Robot AI Ini Bisa Buat Oksigen di Mars, Astronaut Tak Perlu Khawatir Lagi

ADVERTISEMENT

Robot AI Ini Bisa Buat Oksigen di Mars, Astronaut Tak Perlu Khawatir Lagi

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Kamis, 30 Nov 2023 09:00 WIB
JINCHANG, CHINA - MAY 15: A man in a mock space suit experiences walking in space at Mars Base 1 Camp on May 15, 2023 in Jinchang, Gansu Province of China. The simulated Mars base allows visitors to immerse themselves in the Mars experience. (Photo by Li Yalong/China News Service/VCG via Getty Images)
Wahana 'Mars' di China. Foto: China News Service via Getty Ima/China News Service
Jakarta -

Manusia yang melakukan perjalanan ke ruang angkasa perlu oksigen untuk bernapas dan pulang ke Bumi. Namun, astronaut sepertinya sudah tidak perlu khawatir lagi akan kehabisan oksigen di Mars.

Kini, tim ilmuwan merancang robot yang dapat mengekstraksi oksigen dari air di Mars. Inovasi ini dilaporkan peneliti dalam jurnal Nature Synthesis.


Robot AI Penghasil Oksigen

Robot tersebut dikenal sebagai ahli kimia AI. Robot AI ini menggunakan model pembelajaran mesin untuk menemukan senyawa yang dapat memicu reaksi kimia penghasil oksigen di Mars.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senyawa tersebut dikenal sebagai katalis yang seluruhnya terbuat dari unsur-unsur yang ditemukan dalam meteorit Mars. Jika sistem dapat bekerja dengan baik, maka penjelajah di luar angkasa tidak perlu membawa oksigen, sebagaimana dilansir dari laman Smithsonian Magazine.

"Jika Anda berpikir tentang tantangan pergi ke Mars, maka Anda harus bekerja dengan bahan lokal," jelas ahli kimia Andy Cooper dalam Nature News.

ADVERTISEMENT

Atmosfer Mars hanya mengandung sedikit oksigen. Namun para ahli mendeteksi adanya cairan di bawah lapisan es di selatan planet ini dan air es di bawah permukaannya.

Dengan begitu, para peneliti menemukan cara untuk menciptakan oksigen di Mars. Sederhananya, peneliti dapat memecah air menjadi molekul hidrogen dan oksigen menggunakan material yang ada di Mars.

Cara Kerja Robot AI

Robot mereka menganalisis lima batu meteorit dari Mars atau yang memiliki komposisi mirip dengan permukaannya. Peneliti mengidentifikasi sejumlah besar zat besi, nikel, kalsium, magnesium, aluminium, dan mangan.

Dengan enam elemen atau unsur tersebut, robot dapat menentukan bahwa ia mampu menghasilkan lebih dari 3,7 juta molekul untuk memecah air menjadi oksigen di Mars.

Untuk menentukan formula yang terbaik, robot menganalisis data dengan algoritma pembelajaran mesin dan model teoritis untuk menguji sekitar 243 katalis.

"Di Bumi, kita tidak menggunakan enam elemen ini, karena kita punya lebih banyak pilihan," jelas peneliti Yi Luo dari University of Science and Technology of China, Hefei dalam New Scientist.

"Enam elemen ini bukan yang terbaik untuk katalis semacam ini karena membatasi kinerjanya, namun itulah yang ada di Mars," tambahnya.

Sistem ini dapat menghasilkan oksigen dari material Mars pada suhu sekitar -37oC. Ini menunjukkan bahwa reaksi kimia dapat dilakukan di permukaan Mars, bahkan tanpa bantuan tangan manusia.

"Kami pikir mesin robot kami dapat memanfaatkan senyawa dalam Mars tanpa bimbingan manusia," jelas pemimpin penelitian Jun Jiang asal University of Science and Technology of China, Hefei dalam Nature News.

Perbandingan Sistem Lainnya

Penelitian lain yang terbit pada 6 September telah berhasil menciptakan sedikit oksigen yang digunakan untuk bernapas di Mars. Instrumen bernama MOXIE berhasil menciptakan oksigen dengan kecepatan enam gram per jam selama pengujian 2021. Perangkat ini bekerja dengan memanaskan karbon dioksida dari atmosfer Mars.

Menurut Principal Investigator MOXIE, Michael Hecht, akan lebih mudah menggunakan sistem MOXIE daripada robot AI untuk menghasilkan oksigen.

Untuk itu dalam penelitian terbaru ini, harus dipastikan betul apakah robot AI dapat bekerja di lingkungan yang jauh berbeda dengan Bumi.

"Untuk membuat robot berfungsi adalah hal yang tidak sepele, karena perlu memperhatikan banyak bagian untuk bekerja bersama-sama," jelas Ross King, peneliti otomasi asal Departemen Teknik Kimia, Universitas Cambridge.

King menggarisbawahi, kemungkinan akan lebih mudah untuk mendesain material robot di Bumi dan mengirimnya ke Mars ketimbang merakitnya di sana. Namun, ia mengamini bahwa robot 'ahli kimia' otonom dapat berperan sangat penting sebagai jembatan komunikasi ke Bumi dari ruang angkasa.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads