Antroposfer adalah konsep dalam ilmu geografi yang mengacu pada bagian dari lingkungan Bumi yang secara signifikan dipengaruhi dan dibentuk oleh aktivitas manusia.
Konsep ini merupakan salah satu dari lima lapisan utama Bumi bersama dengan litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer.
Mengenal dan mempelajari antroposfer akan sangat bermanfaat bagi kita untuk mengetahui interaksi manusia dengan lingkungan termasuk dampak aspek sosial dalam kontek geografi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui lebih dalam tentang antroposfer, mari simak penjelasan berikut ini
Pengertian Antroposfer
Istilah antroposfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata 'antrophose' yang berarti manusia dan 'sphere' yang berarti lapisan sehingga dapat disimpulkan bahwa istilah tersebut merujuk pada lapidan yang ditempati manusia.
Dikutip dari buku Geografi 2: Lingkungan Fisik dan Sosial oleh Siti Azizah Susilawati dkk., antroposfer merupakan salah satu objek material geografi yang berkaitan dengan segala perkembangan aktivitas manusia di Bumi.
Antroposfer menjadi kajian kependudukan dalam konteks keruangan. Artinya, antroposfer mempelajari persebaran, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan aspek demografis penduduk.
Penduduk dapat didefinisikan sebagai sejumlah manusia, baik individu atau kelompok, yang menempati suatu wilayah atau negara dalam kurun waktu yang cukup untuk dilaksanakan pendataan.
Dalam antroposfer, pendataan menjadi hal penting untuk memvalidasi fakta lapangan. Menurut Badan Pusat Statistik, pendataan penduduk dapat dilakukan dengan cara sensus, survei, dan registrasi penduduk.
Seiring berjalannya waktu, data tersebut bersifat dinamis karena penduduk dalam suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti fertilitas, mortalitas, dan mobilitas.
Dengan demikian, antroposfer membahas seluruh dinamika manusia meliputi pertumbuhan penduduk, mobilitas penduduk, komposisi penduduk, dan ketenagakerjaan penduduk.
Aspek-aspek Kependudukan dalam Lingkup Antroposfer
Dikutip dari buku Geografi XI: Membuka Cakrawala Dunia karya Bambang Utoyo, berikut beberapa aspek kependudukan dalam ruang lingkup antroposfer:
1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara pada dasarnya dapat dikelaskan sebagai suatu modal atau bahkan beban pembangunan. Hal ini karena jika perkembangan penduduk tidak disertai dengan kualitas kesehatan, pendidikan, dan adaptasi teknologi yang memadai maka menyebabkan ledakan penduduk.
2. Pertumbuhan Penduduk
Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalan suatu wilayah tertentu dinamakan sebagai dinamika penduduk. Gejala dinamika penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (mobilitas) penduduk.
3. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata akan mengakibatkan perbedaan tingkat kepadatan penduduk, atau jumlah penduduk dalam satuan wilayah tertentu. Angka kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu kepadatan penduduk kasar, kepadatan penduduk fisiologis, dan kepadatan penduduk agraris.
4. Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk yang tinggi dapat mendukung pembangunan dan kemakmuran masyarakat. Kualitas penduduk mencakup aspek-aspek seperti harapan hidup, tingkat pendidikan, ketersediaan pekerjaan, dan kesejahteraan umum penduduk.
5. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk merujuk pada perpindahan fisik manusia dari satu tempat ke tempat lain, baik dalam suatu wilayah, antarwilayah, atau antarnegara. Contoh mobilitas penduduk di antaranya komuter, urbanisasi, atau migrasi internasional.
Contoh Masalah Kependudukan
Ruang lingkup yang dipengaruhi oleh manusia merupakan hal yang dinamis. Oleh karena itu, dalam kajian antroposfer kita kerap menemukan masalah-masalah kependudukan.
Berikut detikEdu rangkum contoh masalah kependudukan dari buku Geografi XI: Menyingkap Fenomena Geosfer oleh Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat:
1. Jumlah penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk berkaitan dengan ketersediaan sumber daya, termasuk lahan, air, makanan, dan pekerjaan. Overpopulasi dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada infrastruktur dan layanan publik.
2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan tekanan ekonomi dan sosial seperti ketersediaan lapangan kerja, pendidikan, layanan kesehatan, hingga ketidaksetaraan ekonomi.
3. Angka kematian bayi yang tinggi. Tingginya angka kematian bayi dapat menjadi indikator masalah kesehatan dan akses terhadap layanan medis. Ini dapat mengurangi harapan hidup dan kualitas hidup penduduk.
4. Persebaran penduduk yang tidak merata dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan dan peluang ekonomi. Beberapa daerah mungkin mengalami tekanan berlebihan sementara yang lain mengalami depopulasi.
5. Struktur usia muda yang cukup tinggi menimbulkan tantangan pendidikan dan pekerjaan, karena perlu menyediakan fasilitas pendidikan dan pekerjaan yang cukup.
6. Ketergantungan tinggi, yaitu rasio antara jumlah individu yang tergantung (anak-anak dan lansia) dengan jumlah individu yang bekerja, dapat memberikan tekanan tambahan pada anggaran pemerintah dan sistem kesejahteraan.
7. Sex ratio yang tidak seimbang (lebih dari 100) dapat menunjukkan adanya ketidakseimbangan gender yang mungkin disebabkan oleh praktik seleksi jenis kelamin, yang dapat mengakibatkan masalah sosial dan demografis.
8. Angka harapan hidup yang rendah menandakan masalah kesehatan dan ketidaksetaraan dalam akses terhadap pelayanan kesehatan.
9. Arus migrasi desa-kota yang besar dapat menyebabkan tekanan pada infrastruktur perkotaan, seperti perumahan, transportasi, dan layanan kesehatan. Ini juga dapat meninggalkan daerah asal dengan kurangnya tenaga kerja dan sumber daya manusia.
Nah, itulah penjelasan mengenai antroposfer beserta dengan aspek kependudukan dan contoh masalahnya.
(pal/pal)