Ilmuwan di China berhasil mengkloning seekor monyet rhesus (Macaca mulatta) bernama Retro. Monyet ini sekarang telah berusia 2 tahun sejak hari kelahirannya.
Dikutip dari IFL Science, kloning Retro dilakukan oleh Qiang Sun dan tim dari University of Chinese Academy of Science. Adapun nama Retro diambil dari salah satu teknik yang digunakan yakni penggantian trofoblas.
Dalam jurnal Nature Communications dijelaskan kloning Retro menggunakan teknik somatic cell nuclear transfer (SCNT). Para ilmuwan mengklaim metode baru ini dapat memberikan strategi menjanjikan bagi kloning primata di masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melaporkan keberhasilan kloning monyet rhesus jantan yang sehat dan memperkenalkan strategi yang menjanjikan untuk kloning primata," ujar para ilmuwan dalam jurnal tersebut.
SCNT adalah teknik yang digunakan juga untuk mengkloning banyak spesies mamalia, termasuk Dolly si domba, tikus, musang, kelinci, anjing, babi, kambing, dan sapi.
"Yang mencolok, tidak ada monyet rhesus yang dikloning melalui somatic cell nuclear transfer sejauh ini," kata para ilmuwan.
Proses Kloning Retro
Para ilmuwan menjelaskan kloning dilakukan dengan memasukkan sel somatik (sel apapun selain sel sperma atau telur) ke dalam sel telur yang sudah dikupas dari inti. Lalu, sel tersebut dirangsang agar mengalami pembelahan sel untuk kemudian menjadi organisme utuh.
Hasil kloning akan memiliki genetik yang identik dengan donor inti sel somatik. Bukan hanya Retro, teknik ini juga pernah dilakukan pada monyet rhesus sebelumnya.
Akan tetapi, percobaan sebelumnya mengalami kegagalan. Percobaan yang dilakukan pada 2022 lalu tersebut menemui bahwa sel somatik hasil kloning mati pada usia 12 jam setelah kelahiran.
Teknik SCNT sudah pernah dilakukan juga pada spesies monyet serupa lain pada 2018. Kloning tersebut menghasilkan dua klon monyet cynomolgus bernama Zhong Zhong dan Hua Hua. Mereka jadi primata pertama di dunia hasi kloning.
Pada 1997, percobaan serupa dilakukan oleh ilmuwan Amerika Serikat dan menghasilkan monyet rhesus hasil kloning bernama Tetra. Namun, bedanya teknik yang digunakan adalah pembelahan embrio awal menjadi beberapa bagian.
Hasilnya, lahirlah monyet kembar. Teknik ini juga dikenal masyarakat sebagai cara untuk membuat kembaran buatan.
Kloning pada Manusia, Mungkinkah?
Para ilmuwan studi sebelumnya menemukan kelainan dalam cara informasi genetik dibaca oleh embrio kloning yang sedang berkembang. Dengan begitu, selama percobaan mereka mencoba memastikan embrio kloning berkembang dengan plasenta yang sehat.
Dengan suksesnya kloning Retro ini, para ilmuwan meresahkan akan ada pihak yang beranggapan teknik serupa dapat dicoba pada manusia. Namun, hal ini masih tabu dibicarakan karena bertentangan dengan moral dan etis manusia.
Meskipun hal tersebut terbilang aneh, para ilmuwan mengatakan ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum percobaan pada manusia. Caranya dengan mengkloning mamalia anggota genus kera besar misalnya simpanse atau gorila.