Studi: Superbenua Purba Ini Tempat Anggrek Pertama Kali Tumbuh

ADVERTISEMENT

Studi: Superbenua Purba Ini Tempat Anggrek Pertama Kali Tumbuh

Callan Rahmadyviu Triyunanto - detikEdu
Senin, 04 Mar 2024 11:30 WIB
Paleogeografi dan paleooseanografi Zaman Kapur Akhir, 94 juta tahun lalu. Daratan Bumi terbagi atas superbenua purba Laurasia di Belahan Bumi Utara dan Gondwana di Belahan Bumi Selatan.
Peta Zaman Kapur Akhir. Superbenua Laurasia terletak di Belahan Bumi Utara, sedangkan Gondwana di Belahan Bumi Selatan. Foto: Adaptasi Encyclopaedia Britannica dari CR Scotese asal The University of Texas, Arlington
Jakarta - Anggrek berasal dari superbenua kuno Laurasia, Belahan Bumi Utara 85 juta tahun yang lalu, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di New Phytologist. Hasil studi ini menantang anggapan umum bahwa anggrek pertama kali berkembang di superbenua kuno Gondwana, yang kini menjadi Australia.

Para peneliti Royal Botanic Gardens (RGB) Kew dan rekan di Amerika Latin, Asia, dan Australia mendapati temuan baru ini dari penelusuran pada data urutan DNA spesies anggrek. Berdasarkan data DNA dan distribusi geografis, peneliti menyusun pohon keturunan anggrek dan bagaimana keanekaragaman anggrek tersebar ke penjuru dunia.

Penelusuran keanekaragaman anggrek dan daerah tumbuhnya semula diharapkan bantu peneliti mengidentifikasi daerah mana saja yang menurun keanekaragaman anggreknya. Dengan begitu, pemangku kepentingan bisa menyusun kebijakan soal kawasan dan spesies mana yang perlu dikonservasi segera sebelum anggrek punah.

Ancaman Kepunahan Anggrek

Famili anggrek (Orchidaceae) diperkirakan memiliki 29.500 spesies yang tersebar di semua benua, kecuali Antartika. Anggrek bahkan ditemukan di Lingkaran Arktik.

Keanekaragaman anggrek di Bumi menurut para ilmuwan adalah salah satu keajaiban evolusi paling signifikan dalam dunia tumbuhan. Namun, laporan State of the World's Plants and Fungi 2023 RGB Kew menyatakan 56 persen spesies anggrek terancam punah.

Persentase risiko kepunahan anggrek lebih tinggi dari risiko kepunahan tanaman di dunia (45 persen). Anggrek terancam punah akibat penggundulan hutan, perdagangan ilegal, perubahan iklim, dan berubahnya habitat.

Peneliti menyatakan, kepunahan anggrek lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan anggrek untuk menjadi spesies anggrek yang mencapai 5 juta tahun. Risikonya, manusia tidak dapat mengatasi kepunahan anggrek dan tidak bisa memastikan jumlah spesies yang sudah punah.

Konservasi Anggrek dan Menyusun Pohon Spesies

Memahami pola spesiasi diharapkan bantu melestarikan anggrek. Spesiasi adalah proses evolusi saat populasi berkembang menjadi sebuah spesies berbeda.

Cara ini menurut peneliti dapat bantu identifikasi ekosistem mana saja yang punya tingkat keanekaragaman anggrek di atas rata-rata. Ekosistem tersebut diharapkan juga punya potensi evolusi tertinggi untuk menampung keanekaragaman anggrek baru.

Peneliti pun menyusun pohon spesies anggrek dengan sampel paling padat. Ada hampir 40 persen genera anggrek dan 7 persen keanekaragaman spesies anggrek di pohon tersebut.

Data urutan DNA dari seluruh keluarga anggrek digunakan untuk merekonstruksi pohon keturunan anggrek tersebut. Peneliti RGB Kew juga menggunakan data rangkaian DNA spesies anggrek yang sudah dipublikasi.

"Saya dapat kesempatan mengekstraksi DNA dari sampel lapangan, mulai dari yang baru dikumpulkan para ahli botani lapangan yang telibat di riset ini sampai yang ke ahli botani AC Maingay dan EL Ekman, yang menjelajahi kawasan tropis dan neotropis Dunia Lama pada abad ke-19 dan 20," kisah Dr Natalia Przselomska, periset RGB Kew dan dosen University of Portsmouth, dilansir Phys.org.

Dari data urutan DNA tersebut, para peneliti dapat memahami cabang-cabang pohon spesies anggrek, kekerabatannya, dan daerah mana saja yang keanekaragaman anggreknya menurun.

Ketua Riset Monografi Terintegrasi RGB Kew, Dr Oscar PΓ©rez mengatakan identifikasi daerah tersebut diharapkan bantu peneliti dalam menyusun kebijakan prioritas konservasi anggrek.

"Studi kami adalah yang pertama mengungkap, dalam skala global, kawasan ekologi mana yang memiliki potensi evolusi anggrek dan kekayaan spesies tertinggi Kawasan ekologi tersebut dalam rentang waktu yang sangat baru (2-3 juta tahun terakhir) menjadi tempat lahirnya spesiasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menghasilkan akumulasi keanekaragaman spesies anggrek pada tingkat yang sangat tinggi," ucapnya.

"Kami berpendapat kawasan tersebut dapat menampung lebih banyak keanekaragaman (anggrek) dalam waktu dekat, selama kawasan ekologi aslinya dilindungi. Dengan begitu, informasi dari studi kami menunjukkan pola spesiasi dan kaya spesies yang bisa dipakai dalam perumusan kebijakan prioritas konservasi ekosistem," pungkasnya.


(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads