Bentuk Penyajian Tari: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Berkelompok

ADVERTISEMENT

Bentuk Penyajian Tari: Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Berkelompok

Nur wasilatus Sholeha - detikEdu
Jumat, 22 Mar 2024 05:40 WIB
Tari Bedana dari Lampung
Tari Bedana dari Lampung. Foto: Dok. Tangkap Layar Youtube SMK N 1 Seputih Agung
Jakarta -

Bentuk merupakan satu kesatuan yang tidak lepas dari bagian-bagian terbesar sehingga didapatkan suatu rangkaian yang teratur. Penyajian adalah cara menyampaikan, menghidupkan atau dengan kata lain pengaturan penampilan. Sehingga, bentuk penyajian tari adalah yaitu cara penyajian atau cara menghidupkan suatu tari secara menyeluruh.

Dilansir dari buku Seni Tari, bentuk penyajian tari yaitu tarian yang dimainkan secara tunggal, berpasangan, dan berkelompok. Berikut penjelasannya:

Tari tunggal

Mengutip dari buku Seni dan Budaya, tari tunggal adalah tari yang dalam penampilannya dibawakan oleh seorang penari. Tari tunggal biasanya lebih menampilkan ekspresi perseorangan penari, dan dapat dibawakan oleh seorang penari pria maupun penari wanita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis Tari tunggal dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tari Tunggal Ritual

Tari tunggal ritual adalah tari yang dibawakan seorang penari untuk kebutuhan upacara, contoh tari tunggal ritual yaitu Tari Sang Hyang Jaran, Tari Sang Hyang Lelipi, dan Tari Sang Hyang Dedari dari daerah Bali.

ADVERTISEMENT

2. Tari Tunggal Tradisional

Jenis tari tunggal tradisional ini, adalah tari yang dibawakan oleh penari tunggal yang menarikan tari tradisional yakni ciri khas daerah/etnis tertentu, contoh tari tunggal tradisional adalah Tari Golek Gaya Yogyakarta, Tari Wayang Sunda, dan Tari Topeng Cirebon.

3. Tari Tunggal Kreasi Baru

Tari jenis ini adalah tari yang dibawakan oleh seorang penari yang membawakan karya koreografer yang diketahui nama penciptanya dan memiliki karakteristik khas pada koreografernya.

Contoh tari tunggal kreasi baru yaitu Tari Kebyar Terompong ciptaan 1 Mario dari Bali, Tari-tari putri karya R. Tjetje Sumantri dari Jawa barat, Tari Jaipongan karya Gugum Gumbara, dan Tari Piring karya Huriah Adam dari Sumatera Barat.

Tari Berpasangan

Dikutip dari buku Siswa Seni Budaya, tari berpasangan adalah tari yang isi gambaran tariannya mengisahkan tentang dua orang tokoh dan nama tariannya pun dari nama kedua tokohnya, seperti Srikandi Mustakaweni dan sebagainya.

Tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan berdua dan sebagian gerakannya berlainan satu sama lain, tetapi antara penari merupakan kepaduan yang disebut dengan duet.

Tarian duet diartikan sebagai keutuhan koreografi berdasarkan atas adanya interaksi dan perpaduan gerak yang satu sama lain berbeda.dengan kata lain, keutuhan dan kekuatan koreografinya terwujud dari saling mengisi atau saling melengkapi dari kedua orang penari dalam mengekspresikan nya.

Biasanya, tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang penari dengan bentuk gerak yang sama atau berlainan tetapi antar penari mempunyai keterkaitan dalam mewujudkan gerakan tarinya.

Berikut beberapa contoh tari berpasangan yang ada di Nusantara, yaitu tari Arjuna melawan Cakil dari Surakarta, tari Srikandi melawan Suradewati dari Yogyakarta, tari Damarwulan Anjasmara dari Jawa Barat, tari Oleg Tamulilingan dari Bali, dan tari Payung dari Sumatera Barat.

Tari Kelompok/Massal

Tari Kelompok atau biasa juga disebut tari massal, adalah tari yang ditarikan oleh dua orang penari atau sejumlah penari yang jumlahnya genap atau ganjil. Penari pada tari bisa terdiri dari laki-laki, perempuan, dan campuran antara perempuan dan laki-laki.

Kelompok kecil biasanya terdiri dari 3-4 orang penari dan pada kelompok besar biasanya terdiri dari 2-10 orang penari.

Pada tari kelompok, sangat mempertimbangan kekompakan, agar terlihat serempak, saling mengisi dan melengkapi antara penari yang satu dengan penari yang lain.

Adapun gerakannya dilakukan dengan seluruh anggota badan, mulai dari kaki, badan, lengan, sampai kepala. Setiap penari tidak boleh menonjolkan diri sendiri karena terikat aturan yang ada, yaitu aturan dalam menciptakan kekompakan.

Adapun contoh tari berkelompok atau massal yaitu tari Giring-giring dari kalimantan, tari Ratoh Jaroe dari Aceh, tari Merak dari Jawa barat, tari Saman dari Aceh, Tari Serimpi dari Yogyakarta, dan sebagainya.




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads