Berhadapan dengan pandemi COVID-19 membuat mayoritas dunia mengalihkan pertemuannya ke bentuk virtual. Akan tetapi, pertemuan virtual justru membuat manusia lebih capek dari biasanya.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan rasa kantuk selama pertemuan virtual disebabkan oleh beban mental dan kebosanan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kelelahan akibat rapat virtual berasal dari beban mental yang berlebihan.
Baca juga: Etiket Virtual Meeting |
Namun, penelitian baru dari Aalto University menunjukkan bahwa kantuk selama rapat virtual sebenarnya disebabkan oleh beban mental yang rendah dan kebosanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengira akan menemukan bahwa orang-orang menjadi stres dalam pertemuan jarak jauh. Namun hasilnya justru sebaliknya, terutama mereka yang tidak sibuk dengan pekerjaannya akan cepat mengantuk saat rapat jarak jauh,' kata Asisten Profesor Niina Nurmi, yang memimpin penelitian, dalam Science Daily dikutip Sabtu (12/11/2023).
Ukur Detak Jantung
Para peneliti mengukur variabilitas detak jantung selama pertemuan virtual dan pertemuan tatap muka di antara 44 pekerja di hampir 400 pertemuan. Tim di Aalto berkolaborasi dengan para peneliti di Institut Kesehatan Kerja Finlandia, di mana stres dan pemulihan dipelajari menggunakan monitor detak jantung.
Ternyata, pertemuan virtual tidak banyak berpengaruh pada orang-orang yang antusias pada pekerjaannya.
"Sebaliknya, pekerja yang keterikatan kerjanya rendah dan tidak terlalu antusias dengan pekerjaannya menganggap pertemuan virtual sangat melelahkan," tulis penelitian itu.
Lebih Mudah Fokus di Pertemuan Tatap Muka
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa lebih mudah untuk mempertahankan fokus dalam pertemuan tatap muka dibandingkan pertemuan virtual, karena pertemuan virtual memiliki isyarat kognitif dan masukan sensorik yang terbatas.
"Khususnya ketika kamera dimatikan, peserta menjadi kurang terstimulasi dan mungkin mulai melakukan kompensasi dengan melakukan multitasking," jelas Nurmi.
Meskipun tingkat stimulasi yang tepat umumnya bermanfaat bagi otak, melakukan banyak tugas selama pertemuan virtual menimbulkan masalah. Hanya tugas yang sangat otomatis, seperti berjalan kaki, yang dapat dilakukan dengan benar selama rapat virtual.
"Berjalan kaki dan aktivitas otomatis lainnya dapat meningkatkan tingkat energi dan membantu Anda berkonsentrasi pada rapat. Namun jika Anda mencoba untuk fokus pada dua hal yang memerlukan perhatian kognitif secara bersamaan, Anda tidak dapat mendengar apakah ada sesuatu yang penting sedang terjadi dalam pertemuan tersebut," ujar Nurmi.
"Alternatifnya, Anda harus terus-menerus beralih antar tugas. Ini benar-benar membebani otak," imbuhnya.
Bagaimana menurutmu detikers, apakah kamu lebih mudah lelah saat ada pertemuan virtual?
(nir/nwk)