Kehidupan Masa Perundagian: Kepercayaan, Ekonomi, Teknologi, dan Hasil Budaya

ADVERTISEMENT

Kehidupan Masa Perundagian: Kepercayaan, Ekonomi, Teknologi, dan Hasil Budaya

Bayu Ardi Isnanto - detikEdu
Selasa, 26 Des 2023 08:45 WIB
Gong Nekara Selayar
Foto: Gong Nekara Selayar (pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id)
Jakarta -

Di akhir masa prasejarah di Indonesia, dikenal masa perundagian atau masa logam. Manusia pada saat itu sudah mengenal logam, seperti perunggu dan besi, serta membuat aneka barang dari bahan tersebut.

Masa ini adalah kelanjutan dari masa sebelumnya, yaitu masa berburu dan meramu, hingga zaman batu. Kata 'perundagian' berasal dari kata undagi yang berarti seseorang yang ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu.

Manusia pada masa ini manusia sudah ahli dalam menciptakan barang dari logam. Hasil kebudayaannya antara lain benda kesenian, peralatan hidup, dan peralatan upacara adat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak artikel ini untuk mengenal kehidupan masa perundagian di Indonesia, mulai dari sistem kepercayaan, kehidupan sosial-ekonomi, sistem teknologi, dan hasil kebudayaannya.

Sistem Kepercayaan Masa Perundagian

Sistem kepercayaan di masa perundagian masih melanjutkan masa-masa sebelumnya, yaitu animisme dan dinamisme. Berikut ini penjelasan yang dikutip dari buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X: Kehidupan Awal Manusia Indonesia yang diterbitkan Kemdikbud:

ADVERTISEMENT

1. Animisme

Animisme adalah kepercayaan bahwa suatu benda memiliki kekuatan supranatural berwujud roh. Roh tersebut dapat dipanggil dan diminta pertolongan pada saat diperlukan.

Kepercayaan inilah yang membuat manusia memuja roh yang menempati suatu benda atau tempat dengan cara memberi sesajen atau persembahan.

2. Dinamisme

Dinamisme merupakan perpanjangan dari animisme. Roh diyakini berasal dari jiwa manusia yang meninggal, kemudian tinggal berbagai tempat, seperti hutan belantara, lautan luas, gua, sumur dalam, sumber mata air, pohon besar, dan batu besar.

Kehidupan Sosial-Ekonomi Masa Perundagian

Kehidupan sosial-ekonomi pada masa perundagian memiliki ciri sebagai berikut:

  • Jumlah penduduk semakin bertambah, pertanian dan peternakan semakin maju, serta mengenal cara bercocok tanam yang sederhana.
  • Dibandingkan masa sebelumnya, kehidupan masyarakat zaman perundagian sudah semakin teratur, yaitu memiliki pembagian kerja berdasarkan keahlian masing-masing individu.
  • Masyarakat sudah memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan musim dan bisa memperhitungkan musim tanam dan panen.
  • Muncul golongan undagi yang terampil membuat berbagai benda, seperti rumah kayu, gerobak, maupun benda logam. Akan tetapi pertanian tetap menjadi usaha utama.
  • Perempuan juga berdagang di pasar.
  • Kegiatan ekonomi semakin berkembang, baik di bidang perikanan, pertanian, kerajinan tangan dan lainnya. Kemudian hasilnya diperdagangkan dengan sistem barter.
  • Sistem kemasyarakatan sudah teratur dan mengenal aturan tata tertib serta norma.

Sistem Teknologi Masa Perundagian

Dilansir dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas X: Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia, masyarakat masa perundagian mengenal teknologi pembuatan benda dari logam. Ada dua teknik pembuatan, yaitu:

1. Teknik Cetak Tuang (A Cire Perdue)

Teknik pertama ialah teknik cetak tuang atau a cire perdue. Langkah pembuatan benda logam dengan teknik ini meliputi:

  • Membuat model logam menggunakan lilin dan bahan dasar sesuai keinginan.
  • Model lilin itu kemudian dilapisi dengan tanah liat. Setelah mengeras, tanah liat dipanaskan dengan api sehingga lilin mencair dan keluar melalui lubang di bawahnya.
  • Bagian atas model sudah dilubangi sebagai tempat memasukkan cairan logam.
  • Tunggu cairan logam sampai dingin.
  • Setelah dingin, pecahkan model tanah liatnya dan benda yang diinginkan pun telah jadi.

Kelebihan teknik cetak tuang adalah memiliki detail benda yang lebih sempurna. Sedangkan kekurangannya adalah cetakannya hanya sekali pakai, sehingga harus membuat model lagi saat membuat benda yang sama.

2. Teknik Dua Setangkup (Bivalve)

Selanjutnya adalah teknik dua setangkup atau bivalve. Langkah pembuatan benda logam
Dengan teknik ini meliputi:

  • Membuat cetakan dengan model yang ditangkupkan.
  • Tuangkan logam cair ke dalam cetakan tersebut.
  • Kedua cetakan tersebut saling ditangkupkan.
  • Tunggu sampai logam dingin.
  • Buka cetakan dan benda logam pun sudah jadi.

Kelebihan teknik dua setangkup ini adalah dapat menggunakan cetakan berulang kali. Sedangkan kekurangannya adalah terdapat rongga di dalamnya sehingga hasilnya tidak terlalu kuat.

Hasil Kebudayaan Masa Perundagian

Hasil kebudayaan pada masa perundagian dapat dilihat berdasarkan pembagian zamannya. Masa perundagian di Indonesia dikenal menjadi dua, yaitu zaman perunggu dan zaman besi.

Sedangkan zaman tembaga tidak dikenal di Indonesia karena bahan ini tidak ditemukan di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

Zaman Perunggu

Perunggu merupakan logam dari campuran tembaga dengan timah putih. Masyarakat zaman ini antara lain menciptakan dua macam benda, yaitu:

1. Nekara Perunggu

Nekara perunggu adalah semacam genderang besar dengan pinggang pada bagian tengah dan atasnya. Fungsi nekara adalah sebagai simbol status sosial dan sarana upacara, baik upacara kematian ataupun kesuburan.

Nekara juga digunakan untuk memanggil hujan dan memanggil roh leluhur agar turun ke dunia memberikan berkatnya.

2. Kapak Corong atau Kapak Sepatu

Kapak corong adalah benda yang dibuat dengan teknik bivalve maupun a cire perdue, kemudian diasah sebagaimana telah dilakukan manusia zaman Neolitikum.

Teknik ini membuat bagian ujung kapak tajam dan bisa digunakan untuk membalik tanah seperti cangkul atau luku.

Bentuk kapak corong memiliki tangkai mirip corong dan bagian tajamnya menyerupai kapak batu. Bagian corong fungsinya sebagai tempat pemasangan tangkai kayu
yang menyiku seperti bentuk kaki.

3. Bejana Perunggu

Bejana perunggu bentuknya seperti gitar spanyol, namun tanpa tangkai. Bejana ini memiliki pola hiasan mirip huruf J dan hiasan anyaman. Benda ini banyak ditemukan di daerah Sumatera dan Madura.

Zaman Besi

Pada zaman ini, manusia sudah bisa melebur besi dari bijinya untuk dituang sehingga terbentuk benda yang diperlukan.

Teknik peleburan besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu sekitar 3.500 Β°C. Hasil kebudayaan di zaman ini antara lain pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak.

Itulah tadi telah kita kenali kehidupan manusia prasejarah di masa perundagian, mulai dari sistem kepercayaan, sosial-ekonomi, teknologi, dan hasil kebudayaannya.




(bai/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads