya tidak makin lama tersesat.
15. Burung gelatik, burung kenari
Terbang bebas di alam raya
Zaman dan musim boleh berganti
Tidak ada yang kekal di dunia
Pesan moral:
Setiap yang hidup di dunia tidak ada yang abadi. Jika tiba waktunya, semua akan berpulang yang Tuhan yang Maha Esa.
16. Bunga mawar menarik hati
Terlihat indah saat dipandangi
Luasnya lautan ku seberangi
Demi si cinta yang sedang menanti
Pesan moral:
Seseorang yang punya tekad kuat bisa melakukan apa saja. Misalnya, sepasang kekasih yang akan melakukan berbagai hal asal bisa bersama dan setia.
17. Naik kapal hingga Bakauheni
Lautnya tenang sepanjang hari
Hiduplah laksana ilmu padi
Makin merunduk makin berisi
Pesan moral:
Tiap orang harus hidup seperti padi yang siap dipanen. Kekayaan ilmu dan materi seharusnya diikuti sikap rendah hati serta tidak segan berbagi.
18. Teringat atap rumah bocor
Lekas perbaiki sebelum hujan datang
Wahai para calon penghuni kubur
Laksanakan perintah Tuhan sebelum ajal datang
Pesan moral:
Pantun ini mengingatkan tiap orang agar selalu melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Jangan sampai menyesal saat waktu di dunia telah habis.
19. Kucing tidur di atas papan
Setelah bangun laparnya datang
Terbelit masalah hingga nihil harapan
Alhamdulillah, ku temukan titik terang
Pesan moral:
Jangan pernah putus asa ketika ada masalah. Dengan terus berdoa dan berusaha, kemungkinan ada solusi makin besar.
20. Seperti berlian di kegelapan
Sinarnya tak hilang meski terpendam
Kasih orang tua sepanjang jalan
Berlanjut hingga dewasa, tak pernah padam
Pesan moral:
Pantun ini mengingatkan untuk selalu hormat dan menyayangi orang tua. Karena kasih orang tua pada anak, sejatinya tak pernah putus meski usia terus beranjak tua.
Pantun kiasan tentunya tak hanya menyampaikan pesan moral. Jenis pantun ini bisa menjadi media bercanda, menyampaikan perasaan, atau bentuk komunikasi lainnya.
(row/row)