Dongeng Si Kancil dan Gajah beserta Pesan Moralnya

ADVERTISEMENT

Dongeng Si Kancil dan Gajah beserta Pesan Moralnya

Elmy Tasya Khairally - detikEdu
Jumat, 02 Feb 2024 07:00 WIB
Ilustrasi Membacakan Dongeng
Ilustrasi membacakan dongeng kancil dan gajah. Foto: Getty Images/iStockphoto/BongkarnThanyakij
Jakarta -

Dongeng merupakan prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi atau fiktif. Fungsinya hanya sebagai hiburan dan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral.

Biasanya dongeng dibacakan untuk anak menjelang tidur malam. Salah satu dongeng dengan cerita menarik yaitu tentang si Kancil dan Gajah yang hidup di hutan. Bagaimana kisahnya?

Dongeng Kancil dan Gajah

Kancil dan Gajah adalah dua penghuni hutan yang berteman. Tak jarang keduanya saling menyemangati dan mengingatkan satu sama lain. Begini kisah Kancil dan Gajah mengutip buku Koleksi Terbaru Dongeng Kancil dan Para Penghuni Rimba oleh Fatiharifah & Nisa Yustisia dan buku Dongeng Kancil, Unik, Seru dan Mendidik oleh Kak Thifa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kancil dan Gajah Lomba Lari

"Kancil, kenapa kamu murung?" tanya Gajah sepulang mandi di sungai. Badan Gajah terlihat bersih.
"Kamu tahu, besok ada lomba lari?" tanya Kancil tanpa menjawab pertanyaan gajah.
"Iya aku tahu, Aku kan besok ikut lomba lari." jawab Gajah. Kancil tambah sedih

"Kamu kenapa sedih kancil? Aku punya salah ke kamu?" tanya Gajah.
"Bukan gajah, kamu tidak salah. Aku hanya sedih karena besok tidak bisa ikut lomba lari," kata Kancil yang akhirnya menjawab rasa penasaran Gajah.
"Kenapa kamu tidak bisa ikut lomba, Kancil?" tanya Gajah
"Kakiku belum sembuh. Kemarin aku jatuh ketika lari di tengah hutan. Kakiku tersandung akar pohon." jelas Kancil.

ADVERTISEMENT

"Besok pasti sudah sembuh, Kancil," kata Gajah.
"Mana mungkin sembuh gajah," Kancil menangis tersedu-sedu karena dia sudah latihan lari di tengah hutan selama berhari-hari.
"Jangan bersedih, Kancil. Tenang saja, besok kamu bisa ikut lomba lari bersamaku. Aku akan menjemputmu pagi-pagi sekali," kata Gajah.

"Bagaimana aku bisa ikut lomba lari? Kadang Gajah berlebihan dan hanya mencoba menghiburku," kata Kancil dalam hati.

Keesokan harinya, Gajah datang ke rumah Kancil. Kancil pun kaget, ternyata gajah benar-benar datang menjemputnya.

"Naiklah ke punggungku, Kancil," ajak Gajah.

Kancil tidak bisa menolak, dia naik ke punggung Gajah. Ketika sampai di arena lomba lari, Kancil tetap duduk di punggung Gajah.

"Kita akan lomba lari bersama," kata Gajah.

"Bagaimana caranya?," tanya Kancil kebingungan.

"Duduklah di punggungku dengan manis, Kancil. Kita akan larii.." ucap Gajah sambil berlari bersama hewan lainnya.

Kancil senang sekali. Gajah memang sahabat yang sangat baik. Mereka berlari sampai garis finis.

2. Kancil dan Gajah Main Air

Pada suatu siang hari, Gajah berjalan menuju sungai. Selain mau minum, dia juga ingin mandi. Badannya gerah sekali.

Sesampainya di sungai Gajah minum sepuasnya. Dia juga membersihkan badan dengan cara menyemprotkan air menggunakan belalainya.

"Kau sudah selesai mandi, Gajah?" tanya Berang-berang.

"Sudah, tapi aku masih ingin bermain dengan air sungai," jawab Gajah sambil menyemprotkan air ke segala arah.

"Hati-hati, Gajah!" Jangan sampai semprotan airmu mengenai tubuh binatang lain," kata berang-berang. Gajah pun menyanggupinya.

Begitulah yang dilakukan Gajah setiap ke sungai. Sebenarnya hal tersebut tidak masalah. Tapi jika dilakukan setiap hari, binatang lain khawatir air sungai terbuang sia-sia.

Di suatu siang, Gajah sedang asyik bermain air di sungai. Dia menyemprotkan air ke segala arah. Dari kejauhan, Kancil memerhatikan kelakuan Gajah. Seperti hewan-hewan lain, Kancil takut jika air sungai terbuang sia sia. Kancil pun mendekati Gajah

"Hai Gajah! Sepertinya asyik sekali, ya?" tanya Kancil basa-basi.

"Menyenangkan sekali menyemprotkan air dengan belalaiku," kata Gajah.

Kancil tersenyum. "Memang menyenangkan sepertinya. Tapi Gajah, aku khawatir air sungai akan terbuang sia-sia jika seperti ini. Sebab, sungai digunakan oleh semua warga hutan lho." kata Kancil hati hati.

"Ah tenang saja Cil. Lihatlah, air sungai begitu banyak. Sebanyak apapun yang kugunakan pasti akan cukup untuk keperluan semua warga hutan, jawab Gajah tenang. Kancil hanya terdiam.

Beberapa bulan kemudian, musim kemarau tiba. Perlahan air sungai menyusut. Hingga akhirnya, persediaan air menjadi terbatas. Hal ini membuat Singa Sang Raja Hutan sampai harus memberlakukan peraturan, bahwa air sungai hanya dapat digunakan untuk minum.

Semua binatang sedih, terutama Gajah. Melihat suasana hutan yang kekeringan dan sulit air, Gajah merasa bersalah. Dia sangat menyesal karena telah membuang banyak air hanya untuk bermain.

Pesan Moral Dongeng Kancil dan Gajah

Sebuah dongeng biasanya memiliki nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral dari dongeng kancil dan gajah adalah:

  • Senyum sahabat adalah kebahagiaan kita sendiri.
  • Gunakan air seperlunya.
  • Jangan suka membuang-buang air untuk sesuatu yang tidak penting.
  • Hindari sifat boros.
  • Terapkan prinsip hidup hemat dan sesuai kebutuhan.

Dongeng kancil dan gajah sangat tepat dibacakan untuk sebelum istirahat atau ketika main bersama. Selain memperoleh nilai moral, dongeng ini juga tepat untuk meningkatkan literasi dan kemampuan membaca.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads