Pakar UGM Sebut Pilihan Milenial & Gen Z Mudah Berubah di Pilpres

ADVERTISEMENT

Pakar UGM Sebut Pilihan Milenial & Gen Z Mudah Berubah di Pilpres

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 01 Des 2023 13:00 WIB
Mada, pakar Fisipol UGM
Mada, pakar Fisipol UGM. Foto: Humas UGM
Jakarta -

Indonesia akan kembali menyelenggarakan pesta politik terbesar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dari sekian juta calon pemilih, sebanyak 52 persen Daftar Pemilih Tetap Nasional merupakan generasi milenial dan generasi Z.

Soal kedua generasi ini, pakar politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) Mada Sukmajati mengatakan bahwa karakter pemilih muda tersebut lebih cenderung mudah mengubah pilihannya dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

"Proporsi pemilih dua generasi sangat besar dari data yang ada. Pemahaman awal kita menunjukkan generasi ini masih moody menentukan pilihan, gampang sekali mengubah pilihan. Tidak seperti generasi sebelumnya, tingkat keajegan dalam memilih itu lebih tinggi," katanya, dikutip dari laman UGM, Jumat (1/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Mada, masa pemuda menentukan pilihan ini dapat dimanfaatkan capres-cawapres untuk mendapatkan perhatian mereka. Namun, perlu diingat bahwa para pemilih muda ini juga lebih sulit dalam menentukan pilihan, bahkan bisa saja tidak memilih siapapun.

ADVERTISEMENT

"Mereka bisa juga menentukan pilihan yang di luar dugaan kita. Bahkan mungkin bisa jadi mereka tetap kesulitan menentukan pilihan hingga di bilik suara nantinya sehingga potensi mereka tidak memilih juga juga besar," katanya.

Imbas ke Putaran Pilpres 2024

Dalam survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2022, sebanyak 51 persen anak muda dinyatakan masih bisa berubah pilihannya.

"Naik turun itu bisa. Saya tidak yakin dengan persentase sebesar ini pilpres akan terjadi satu putaran," kata Mada.

Isu Penting Kampanye Menurut Anak Muda

Adapun isu-isu yang menurut anak muda penting disorot capres-cawapres adalah soal kesejahteraan masyarakat sekitar 44,4 persen, lapangan kerja 21,3 persen, isu pemberantasan korupsi 15,9 persen, demokrasi dan kebebasan sipil 8,8 persen, kesehatan 6,2 persen, dan isu lingkungan hidup 2,3 persen.

"Dari survei ini mayoritas responden berpendapat lapangan kerja bagi pencari kerja sekarang ini masih sulit didapat dan 91,0 persen responden mengaku sulit mendapatkan lapangan pekerjaan," tambah Mada.

Anak Muda Suka Konten Kampanye Ringan

Terkait konten yang cocok disebarkan di media sosial, Mada mengatakan konten kampanye yang ringan lebih disukai oleh anak muda. Artinya, mereka tidak suka dengan konten kampanye yang materinya berat dan mendalam.

"Mereka suka dengan konten-konten politik yang ringan sehingga memiliki cara yang berbeda memahami profil dari para kandidatnya," katanya.

Menurut pakar politik Adhianty Nurjanah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), capres-cawapres tengah berusaha menarik perhatian dari kaum muda ini dengan berbagai macam cara. Termasuk dengan framing citra di media sosial.

"Karenanya kaum muda harus cerdas dalam memilih dan jangan golput karena ini merupakan aksi nyata yang dapat menentukan wajah Indonesia lima tahun mendatang," ucapnya.

(cyu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads