Sejarah Aluminium, Penemuan Hans Christian Oersted yang 'Ajaib'

ADVERTISEMENT

Sejarah Aluminium, Penemuan Hans Christian Oersted yang 'Ajaib'

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Senin, 15 Jan 2024 17:30 WIB
Pekerja mengambil sampah aluminium pembungkus pipa gas (insulation) yang sudah tak terpakai dari PT Badak di Bontang, Kaltim.
Foto ilustrasi: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta -

Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam sektor kehidupan manusia sekarang. Bisa dibilang, aluminium merupakan elemen penting penyangga kehidupan modern.

Bagaimana tidak, penggunaan aluminium dapat ditemukan mulai dari bidang transportasi, bangunan dan konstruksi, pengemasan, hingga teknologi.

Produk hasil dari pengolahan logam aluminium juga mungkin sedang kamu gunakan saat ini, seperti handphone, laptop, TV, atau mobil. Kaleng minuman serta kacamata sebagai alat bantu melihat juga terbuat dari aluminium. Jadi bisa dikatakan, kini hampir semua orang menggunakan aluminium setiap harinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kira-kira siapa orang yang menemukan aluminium, ya?

Sejarah Singkat Aluminium

Logam aluminium ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada 1825. Untuk mengetahui sejarah singkat penemuan aluminium, simak penjelasan berikut yang dilansir dari laman Aluminium Leader.

ADVERTISEMENT

- Periode Hans Christian Oersted

Aluminium yang merupakan logam paling banyak digunakan saat ini, ditemukan oleh ahli kimia asal Denmark, Hans Christian Oersted pada 1825. Ia adalah orang pertama yang berhasil mengekstraksi bentuk murni aluminium dari bijihnya (bauksit).

Sebagai informasi, bauksit atau bijih aluminium pertama kali ditemukan oleh ahli geologi Pierre Berthier pada 1821. Kala itu, Pierre menemukan endapan batu lempung kemerahan di Les Baux, Perancis. Batuan itu kemudian dinamakan bauksit yang diambil dari nama daerah ditemukannya.

Sebelum Hans Christian Oersted berhasil melakukan percobaannya, seorang ahli kimia Inggris bernama Humphry Davy pernah mencobanya terlebih dulu.

Pada 1808, Humphry menemukan bahwa aluminium dapat diproduksi melalui reduksi elektrolit dari alumina (aluminium oksida). Namun, percobaannya gagal sehingga ia tidak mampu membuktikan teori itu.

Barulah Hans berhasil mengekstraksi aluminium dari bauksit pada tahun 1825. Ia menghasilkan paduan aluminium dari unsur-unsur yang digunakan dalam eksperimen, bukan aluminium murni.

Usaha Hans kemudian dilanjutkan oleh Friedrich Woehler, ahli kimia Jerman yang awalnya mengerjakan bubuk aluminium pada 1827. Setelah 18 tahun bereksperimen, Friedrich berhasil membuat bola-bola kecil dari aluminium cair (globules) yang dipadatkan.

Ahli kimia dan teknologi asal Perancis, Henri-Etienne Sainte-Claire Deville, mentransfer metode kimia pembuatan aluminium yang ditemukan oleh para ilmuwan ke aplikasi industri.

Ia memperbaiki proses yang dikerjakan Friedrich dan memproduksi aluminium industri pertama bersama rekannya di fasilitas produksi Charles dan Alexandre Tissier di Rouen, Perancis pada 1856.

Logam yang dihasilkan Henri menyerupai perak tapi ringan dan dihargai mahal. Sehingga pada saat itu, aluminium dianggap sebagai bahan elit yang diperuntukkan dalam pembuatan ornamen dan barang mewah serta perhiasan.

Medali yang dibuat pada masa pemerintahan Napoleon III dianggap sebagai produk aluminium pertama yang pernah diciptakan.

- Periode Charles Hall-Paul HΓ©roult

Perkembangan aluminium berubah ketika metode produksi elektrolitik yang lebih hemat biaya pada 1886 ditemukan. Metode ini melibatkan reduksi lelehan aluminium oksida dalam kriolit.

Metode produksi elektrolit tersebut dikembangkan oleh seorang insinyur Perancis Paul HΓ©roult secara mandiri. Pada waktu yang sama, seorang mahasiswa Amerika bernama Charles Hall juga mencoba metode serupa.

Pada 1888, Swiss Metallurgical Society dan Rathenau, seorang industrialis asal Jerman, menandatangani perjanjian pendirian Perusahaan Saham Gabungan Industri Aluminium di Neuhausen, Swiss. Kemudian, namanya berubah menjadi Aluminium Smelter Society.

Setelahnya, produksi aluminium meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam lima tahun. Yang tadinya hanya produksi 40 ton aluminium yang dicairkan pada 1890 di Neuhausen, pada 1895 mampu memproduksi 450 ton.

Di sisi lain, Charles Hall mendirikan Pittsburgh Reduction Company (sekarang dikenal Alcoa) pada 1888. Beberapa bulan pertama, perusahaan ini hanya memproduksi 20-25 kilogram aluminium per hari. Namun pada 1890, produksi meningkat menjadi 240 kilogram setiap hari.

Kemudian pada 1889, seorang ahli kimia asal Austria yakni Karl Joseph Bayer menemukan metode produksi alumina atau aluminium oksida yang murah dan layak. Alumina ini yang menjadi bahan baku dasar produksi aluminium.

- Periode Modern

Setelahnya, aluminium mulai digunakan meluas dengan banyak cara untuk menciptakan berbagai industri baru. Mulai dari pembuatan kapal penumpang, kereta, mobil, hingga pesawat.

Aluminium juga dipakai memproduksi peralatan rumah tangga seperti wajan dan panci untuk mengganti bahan tembaga dan besi cor yang sebelumnya dimanfaatkan. Selain itu, jenis logam ini digunakan pula untuk produksi aluminium foil pertama kalinya pada 1910.

Pada zaman modern, aluminium digunakan pada ranah yang lebih luas lagi. Di mana penggunaannya merambah ke sektor konstruksi, bangunan, hingga teknologi.

Proses produksi aluminium yang digunakan saat ini diketahui didasarkan pada metode yang dikembangkan oleh Karl Joseph Bayer dan Charles Hall-Paul HΓ©roult.

Dalam buku The Natural History karya Pliny the Elder, umat manusia disebutkan sudah lebih dulu menemukan aluminium bahkan jauh sebelum para ilmuwan coba menciptakan aluminium,

Di dalam buku itu diceritakan bahwa ada seorang pengrajin abad pertama mempersembahkan sebuah cangkir yang terbuat dari logam tak dikenal kepada Tiberius, Kaisar Romawi.

Penampakan logam itu dikatakan terlihat seperti perak, tetapi terlalu ringan untuk dibuat menjadi sebuah potongan peralatan. Logam ini diduga sebagai aluminium.

Nah, itu dia sejarah singkat aluminium yakni jenis logam yang ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada 1825. Semoga jadi informasi yang membantu!




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads