Imlek merupakan hari besar yang dirayakan oleh seluruh umat Konghucu. Uniknya, perayaan Imlek seringkali diramaikan dengan turunnya hujan.
Menurut kalender modern, Hari Raya Imlek umumnya jatuh pada 21 Januari-22 Februari. Pada periode tersebut, hujan akan turun dan dikaitkan dengan keberuntungan.
Hujan saat Imlek Pembawa Keberuntungan?
Melansir dari laman ABC, masyarakat Cina percaya jika hujan saat Imlek dapat membawa keberuntungan atau hoki dan kemakmuran. Mereka meyakini semakin banyak hujan turun, maka semakin banyak keberuntungan yang akan mereka dapatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini merupakan pertanda baik untuk mengawali Tahun Baru Cina. Dengan demikian, hujan saat Imlek bagi masyarakat Tionghoa adalah pembawa keberkahan bagi hidup mereka.
Penjelasan BMKG Soal Hujan saat Imlek
Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr. Agie Wandala Putra menjelaskan, hujan saat Imlek karena Imlek bersamaan dengan periode musim hujan saat Januari dan Februari.
"Gong Xi Fa Cai (Imlek) itu biasanya hujan, penanda banyak rezeki. Ini kultural menarik yang perlu kita ambil. Di kita (wilayah Pulau Jawa) memang hujan. Tapi kalau kita ke Ambon misalnya, justru kebalikannya, malah kering. Tapi bukan berarti (di Ambon) kurang rezeki dong ya?" ujar Angie dalam detikInet dikutip Senin (5/2/2024).
Ia menjelaskan, momentum Imlek bertepatan dengan periode puncak musim hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan turunnya hujan di periode tersebut.
"Imlek biasanya Januari-Februari ya. Ketika di periode itu memang monsun Asia aktif, gelombang tropisnya sedang aktif dan sebagainya, sehingga ini memang sedang masuk periode hujan besar," jelasnya.
Hujan Bisa Tidak Turun saat Imlek
Angie menambahkan, Imlek mungkin saja dirayakan ketika tidak hujan, yakni jika harinya bergeser ke periode kering. Untuk diketahui, penghitungan hari dalam Imlek merupakan gabungan berdasarkan fase Bulan mengelilingi Bumi dengan Bumi mengelilingi Matahari (lunisolar atau suryacandra).
Oleh karena itu, hari dalam tahun Imlek tidak sama dengan kalender Masehi ataupun Hijriah, serta bisa maju atau mundur dari Imlek di tahun sebelumnya.
(nir/nwy)