Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti adanya ketimpangan infrastruktur pendidikan. Temuan ini ia dapatkan saat mengecek infrastruktur pendidikan di berbagai dalam kunjungan kerja.
Jokowi kemudian membandingkan pembangunan pendidikan di kabupaten dengan kota. Menurutnya, ketimpangan ini perlu menjadi perhatian Menteri Pendidikan, Nadiem Anwar Makarim.
"Saya bandingkan dengan SMK yang ada di kota, memang gap-nya sarana prasarana sangat jauh berbeda, dan itu tugasnya menteri pendidikan," kata Jokowi pada peringatan Hari Guru dan HUT ke-78 PGRI di Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (25/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertepatan dengan Hari Guru Nasional, ia juga mengungkapkan bahwa guru menghadapi tantangan berat di masa ini. Salah satunya terkait perkembangan teknologi.
Pasalnya, tidak semua guru di Indonesia bisa mengakses teknologi terkini. Ia mengakui penyebaran infrastruktur pendidikan belum merata.
"Kalau mungkin yang di kota-kota lebih enak, tetapi untuk guru-guru yang bekerja di daerah 3T, yang infrastrukturnya terbatas, yang fasilitasnya terbatas, yang gurunya juga terbatas, ini saya pastikan lebih berat," ujarnya.
Kendati demikian, Jokowi memastikan pemerintah terus berupaya memberikan dukungan terbaik untuk para guru, termasuk memperjuangkan kesejahteraan para tenaga kependidikan. Pemerintah menargetkan 1 juta guru ASN PPPK pada 2024.
"Harapan kita nanti dalam tiga tahun akan ada kurang lebih 840 ribu guru yang direkrut sebagai ASN PPPK dan 2024 nanti akan mencapai 1 juta guru ASN PPPK," ujarnya.
Menurutnya, pekerjaan guru sangat tidak mudah. Ia mengucapkan terima kasih atas nama bangsa dan negara kepada para guru di Hari Guru Nasional 2023.
"Atas nama pribadi, atas nama pemerintah, atas nama rakyat, saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi, atas kontribusi para guru dalam mendidik generasi muda Indonesia, dalam mendidik kita semuanya," ujarnya.
(nir/nwk)