.webp)
Berbagai bukti studi mengatakan bahwa olahraga merupakan cara ampuh untuk melindungi tubuh dan otak kita. Dengan berolahraga, kemampuan kognitif untuk mengingat (memori) otak akan dilatih secara fisik.
Menurut penelitian yang terbit di Annals of Internal Medicine pada 31 Oktober 2023, taici sebagai salah satu seni bela diri bergerak lambat ternyata dapat memperlambat penurunan kognitif dan melindungi dari demensia.
Penelitian tersebut melibatkan 300 orang lanjut usia, dengan rata-rata usia 70 tahun, dan melaporkan ingatan mereka tidak sebaik dulu. Mereka pun diminta mengikuti tes bernama Montreal Cognitive Assessment (MCA) untuk mengukur fungsi kognitif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Skor normal tes tersebut adalah 26-30. Bila hasil tes berada antara 18 hingga 25 maka dianggap memiliki gangguan memori ringan, tidak demensia, tetapi ingatannya tidak setajam dulu. Hasil tes dalam penelitian tersebut mencapai skor rata-rata 25 poin.
Studi tersebut menemukan bahwa orang yang berlatih taici sederhana, Tai Ji Quan, sebanyak dua kali seminggu selama enam bulan mampu meningkatkan skor MCA hingga 1,5 poin. "Pada dasarnya Anda memberi diri Anda waktu tiga tahun ekstra (untuk mencegah penurunan fungsi kognitif)," ujar penulis studi Dr. Elizabeth Eckstrom dari Oregon Health & Science University, Amerika Serikat.
Menurut Eckstrom, seseorang dengan penurunan kognitif ringan diperkirakan mengalami pengurangan setengah poin setiap tahunnya saat ujian MCA. Begitu skor mereka turun di bawah 18, maka orang tersebut akan mengalami gangguan memori.
"Jika Anda dapat terus melakukan (taici) dua atau tiga kali seminggu secara rutin, Anda akan dapat tambahan waktu bertahun-tahun sebelum mengalami penurunan menjadi demensia," kata Eckstrom, dikutip dari laman NPR, Selasa (14/11/2023).
Pengujian Pada Taici yang Lebih Kompleks
Para ahli juga menguji jenis taici yang lebih ketat, yaitu Tai Ji Quan. Taici jenis ini ditingkatkan secara kognitif dengan memberikan tantangan ekstra pada para peserta. "Anda benar-benar memaksa otak Anda untuk berpikir keras sementara Anda juga melakukan gerakan pikiran-tubuh yang lancar," jelas Eckstrom.
Contohnya, peserta diminta mengeja sebuah kata, maju, dan mundur ketika mereka melakukan serangkaian gerakan taici. Diketahui, orang-orang yang melakukan jenis latihan ini mengalami peningkatan skor kognitif sekitar 3 poin setara dengan enam tahun tambahan fungsi kognitif otak.
Joseph Quinn, ahli saraf di Oregon Health & Science University, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan "Hal ini membuat saya terpesona, sejujurnya saya tidak mengerti kenapa cara ini berhasil dengan baik."
Quinn juga mengatakan bahwa hasil tersebut telah sesuai dengan bukti meta-analisis manfaat taici pada kemampuan otak. Padahal latihan kardiovaskular yang berguna untuk melindungi jantung dan otak, lebih mudah dipahami dampaknya terhadap kemampuan otak.
Sedangkan, taici bukanlah latihan aerobik. Quinn mengatakan kemungkinan komponen meditatif memiliki efek pengurangan stres yang membantu menjelaskan manfaat lainnya. Pernyataan tersebut didukung oleh Mary Beth Van Cleave, pensiunan berusia 86 tahun yang sudah melakukan Tai Chi sejak usia 75 tahun.
Dia mengaku bahwa latihan taici membantunya melepas stres dan merasa lebih membumi. "Ini menjadi bagian penting dalam hidup saya," kata Van Cleave. Dalam hal peningkatan kognitif, menurutnya taici membantu dalam peningkatan konsentrasi. "Saya lebih sadar untuk mencoba melakukan satu hal pada satu waktu," tambah Cleave.
Taici dikenal sebagai seni bela diri yang menggabungkan serangkaian gerakan dengan fokus pada pernapasan yang terkontrol berguna untuk melatih keseimbangan tubuh.
Berbagai penelitian tentang taici diketahui mampu mencegah jatuh dan meningkatkan keseimbangan pada orang lanjut usia. Ketika berlatih taici, Cleave mengaku bahwa dirinya merasakan manfaat fisiknya.
"Sering kali saya menghindari terjatuh. Itu karena keseimbangan yang diberikan taici kepadaku," ujar Cleave. Dengan demikian, selain untuk menjaga kemampuan memori taici juga bermanfaat melatih keseimbangan tubuh manusia.
(pal/pal)
