Sebelum memberikan infus kepada pasien, perawat harus menghitungnya terlebih dahulu agar sesuai dosis. Maka perawat harus mengetahui rumus tetesan infus. Rumus ini salah satunya dipengaruhi faktor tetes makro dan mikro.
Simak artikel ini untuk mengetahui rumus tetesan infus. Kenali juga apa itu faktor tetes untuk jenis makro maupun mikro, dan contoh penghitungan, serta jenis-jenis cairan infus.
Rumus Tetesan Infus
Dikutip dari situs repositori Institut Teknologi Telkom Purwokerto, berikut ini rumus tetesan infus:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keterangan:
- Tpm = tetesan per menit
- t = lama pemberian infus (jam)
- V = kebutuhan cairan (ml)
- FT = faktor tetes atau jumlah tetes per 1 ml
Faktor Tetes
Dari rumus di atas, kita harus memahami apa itu faktor tetes. Faktor tetes adalah jumlah tetesan infus per 1 ml. Faktor tetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu makro dan mikro.
Berikut penjelasan yang dikutip dari situs digital library Universitas Komputer Indonesia:
1. Faktor Tetes Makro
Tetes makro atau macro drip biasa digunakan untuk pasien dewasa. Di Indonesia terdapat dua jenis tetes makro berdasarkan merek set infusnya, yaitu:
- Merek Otsuka dengan faktor tetes = 15 tetes/ml. Berarti satu tetes = 0,067 ml.
- Merek Terumo dengan faktor tetes = 20 tetes/ml. Berarti satu tetes = 0,05 ml.
Ada juga set infus set macro drip dengan faktor tetes 10 tetes/menit, namun jarang ditemui di Indonesia. Set infus 10 tetes/menit biasanya hanya dimiliki rumah sakit rujukan pusat, rumah sakit pendidikan, atau rumah sakit internasional.
2. Faktor Tetes Mikro
Tetes mikro atau micro drip biasa digunakan untuk anak dengan berat badan di bawah 7 kg. Faktor tetes mikro adalah 60 tetes/ml. Berarti satu tetesnya sama dengan 0,01665 ml.
Contoh Menghitung Tetesan Infus
Contoh 1
Dokter memberikan cairan NaCl 0,9% sebanyak 500 cc dalam 2 jam kepada pasien dewasa. Faktor tetes infusnya sebesar 20 tetes/menit. Berapa tetesan per menitnya?
Jawab:
Tpm = (V x FT) / (t x 60 menit)
Tpm = (500 x 20) / (2Γ60)
Tpm = 10.000 / 120
Tpm = 83,33
Jika dibulatkan, maka ada 83 tetes infus per menit yang diperoleh pasien tersebut.
Contoh 2
Seorang pasien anak harus diinfus sebanyak 250 cc selama 5 jam. Faktor tetes infusnya adalah 60 tetes/menit. Hitunglah jumlah tetesan per menitnya!
Jawab:
Tpm = (V x FT) / (t x 60 menit)
Tpm = (250 x 60) / (5Γ60)
Tpm = 15000 / 300
Tpm = 50
Maka ada 50 tetes per menit yang diperoleh pasien anak tersebut.
Jenis Cairan Infus
Cairan infus yang diberikan kepada pasien ada bermacam-macam. Berdasarkan buku Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan II (2020) oleh Lis Sopiah Suryani dkk, jenis cairan infus terdiri adalah cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik.
1. Cairan Hipotonik
Cairan hipotonik biasa diberikan kepada pasien diabetes, dehidrasi, dan cuci darah. Cairan ini misalnya NaCl 45% dan dekstrosa 2,5%.
Cairan hipotonik memiliki osmolaritas atau tingkat kepekatan yang lebih rendah daripada serum. Rendahnya tingkat kepekatan ini menyebabkan ion Na+ bisa larut dalam serum.
2. Cairan Isotonik
Cairan isotonik biasa diberikan kepada pasien hipovolemia, yakni ketika jumlah darah dan cairan dalam tubuh berkurang drastis. Cairan ini misalnya Ring-lactate (RL) dan NaCl 0,9%.
Tingkat kepekatan cairan isotonik ini mendekati serum darah, sehingga menyebabkan cairan ini terus-menerus ada di pembuluh darah.
3. Cairan Hipertonik
Cairan hipertonik biasa diberikan kepada pasien untuk meredakan pembengkakan edema, mengontrol tekanan darah, dan mengontrol produksi urine. Contohnya adalah dekstrosa 5%, NaCl 45%, albumin, dan lain sebagainya.
Osmolaritas cairan hipertonik lebih tinggi daripada serum, sehingga cairan dialirkan dari sel atau jaringan ke pembuluh darah.
Demikian tadi telah kita ketahui rumus tetesan infus, lengkap dengan penjelasan faktor tetes makro dan mikro, beserta contoh soal, dan jenis-jenis cairan infus.
(bai/inf)