Kota kuno Pompeii terkubur di bawah abu dan batu setebal beberapa meter akibat letusan Gunung Vesuvius pada 79 M. Para peneliti kelak menemukannya kembali dengan berbagai artefak dan sisa kehidupan para warga masa itu.
Kota Romawi kuno tersebut bukan satu-satunya yang hilang ditelan bencana alam. Dari Inggris hingga Amerika Selatan, berikut peradaban kuno yang lenyap akibat bencana alam dan ditemukan lagi.
Peradaban Kuno Ini Sempat Lenyap karena Bencana Alam
Helike
![]() |
Gempa Bumi di Teluk Korintus, Yunani meruntuhkan dan menenggelamkan kota kuno Helike sekitar 373-372 sebelum Masehi (SM). Hampir 400 tahun kemudian, laguna setempat mengering hingga reruntuhan Helike tampak oleh pengelana Pausanias.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kini, semua area laguna tertutup sedimen yang terbawa sungai. Para arkeolog dan peneliti mendapati, warga Helike sempat punya koin yang dicetak sendiri. Salah satu koin bergambar Poseidon Helikonios, dewa laut dan gempa Bumi yang mereka sembah. Koin tersebut disimpan di Museum Berlin, dikutip sari laman Helike Project.
Het
![]() |
Penelitian pada pohon-pohon yang sempat tumbuh di peradaban Het kuno mendapati warga setempat pernah terkena bencana kekeringan parah. Bencana tersebut berlangsung tiga tahun berturut-turut. Kondisi ini diperkirakan mengantarkan peradaban Het jatuh akibat perubahan iklim, invasi, dan perang sekitar 1200 SM.
![]() |
Peradaban bangsa Het berpusat di Hattusa terletak di Anatolia tengah (kini Turki), mencakup sebagian Irak dan juga Suriah. Lawan geopolitik utama Mesir Kuno masa Kerajaan Baru ini dahulu mampu bertahan di tengah ancaman kerajaan lain dan hidup di daerah semi-kering, seperti dilaporkan peneliti seni dan sains klasik Cornell University, Sturt Manning dan rekan-rekan di jurnal Nature.
Tiwanaku
![]() |
Peradaban Tiwanaku terimbas kekeringan panjang yang meruntuhkan pemerintahan tingkat negara bagian di Andes, Amerika Selatan ini. Kekeringan berkepanjangan dan parah awalnya tercatat berakhir pada 1025 M, tetapi sedimen danau menunjukkan kekeringan di sana berlanjut bahkan sampai abad ke-13.
![]() |
Warga Tiwanaku semula hidup sebagai masyarakat tani intensif yang mengandalkan curah hujan monsun. Kekeringan dan runtuhnya rezim politik di sana membuat peradaban ini lenyap, seperti dilaporkan dalam penelitian T Elliot Arnold dan rekan-rekan di jurnal Quaternary Science Review.
Minoa
![]() |
Letusan dahsyat gunung api Santorini 3.600 tahun lalu diperkirakan sama besarnya dengan letusan Gunung Tambora pada 1815. Peradaban Minoa di Akrotiri, Santorini, Yunani terkubur di bawah abu tebal dan batu apung setinggi beberapa meter akibat bencana vulkanik ini.
![]() |
Peradaban Minoa berkembang di pulau Thera di Aegea (Santorini) sekitar 2400-1450 SM. Dikutip dari laman Museum Akrotiri, warga peradaban Mycenaean di daratan Yunani juga terdampak letusan gunung api sehingga harus pergi mengungsi akibat kelaparan dan wilayahnya mengalami kerusakan.
Doggerland
![]() |
Tsunami setinggi 10-30 meter diperkirakan menghancurkan Doggerland pada 8.200 tahun yang lalu. Sebelum rusak, daratan ini sempat menghubungkan Inggris dengan daratan Eropa, dikutip dari DW.
Doggerland diambil dari gumuk pasir yang tersisa di wilayah tersebut. Namun semula, ada kelompok pemburu-pengumpul Zaman Batu yang tinggal di sana. Materi genetik hewan dan tumbuhan di lapisan sedimen menunjukkan Doggerland sempat punya hutan campuran luas, lanskap perbukitan luas, berisi sapi dan babi liar, rusa kutub, dan mamalia lain.
Berakhirnya Zaman Es membuat permukaan air setempat naik 2 cm per tahun. Ini membuat daratan Doggerland menyusut sampai jadi 23.000 km persegi, sekitar 2 kali Kepulauan Seribu, DKI Jakarta saja. Tsunami menghancurkan sebagian besar hutan, manusia dan hewan menjadi korban jiwa, tanah menjadi asin, dan menyisakan lahan rawa.
(twu/pal)