Saat membaca cerita-cerita lama atau kisah-kisah hikayat, pasti detikers kerap menemukan kata-kata unik yang jarang kalian temukan di kehidupan sehari-hari. Kata-kata unik ini terkesan aneh tapi indah di lain sisi. Kata ini disebut dengan kata arkais.
Istilah arkais sendiri mungkin cukup asing di telinga kita. Kata arkais memang sudah jarang sekali dipakai dan merujuk pada kata-kata kuno sehingga kita bisa menemukan kata arkais pada karya-karya populer di masa lampau.
Seiring berkembangnya zaman, beberapa kata telah usang karena jarang atau bahkan tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata arkais menjadi definisi yang tepat bagi kata-kata yang sudah tidak lagi dipakai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata arkais secara etimologi berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti "dari sebuah masa yang lebih awal dan tidak terpakai lagi" atau sederhananya berarti kuno dan antik.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang keunikan kata arkais, yuk simak pengertian dan contohnya.
Pengertian Kata Arkais
Dikutip dari artikel jurnal berjudul Kata Arkais Pada Hikayat Hang Tuah I dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kelas X karya Reni Wulandari dkk, pengertian kata arkais adalah kata-kata yang lazim digunakan pada masa lampau yang memiliki makna atau bentuk sesuai dengan konteks pada saat itu.
Melalui pengertian tersebut dapat diketahui bahwa kata arkais merupakan kata yang sudah jarang atau tidak pernah digunakan pada masa sekarang. Sehingga, dalam ilmu bahasa, arkaisme dipahami sebagai sesuatu yang sudah lama dan tidak digunakan lagi.
Mengutip dari buku Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi karya Nurul Hidayah, arkaisme menjadi suatu ajaran pemakaian kata-kata atau kalimat yang kolot dan terkesan primitif.
Penggunaan kata arkais pada zaman sekarang bertujuan untuk memberi corak atau warna agar menarik perhatian pembaca atau pendengarnya.
Namun, pada penggunaannya terdapat syarat utama yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang tetap bisa tersampaikan. Kata arkais pada zaman sekarang akan mengalami penyesuaian situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat.
Harapannya, para pembaca atau pendengar dapat menikmati karya bahasa tanpa merusak suasana atau menyinggung perasaan seseorang yang tidak hadir sejak konteks terdahulu.
Kini, penggunaan kata arkais lebih ditujukan untuk melestarikan budaya kata-kata lampau di Indonesia
Menurut Rifan Bilaldi dalam buku Detektif Bahasa, kata arkais sudah jarang digunakan oleh masyarakat sekarang karena seiring berkembangnya zaman, para penutur asli dari kata-kata tersebut telah tiada.
Berbeda dengan kata populer yang masih mudah ditemukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, kata arkais telah menjadi kata yang tidak lazim digunakan di percakapan sehari-hari.
Penggunaan diksi arkais dapat ditemukan di hikayat-hikayat lama atau dalam seni pedalangan.
Karya-karya tersebut memilih menggunakan bentuk bahasa lampau, yang jarang digunakan, dan cenderung sakral untuk menciptakan rasa segan dan tidak menyinggung suasana perasaan dari pendengar atau pembacanya.
Contoh Kata Arkais
Berdasarkan pengertian kata arkais, dapat diketahui bahwa kata arkais identik dengan bentuk kata yang kuno dan digunakan pada masa lampau.
Dari sifatnya, kata arkais cenderung bersifat antik, lawas, dan kuno. Sehingga penggunaannya lebih sering ditemukan di karya hikayat atau pedalangan.
Meskipun kata arkais sering digunakan pada masa lampau dan jarang digunakan pada masa sekarang, namun beberapa contoh kata arkais masih dapat dijumpai pada beberapa karya.
Berikut DetikEdu rangkum beberapa contoh kata arkais beserta dengan makna katanya:
- abaimana : dubur atau kemaluan
- abid : menyembah
- ahkam : hukum
- anggara : liar dan buas
- asmaradanta : warna putih pada benda atau objek
- baban : mengajar atau mendidik
- bejana : wadah
- beroleh : mendapatkan
- buluh : tanaman berumpun
- cembul : tempat dari logam, untuk tembakau atau gambir
- hatta : maka, setelah itu, lalu
- khayali : pingsan
- manira : saya atau aku
- mahligai : tempat kediaman raja atau istana
- masygul : keadaan seperti senang atau bersusah hati
- menghunus : mencabut
- peterana : kursi atau tempat duduk
- puan : tempat dari emas/ perak untuk permaisuri atau pengantin perempuan
- singit : miring
- syahdan : selanjutnya
- tilah : kata perintah
- upeti : sejumlah harta yang wajib dibayarkan
- utas : orang dengan keahlian tertentu
Itulah beberapa contoh kata arkais atau kata lampau yang sudah jarang dipakai dan ditemukan di kehidupan sehari-hari. Selamat belajar!
(pal/pal)