Serangan Umum 1 Maret: Mengingat Kembali Peristiwa 6 Jam di Yogyakarta

ADVERTISEMENT

Serangan Umum 1 Maret: Mengingat Kembali Peristiwa 6 Jam di Yogyakarta

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Kamis, 29 Feb 2024 09:30 WIB
Berbagai komunitas penggerak sejarah dari berbagai kota di Indonesia mengenang kembali peristiwa Serangan Oemoem (SO) 1 Maret 1949 di Yogyakarta, Minggu (5/3/2017).
Reka ulang sejarah serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta Foto: Bagus Kurniawan
Jakarta -

Pemerintah menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 2 Tahun 2022 yang diteken Presiden Joko Widodo berdasarkan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Salah satu pertimbangan penetapan tersebut karena peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mampu menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan negara Indonesia di dunia internasional serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Lantas, apa itu peristiwa Serangan Umum? Mari simak artikel ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah peristiwa yang sangat penting maknanya bagi eksistensi dan penegakan kedaulatan negara, yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sehingga memiliki makna penting bagi penegakan dan pengakuan kedaulatan negara baik dari dalam maupun dari luar, demikian dikutip dari Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Nasional Penegakan Kedaulatan Negara (2022) yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Jogja.

ADVERTISEMENT

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah serangan serentak yang dilakukan TNI dan rakyat terhadap pasukan Belanda yang menduduki wilayah Yogyakarta. Saat itu, Yogyakarta menyandang status sebagai ibu kota Republik Indonesia.


Kronologi Serangan Umum 1 Maret 1949

Pada tanggal 1 Maret 1949, Tentara Nasional Indonesia melancarkan serangan umum terhadap markas militer Belanda yang terletak di Yogyakarta. Serangan ini bertujuan untuk merebut kembali Yogyakarta, ibu kota Indonesia, yang pernah direbut Belanda melalui serangan militer pada 19 Desember 1948.

Pada pukul 06.00 tanggal 1 Maret 1949, pasukan TNI bersama seluruh unsur kekuatan Republik Indonesia baik Kepolisian, laskar, dan seluruh komponen masyarakat, sesuai peran dan kapasitasnya masing-masing melancarkan serangan ke Yogyakarta dari segala arah. Serangan itu terjadi setelah sirine yang menandakan berakhirnya jam malam.

Melalui serangan ini, dalam enam jam di Yogyakarta, Indonesia, kehadiran negara tersebut berhasil ditunjukkan kepada dunia internasional. Selain itu, serangan ini juga bertujuan untuk menyatukan kembali bangsa Indonesia yang bersatu memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan menunaikan tugas patriotiknya.


Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan umum pada 1 Maret 1949 ini memberikan dampak besar terhadap posisi Indonesia di mata dunia internasional.

1. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia masih ada dan mampu memberikan perlawanan kepada Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
2. Serangan ini memberikan peluang dalam sidang keamanan PBB terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia.
3. Memperkuat terhadap perjuangan diplomasi Republik Indonesia di sidang keamanan PBB.
4. Meningkatkan mental TNI dan rakyat Indonesia dalam bergerilya.
5. Mematahkan propaganda yang dilakukan Belanda kepada Indonesia di dunia internasional.


Tokoh-Tokoh Serangan Umum 1 Maret 1945

Dikutip dari DetikJateng, berikut daftar sejumlah tokoh yang mempunyai peranan penting dalam Serangan Umum:

1. Sri Sultan Hamengku Buwono IX, selaku Menteri Negara dan pimpinan informal dari rakyat Mataram,
2. Letnan Kolonel Soeharto, selaku Komandan Brigade 10 sekaligus Komandan Gerilya daerah Wehrkreise III Yogyakarta,
3. Kolonel Bambang Sugeng, selaku Panglima Divisi III,
4. Jenderal Sudirman, selaku Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia.


Sedangkan ada beberapa tokoh yang berjasa dalam perlawanan yang terjadi pada penyerangan yang dilakukan pada 1 Maret 1949 sebagai berikut:

1. Letkol Soeharto, yang memimpin langsung pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro,
2. Ventje Sumual, yang memimpin pasukan dari sektor timur,
3. Mayor Sardjono, yang memimpin pasukan dari sektor selatan dan timur,
4. Mayor Kusno, yang memimpin pasukan dari sektor utara,
5. Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki, yang memimpin pasukan dari sektor kota.

Itulah peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Meskipun sudah berlangsung lama, peristiwa tersebut merupakan sejarah penting yang wajib diketahui oleh seluruh warga negara. Semoga bermanfaat ya, Detikers!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads