Mengenal Gempa Swarm: Bermagnitudo Kecil Tapi Sering dan Berdurasi Lama

ADVERTISEMENT

Mengenal Gempa Swarm: Bermagnitudo Kecil Tapi Sering dan Berdurasi Lama

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Senin, 11 Des 2023 16:00 WIB
Statistik gempa swarm yang terjadi di Jailolo, Halmahera Barat, Malut
Foto: Dok. BMKG
Jakarta -

Indonesia dikenal sebagai negara yang rawan terjadi bencana alam, seperti gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi pula bermacam-macam jenisnya. Setiap jenis gempa memiliki faktor penyebab masing-masing. Salah satu gempa tersebut adalah gempa swarm.

Gempa swarm merupakan jenis gempa yang terjadi secara terus menerus dalam waktu tertentu. Lantas apa penyebab gempa swarm ini? Apakah gempa ini pernah terjadi di Indonesia? Informasi lengkap mengenai gempa swarm dapat detikers simak dalam ulasan berikut.

Pengertian Gempa Swarm

Dikutip dari buku Gempa Bumi oleh Ruyani, gempa bumi swarm adalah gempa bumi yang terjadi secara terus-menerus dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bahkan bisa mencapai 3 bulan atau lebih. Gempa bumi swarm ini dapat terjadi pada wilayah atau zona yang labil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian gempa swarm menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu lama. Gempa swarm biasanya terjadi tanpa disertai gempa utama (mainshock).

Gempa swarm yang terjadi secara terus menerus ini cenderung tidak menimbulkan dampak yang besar. Dilansir dari detikNews, aktivitas gempa swarm biasanya hanya menyebabkan keresahan dan jarang timbul kerusakan. Bahkan karena magnitudonya yang kecil, gempa ini juga tidak memicu tsunami di daerah pesisir pantai.

ADVERTISEMENT

Penyebab Gempa Swarm

Gempa swarm biasanya terjadi pada area gunung api yang berkaitan dengan transportasi fluida, intrusi magma, atau migrasi magma yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan di bawah permukaan zona gunung api, sebagaimana dikutip dari artikel BMKG.

Gempa bumi swarm juga dapat terjadi karena adanya bagian sesar yang mengalami rayapan (creeping) sehingga terjadi deformasi aseismik atau adanya bagian segmen sesar yang tidak terkunci (locked) dan bergerak secara perlahan. Saat terjadi swarm ini, di zona gempa tidak ada aktivitas vulkanisme, sehingga menunjukkan bahwa aktivitas swarm terjadi berasosiasi dengan aktivitas sesar.

Hal ini seturut dengan yang dilansir dari situs Universitas Gunadarma, di mana gempa swarm merupakan dampak dari sesar yang aktif dan berada di kedalaman dangkal. Pergerakan sesar yang sering terjadi ini bisa dalam waktu relatif lama, yaitu lebih dari sebulan.

Pada beberapa kasus, gempa swarm bisa juga terjadi di zona gunung berapi. Swarm terjadi ketika suatu bagian mengalami akumulasi medan tegangan yang berkaitan dengan adanya aktivitas pergerakan magma. Aktivitas swarm sering terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan rapuh dan mudah mengalami retakan.

Contoh Terjadinya Gempa Swarm

Terjadinya gempa swarm di Indonesia sudah beberapa kali pernah terjadi di berbagai daerah. Beberapa contoh gempa swarm yang pernah terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten Bogor

Dilansir dari detikEdu, tercatat telah terjadi 32 gempa swarm di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang & Nanggung Kabupaten Bogor pada awal Desember 2023. Gempa ini memiliki kekuatan antara M1,8-M4,0 dan menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan ringan.

Menurutnya, aktivitas gempa swarm di zona ini serupa dengan yang terjadi pada Agustus 2019. Pada saat itu terjadi 673 kali gempa signifikan M > 5,0 sebanyak 22 kali. Adapun pada waktu itu guncangan yang dirasakan sebanyak 56 kali.

2. Ambarawa-Salatiga-Ungaran

Gempa bumi swarm juga pernah terjadi di daerah Ambarawa, Salatiga, Ungaran dan sekitarnya pada 23 Oktober 2021 hingga 5 November 2021. BMKG mencatat bahwa gempa tersebut memiliki magnitudo M2,1 hingga M3,5, demikian dilansir dari laman Pemkab Purworejo.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan gempa swarm ini tektonik-vulkanik swarm karena kawasan yang cukup kompleks bersinggungan dengan Sesar Telomoyo-Merbabu-Merapi-Sesar Rawa Pening.

3. Kaki Gunung Salak

Gempa swarm di kaki Gunung Salak pada 23 Agustus 2019 terjadi dikarenakan oleh aktivitas fluida. Meski belum diketahui jenis fluida tersebut, demikian dilansir dari artikel jurnal berjudul Relokasi Gempa Bumi Swarm di Pesawaran-Lampung, Januari 2021 yang ditulis Izaina Nurfitriana dkk di Jurnal Geocelebes Vol 5 No 1, April 2021.

4. Mamasa-Jailolo-Madiun

Masih merujuk dari artikel di Jurnal Geocelebes, gempa swarm juga pernah terjadi di Mamasa-Sulawesi Barat pada November 2018, di Jailolo-Halmahera Barat pada Desember 2015 yang disebabkan oleh aktivitas magma dari Gunung Jailolo, yang dianggap mengalami rayapan pula pernah terjadi di Klangon-Madiun Jatim pada Juni 2015.

Demikian informasi terkini tentang pengertian gempa bumi swarm, penyebab, dan contoh kasusnya di Indonesia. Semoga bermanfaat.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads