Kapan Joan of Arc Dibakar Hidup-hidup? Begini Kisah Hidupnya

ADVERTISEMENT

Kapan Joan of Arc Dibakar Hidup-hidup? Begini Kisah Hidupnya

ilham fikriansyah - detikEdu
Sabtu, 02 Mar 2024 10:00 WIB
Lukisan Joan of Arc
Lukisan Joan of Arc. Foto: Wikimedia Commons/Jules-Bastian Lepege
Jakarta -

Tak semua pahlawan negara mengakhiri hidupnya dengan bahagia, salah satunya adalah Joan of Arc. Pahlawan perempuan Prancis ini justru harus mengakhiri hidupnya secara tragis, yakni dengan dibakar hidup-hidup.

Ada kisah di balik Joan of Arc yang harus dibakar hidup-hidup. Lantas, seperti apa ceritanya dan pada tahun berapa Joan of Arc dibakar? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Mengenal Sosok Joan of Arc

Joan of Arc merupakan pahlawan nasional Prancis yang terkenal. Mengutip laman Britannica, Joan of Arc lahir di Domremy, Bar, Prancis pada 1412.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya, Joan of Arc memiliki nama asli Jeanne d'Arc. Namun, karena ia tinggal di pedesaan yang dekat dengan wilayah jajahan Inggris, maka namanya lebih dikenal sebagai Joan of Arc.

Joan sejak kecil tidak bisa baca dan tulis karena tidak ada yang mengajarinya. Meski begitu, sang ibu mengajarkannya agama Katolik sampai Joan menjadi anak yang taat agama.

ADVERTISEMENT

Mendapat Bisikan dari Tuhan

Di usia 13 tahun, Joan tengah berada di padang rumput bersama hewan miliknya. Tiba-tiba ia mendengar bisikan suara dari St. Michael, St. Catherine dari Alexandria, dan St. Margaret.

Dari bisikan tersebut, Joan mendapat dua pesan penting. Pesan pertama adalah untuk menyelamatkan Prancis dari Inggris. Sebab, saat Joan of Arc lahir sedang terjadi perang antara Inggris dan Prancis (disebut Perang 100 Tahun).

Pesan kedua adalah menjadikan Charles VII, pewaris Charles VI, untuk dinobatkan sebagai raja Prancis yang sah.

Joan of Arc atau dikenal dengan nama Jeanne d'Arc.Foto: Wikimedia Commons/Kinney Bros

Dilansir situs History, bisikan tersebut diyakini merupakan perintah dari Tuhan untuk Joan. Di zaman itu, masyarakat percaya pada sebuah ramalan yang mengatakan ada seorang perempuan yang akan menyelamatkan Prancis.

Joan pun tahu tentang ramalan tersebut. Lalu ia yakin bahwa perempuan yang disebut dalam ramalan itu adalah dia. Akhirnya Joan bertekad untuk memenuhi ramalan tersebut.

Keluar dari Kampung Halaman demi Bertemu Charles VII

Di usia 16 tahun, Joan akhirnya keluar dari kampung halamannya dan pergi menuju Vaucouleurs, sebuah benteng terdekat dari tempat tinggalnya. Orang-orang yang ada di benteng tersebut merupakan pengikut setia Charles.

Joan menjelaskan ceritanya yang mendapat bisikan dari Tuhan kepada hakim setempat, Robert de Baudricourt. Joan pun mengajukan diri untuk ikut sebagai tentara perang, namun karena ia seorang perempuan dan masih muda, Robert pun menolaknya.

Namun, setelah mengetahui ramalan tentang wanita penyelamat Prancis, Robert pun mengalah. Ia kemudian menyuruh Joan untuk memotong rambutnya dan berpakaian seperti pria sebelum bertemu Charles VII di Istana Putra Mahkota di Chinon.

Berhasil Memimpin Perang di Orleans

Joan akhirnya pergi ke Chinon dengan menempuh perjalanan selama 11 hari. Sesampainya di istana, Joan tak langsung bertemu dengan Charles VII karena beliau ingin menguji Joan dahulu, apakah benar ia perempuan dalam ramalan tersebut atau bukan.

Sebagai ujian, Charles VII bersembunyi di antara para bangsawan dan pelayannya. Di sini, Joan harus menebak yang mana sosok Charles VII. Hebatnya, Joan berhasil menebak Charles VII dengan cepat dan tepat.

Mengetahui kehebatan wanita tersebut, Charles VII kemudian menerima dan mendengar ramalan dari Joan. Lalu, Joan meminta kepada Charles VII agar dikirim ke Orleans bersama sejumlah pasukan untuk memukul mundur pasukan Inggris.

Sejumlah penasihat dan jendral dari Charles VII menyarankan untuk tidak menyetujui permohonan Joan. Akan tetapi, Charles VII justru mengabulkan permintaan tersebut.

Pada Maret 1429, Joan berangkat menuju Orleans dengan memakai baju besi dan menunggangi kuda putih. Meski ia tidak memiliki pengalaman berperang sama sekali, hebatnya Joan berhasil mengalahkan pasukan Inggris di Orleans.

Setelah kemenangan itu, reputasi Joan of Arc semakin terkenal di Prancis. Ia dan para pengikutnya kemudian mengawal Charles VII melintasi beberapa wilayah berbahaya untuk sampai ke Reims.

Singkat cerita, Charles VII dinobatkan sebagai raja pada Juli 1429. Ketika diangkat menjadi raja, Joan hadir dalam prosesi tersebut. Hal tersebut membuat Joan berhasil mewujudkan ramalannya.

Masa Kehancuran Joan of Arc

Setelah Charles VII dinobatkan sebagai Raja Prancis, Joan berkata kepada beliau untuk memanfaatkan keunggulan pasukannya agar bisa merebut kembali kota Paris dari Burgundy, yang merupakan sekutu Inggris.

Namun di satu sisi, Charles VII bimbang karena sosok penasihat di istana, Georges de La Tremoille, memperingatkannya kalau Joan akan menjadi terlalu berkuasa. Alhasil, Joan pun gagal menyerang pasukan Burgundy di Paris.

Baru pada 1430, Charles VII memerintahkan Joan untuk menghadapi serangan pasukan Burgundy di Compiegne. Namun, usaha Joan kali ini gagal karena ia terlempar dari kuda dan ditinggal di luar gerbang kota oleh para pasukannya.

Pasukan Burgundy kemudian menahan Joan dan membawanya ke Kastil Bouvreuil. Ia kemudian dihukum selama lebih dari satu tahun dan diadili atas 70 dakwaan, di antaranya melakukan praktik ilmu sihir, menyebarkan ajaran sesat, hingga memakai pakaian laki-laki (zaman dahulu perbuatan ini berdosa) oleh pengadilan gereja.

Pada 1431, setelah setahun lebih ditahan dan diancam akan dibunuh, Joan akhirnya mengalah dan menandatangani pengakuan bahwa ia melakukan praktik ilmu sihir dan menyangkal pernah mendapat wahyu dari Tuhan.

Setelah menandatangani perjanjian, walau Joan tidak bisa baca-tulis, ia kemudian diberikan pakaian perempuan sebagaimana mestinya. Namun, empat hari kemudian Joan melanggar perjanjian tersebut dengan memakai kembali pakaian pria.

Dalam perjanjian tersebut, seharusnya Joan of Arc hanya dihukum penjara seumur hidup atas kesalahannya. Tapi karena ia sudah melanggar perjanjian, dilakukan kembali sidang dan menetapkan Joan dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup oleh pengadilan sekuler.

Tanggal Kematian Joan of Arc

Pada 30 Mei 1431, Joan of Arc kemudian dibawa ke pasar lama Rouen. Di pagi itu, tubuh Joan diikat pada sebuah tiang pancang dan kemudian dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup.

20 tahun kemudian, Charles VII memerintahkan penyelidikan ulang terhadap persidangan Joan. Akhirnya atas perintah Charles VII, nama Joan of Arc dibersihkan dari seluruh kesalahannya, meskipun ia telah meninggal dunia dengan cara tragis.

Demikian kisah mengenai Joan of Arc beserta tanggal kematiannya ketika ia dibakar hidup-hidup. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan detikers.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads