Teori labelling secara sederhana adalah teori pemberian label atau cap pada diri seseorang. Pemberian label tersebut ditujukan pada seseorang atau kelompok berdasarkan perilaku yang mereka lakukan.
Label yang diberikan kepada seseorang dapat berupa label yang negatif atau positif. Tentu keduanya dapat memberikan dampak pada diri seseorang yang mendapatkan label tersebut. Lantas bagaimanakah teori labelling itu? Simak ulasan berikut untuk memahaminya.
Apa Itu Teori Labelling?
Teori labelling ditemukan oleh Edwin M. Lemert yang melakukan pendekatan terkait reaksi sosial. Dikutip dari artikel Pengaruh Stigma Terhadap Perubahan Perilaku Remaja oleh Nazari Ayu dkk dari Unsyiah, teori ini melakukan pendekatan mengenai perilaku menyimpang seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Labelling adalah teori yang bersifat memberikan cap sosial pada seseorang dan dapat mempengaruhi perilakunya. Pemberian cap tersebut dapat berpengaruh pada pembentukan kepribadian seseorang bergantung pada cap yang diberikan.
Hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar bahwa ketika seseorang sudah memiliki label tertentu, maka orang lain cenderung memperlakukannya sesuai dengan label yang diberikan. Sebagai contoh anak yang diberi label bodoh akan diperlakukan seperti anak bodoh dan akan menjadi bodoh.
Dampak Labelling
Dikutip dari buku Sistem Peradilan Pidana dalam Kriminologi oleh Kasmanto Rinaldi, pemberian label negatif merupakan penyebab seseorang bisa menjadi jahat. Hal tersebut disebabkan oleh:
- Labelling menimbulkan perhatian masyarakat terhadap orang yang diberikan. Hal ini menyebabkan masyarakat memperhatikannya terus menerus.
- Adanya label yang diterima oleh individu akan berusaha membuatnya menjalani hidup sebagaimana label yang dilekatkan pada dirinya.
- Seseorang yang telah memperoleh label dengan sendirinya akan menjadi pusat perhatian orang sekitarnya.
- Perhatian yang diberikan dari orang sekitar akan mempengaruhi orang yang bersangkutan untuk melakukan kejahatan kedua kalinya dan kejahatan lainnya.
- Mula-mula seseorang akan melakukan penyimpangan primer, setelah diberi label yang buruk, ia akan melakukan penyimpangan kedua yaitu penyimpangan sekunder.
- Pemberian label buruk atau bersifat negatif akan mendorong seseorang yang menerimanya untuk benar-benar melakukan tindakan sesuai cap yang diberikan.
- Adanya perubahan perilaku akibat dari pengaruh stigma negatif.
Contoh Labelling di Masyarakat
Masyarakat cenderung mudah dalam memberikan label atau cap sosial pada individu atau kelompok tertentu yang dianggapnya berbeda. Pemberian label tersebut dapat kamu amati dalam contohnya berikut:
- Seorang remaja diberi label pencuri membuatnya semakin terbiasa dan terus menjadi pencuri tetap.
- Seorang anak yang awalnya hanya coba-coba minum minuman keras mendapat label pemabuk.
- Anak yang tidak sengaja melakukan kesalahan dicap sebagai anak nakal.
- Anak perempuan yang keluar rumah dan nongkrong ketika malam hari diberi label sebagai perempuan nakal.
- Seseorang yang tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar dicap sebagai orang bodoh.
- Perempuan yang memakai pakaian terbuka dicap sebagai perempuan penghibur.
Nah, detikers demikian pembahasan kali ini tentang teori labeling dalam ilmu Sosiologi. Kalian jadi tahu pemberian label yang sembarangan akan menimbulkan hal buruk bagi seseorang.
(pal/pal)