Mau Tahu Asal-Usul Warna Mata Kucing? Begini Temuan Peneliti

ADVERTISEMENT

Mau Tahu Asal-Usul Warna Mata Kucing? Begini Temuan Peneliti

Noor Faaizah - detikEdu
Kamis, 07 Des 2023 20:00 WIB
Beautiful young white purebred Ragdoll cat with blue eyes, at home.
Kucing Ragdoll dengan mata berwarna biru Foto: Getty Images/iStockphoto/peredniankina
Jakarta -

Tiap ras kucing masing-masing memiliki mata unik. Kita bisa menemukan kucing dengan mata biru, coklat, hijau, emas, atau bahkan dua warna yang berbeda. Perbedaan warna ada mata kucing ternyata merupakan bentuk evolusi pada pohon keluarga kucing yang disebabkan oleh satu nenek moyang.

Hal ini terbukti dari studi yang terbit di database pracetak bioRxiv pada (9/10/2023). Studi tersebut berhasil memetakan evolusi warna mata pada keluarga kucing melalui model komputer.

Warna mata keluarga kucing beragam, mulai dari harimau bermata kuning hingga macan tutul salju yang berwarna biru. Namun, setelah kedatangan keluarga kucing (Felidae) jutaan tahun yang lalu menyebabkan keberagaman warna seperti yang kini kita temukan pada kucing-kucing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiba-tiba, kamu melihat ledakan keragaman (warna mata). Kamu mendapatkan mata biru, mata hijau, dan mata kuning, semuanya bermunculan," kata Julius Tabin, peneliti pascasarjana dari Universitas Harvard, dikutip dari laman Live Science (1/12/2023).

Hal ini berbeda dengan kerabat mereka yang masih hidup hingga sekarang seperti linsang, hyena, dan genet, semuanya bermata coklat. Nenek moyang spesies ini juga bermata coklat.

ADVERTISEMENT

Meskipun penelitian tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat (peer-reviewed) tetapi para peneliti lainnya bereaksi positif terhadap temuan tersebut.

"Saya menyukai makalah ini. (Studi) warna mata pada kucing adalah sesuatu yang secara mengejutkan belum pernah dilakukan oleh para ilmuwan sebelumnya," kata Juan Negro, ahli biologi evolusi di Stasiun Biologi DoΓ±ana Spanyol

Evolusi Warna Mata dari Harimau Hingga Macan Tutul

Tabin bersama rekan-rekan penulis lainnya mendokumentasikan warna mata kucing pada lebih dari 40 spesies kucing.

Para peneliti kemudian menggabungkan data tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui tentang hubungan evolusi kucing, untuk menunjukkan mana kucing yang masih ada dan mana yang punah.

Penelitian tersebut menggunakan metode komparatif filogenetik tentang ada tidaknya warna-warna yang direkonstruksi berdasarkan garis keturunannya.

Dengan perhitungan yang dilakukan pada model statistik, para peneliti ini mampu memprediksi asal-usul keturunan warna mata kucing.

Berdasarkan data kucing yang masih hidup diketahui spesies macan tutul amur (Panthera pardus orientalis), kucing berbintik karat (Prionailurus rubiginosus), dan kucing liar Afrika Selatan (Felis lybica cafta) merupakan nenek moyang kucing domestik.

Dari observasi 40 kucing yang dilakukan dengan melihat gambar mereka secara online, diketahui ada lima warna utama dalam keluarga Felidae saat ini yaitu coklat, abu-abu, kuning, hijau dan biru.

Sebagian besar kucing dapat memiliki dua hingga tiga warna mata yang berbeda, sedangkan dua spesies kucing lynx dapat memiliki hingga empat warna mata berbeda.

Kompleksitas Evolusi Disebabkan Preferensi Memilih Pasangan

Dilansir dari laman Live Science, terdapat dua pigmen yang menentukan warna mata kucing yaitu pigmen eumelanin dan pigmen pheomelanin.

Menurut analisis peneliti, mata coklat memiliki lebih banyak eumelanin, mata kuning memiliki lebih banyak pheomelanin, sedangkan mata abu-abu memiliki keduanya dalam jumlah sedang.

Untuk jenis kucing dengan mata biru dan mata hijau memiliki kedua pigmen dengan tingkat yang lebih rendah. Tabin dan rekan penulisnya menyimpulkan bahwa mata abu-abu muncul karena mutasi acak pada nenek moyang semua kucing.

Analisis korelasi juga dilakukan terhadap berbagai ciri fisik lainnya (misalnya bentuk pupil, warna bulu), ciri perilaku (misalnya aktivitas diurnal dan nokturnal), serta karakteristik habitat.

Hasilnya, mereka tidak menemukan korelasi yang sangat meyakinkan antara warna mata dan karakteristik fisik lainnya.

Jadi, Tabin dan rekan-rekannya menduga hal ini berkaitan dengan preferensi pemilihan pasangan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa seleksi seksual inilah yang menjadi faktor perbedaan warna mata.

"Sepertinya ini bukan soal gaya hidup, dan itulah mengapa saya kembali ke seleksi seksual," kata Tabin.

Namun, ahli lainnya yang tidak terlibat dalam penelitian menyarankan kemungkinan penjelasan yang berbeda. Shu-Jin Luo, ahli genetika evolusioner dari Universitas Peking di China, mengatakan bahwa warna mata bisa menjadi "efek samping" dari pemilihan warna bulu.

Sementara Rosalyn Price-Waldman, ahli biologi evolusi dari Universitas Princeton, berpendapat bahwa selama warna mata tidak merugikan kucing, mereka dapat berevolusi secara acak.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads