Pada 19 September 2022 lalu, gempa Bumi berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi di sekitar pantai barat Meksiko. Bencana ini merambat 400 km hingga terasa Mexico City dan merusak banyak bangunan, termasuk sebuah sekolah hukum di dekat pusat kota.
Dari bawah pondasi bangunan itulah para arkeolog dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional (INAH) Meksiko menemukan patung kepala ular batu yang besar. Usianya diperkirakan lebih dari 500 tahun, dari zaman peradaban suku Aztec.
Patung kepala ular tersebut memiliki panjang 1,8 meter, tinggi 1 meter, dan lebarnya 85 cm. Beratnya terkonfirmasi sekitar1,2 ton metrik, jauh lebih berat dari sofa ruang tamu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan penting tersebut dipindahkan dengan hati-hati dari situs aslinya memakai derek. Ketika ditemukan, kepala ular batu ini berada sekitar 4,5 meter di dalam situs kuno Tenochtitlan.
Lantas, apa sebenarnya makna dari patung kepala ular ini?
Kepercayaan Suku Aztec Terhadap Ular
Melihat temuan tersebut, ilmuwan pun menjelaskan bagaimana ular memiliki peran penting dalam seni Amerika pra-Kolombia. Khususnya yakni dalam mitologi Aztec, dengan dewa Quetzalcoatl yang sering diilustrasikan sebagai ular berbulu, seperti dikutip dari laman Aztec Art.
Bagi suku Aztec, ular tidak dipandang memiliki sifat negatif seperti anggapan banyak orang saat ini. Mereka justru menganggap bahwa ular adalah simbol kesuburan dan kelimpahan. Orang suku Aztec percaya bahwa lapisan atas Bumi terdiri dari ular yang saling terhubung dengan membentuk tempat suci bagi makhluk lain seperti manusia, tumbuhan, dan hewan.
Orang suku Aztec juga meyakini bahwa ular melambangkan unsur-unsur yang berlawanan, tetapi saling melengkapi. Ular dianggap membentuk dasar struktur kosmos, dan bisa berada di berbagai alam seperti Bumi, air, dan langit.
Dalam pandangan budaya Aztec, ular identik dengan kekuatan alam seperti Matahari dan hujan. Pandangan ini berkaitan denan sinar Matahari dan senjata yang disebut Xiuhcoatl, yang berarti ular api.
Ular juga dikaitkan dengan hujan lebat karena ular air dianggap turun dari langit saat hujan deras. Hujan deras sendiri lazim membawa ular ke permukaan untuk mencari tempat yang lebih tinggi agar tidak tenggelam, sambil mencari mangsa seperti katak.
Melestarikan Patung Kepala Ular
Dukungan dari Universitas Otonomi Nasional Meksiko dan Museum Templo Mayor di Meksiko memungkinkan para ahli untuk terus memeriksa dan melestarikan temuan ini.
Meskipun setengah milenium telah berlalu, kondisinya dinilai luar biasa. Sekitar 80 persen permukaan patung ini masih utuh dan dipenuhi warna-warni pelangi, seperti merah, biru, hitam, putih, dan oker pada patung batu tersebut.
"Pigmen-pigmen ini, yang merupakan contoh terkenal dari palet warna yang digunakan orang Meksiko untuk menghiasi gambar pemujaan dan kuil mereka, sangat rapuh karena bahan mineral dan tanaman yang menjadi sumbernya," ungkap Barajas Rocha, yang telah memimpin proyek-proyek konservasi warna di INAH, dilansir dari laman IFL Science.
Para peneliti juga menempatkannya di ruang lembab agar warnanya tetap optimal. Sebab, bahan pembuatannya terdiri dari mineral dan tumbuhan yang amat rapuh.
Proses pelestarian warna dijadwalkan berlangsung hingga 2024. Tim konservasi berharap kelembaban yang terperangkap di patung kepala ular selama berabad-abad dapat dilepaskan secara perlahan tanpa merusak lapisan batu yang berharga ini.
(twu/twu)