Ketupat dan Lebaran Ketupat: Sejarah dan Makna Filosofisnya

ADVERTISEMENT

Ketupat dan Lebaran Ketupat: Sejarah dan Makna Filosofisnya

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 18 Apr 2024 16:00 WIB
Potret Tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek
Foto: Adhar Muttaqin
Jakarta -

Lebaran ketupat baru sehari lewat. Namun apa sejarah dan makna filosofis ketupat dan lebaran ketupat ini?

Mengapa Harus Ketupat?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat dan sebagainya, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi.

Sejarah ketupat ini cukup unik karena berkaitan erat dengan bulan suci Ramadan. Mengutip dari buku "Malay Annual" oleh Hermanus Johannes de Graaf, ketupat pertama kali muncul di daerah Jawa dan dibuat sudah sejak era Kerajaan Demak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketupat muncul di abad 15 saat masa kepemimpinan Kerajaan Demak. Dikutip dari XX, yang memperkenalkan ketupat pertama kali ialah Sunan Kalijaga, salah satu dari sembilan wali Islam Jawa, saat ia menyebarkan agama Islam di Indonesia. Bentuk ketupat juga masih sama hingga sekarang, dengan isian beras dan dibungkus anyaman daun kelapa.

Penyebaran ketupat ini tidak hanya di Pulau Jawa saja, namun hingga negara tetangga Singapura, Malaysia, dan Brunei. Penyebab penyebaran ini adalah penyiaran agama Islam sembari menyajikan ketupat.

ADVERTISEMENT

Filosofi Ketupat

Diambil dari bahasa Sunda, kata ketupat atau kupat berarti manusia tidak boleh ngupat. Dengan ngupat berarti membicarakan hal-hal buruk kepada orang lain. Ketupat juga berarti jarwa dhosok atau kerata basa alias akronim unik dalam bahasa Jawa yang berarti ngaku lepat alias mengaku salah dan juga berarti laku papat atau bertindak yang empat.

Laku papat terdiri atas empat tindakan, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Dengan hal ini, ketupat berarti memberikan pesan untuk menjaga kejujuran diri dengan saling memaafkan dan mencerminkan sikap serta tindakan yang baik.

Seperti yang kita tahu, ketupat memiliki bentuk yang ikonik dan bervariasi. Seperti ketupat bareh, ketupat sipulut, ketupat katan kapau, ketupat cabuk rambak, dan lain sebagainya.

Masing-masing ketupat memiliki ciri khasnya sendiri. Namun, ketupat itu sendiri memiliki budaya dan filosofi yang bernilai dan filosofis. Mari kita ungkap makna filosofis ketupat.

Janur Kuning

Hampir semua ketupat dibuat menggunakan janur kuning. Beberapa menggunakan janur yang daun kepalanya agak tua dan berwarna hijau tua.

Melansir dari artikel jurnal "Ketupat as traditional food of Indonesian culture" oleh Angelina Rianti dkk yang diterbitkan di Journal of Ethnic Foods Volume 5 Issue 1 Maret 2018, janur pada ketupat bermakna 'sejatining nur' yang berarti cahaya sejati. Masyarakat Jawa percaya jika cahaya adalah sumber untuk melihat baik buruknya kehidupan sehari-hari.

Empat Sudut Ketupat

Ketupat memiliki empat sudut yang filosofis. Empat sudut ini bermakna kiblat papat limo pancer atau menggambarkan empat penjuru mata angin dan satu pusat. Secara religius, makna arah ini berarti bahwa manusia berjalan selalu mengarah pada Allah.

Selain sudutnya, bentuk ketupat seperti berlian tanpa cela yang melambangkan kejayaan umat Islam setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan sebagai persiapan Idul Fitri.

Janur Ketupat dan Warnanya

Janur kuning yang dianyam bermakna kesalahan dosa manusia. Akan tetapi, dilansir dari artikel jurnal "Ketupat as A Traditiopnal Indonesian Cultural Food" oleh Afwan Azimi dkk yang dimuat di Interdisciplinary Journal of Advanced Research and Innovation Volume 1 No 2 November 2023, warna anyaman ketupat atau janurnya dipercaya sebagai jimat keberuntungan.

Beras

Ketupat memiliki isi beras. Dilansir dari jurnal penelitian oleh Afwan Azimi dkk, beras ketupat menjadi simbol kesucian dan kebersihan hati seseorang setelah memaafkan orang lain. Nasi putih juga dipandang sebagai tanda kekayaan dan kepuasan.

Sejarah Lebaran Ketupat

Masih dari buku deGraaf, Sunan Kalijaga juga mengembangkan budaya bakda lebaran dan bakda kupat. Bakda mempunyai arti setelah, sehingga dua tradisi tersebut dilakukan setelah lebaran. Bakda kupat dirayakan seminggu setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ke-8 bulan Syawal. Di tahun 2024, lebaran ketupat jatuh pada 17 April 2024 kemarin.

Bagaimana lebaran ketupatmu kemarin, detikers?




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads