Menelusuri Sisa-sisa Peninggalan Kerajaan Singasari di Indonesia

ADVERTISEMENT

Menelusuri Sisa-sisa Peninggalan Kerajaan Singasari di Indonesia

ilham fikriansyah - detikEdu
Selasa, 07 Nov 2023 21:45 WIB
Candi Jawi di Pasuruan peninggalan Kerajaan Singasari
Foto: (Muchammad Irfan/d'Traveler)
Jakarta -

Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Pada masanya, kerajaan bercorak Hindu Buddha ini dianggap sebagai salah satu kerajaan maritim terkuat karena tersebar luas dan memiliki banyak pasukan.

Walau Kerajaan Singasari sudah runtuh sejak ribuan tahun lalu, namun sisa-sisa peninggalannya masih bisa ditemukan di Indonesia. Hal tersebut bisa dijadikan sumber ilmu sekaligus mengenal sejarah Kerajaan Singasari di masa lalu.

Lantas, apa saja sisa-sisa peninggalan Kerajaan Singasari? Simak pembahasannya secara lengkap beserta sejarah Kerajaan Singasari di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Lahirnya Kerajaan Singasari

Membahas soal sejarahnya, Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada 1222 Masehi. Kerajaan ini terletak di tepi Sungai Brantas, Malang, Jawa Timur.

Mengutip buku Cerita Kerajaan Nusantara oleh Amir Hendarsah, berdasarkan Prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singasari yang sebenarnya adalah Kerajaan Tumapel.

ADVERTISEMENT

Menurut kitab Negarakertagama, saat pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel awalnya bernama Kutaraja. Di tahun 1254, Raja Ranggawuni alias Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja dan mengganti nama ibu kota menjadi Singasari.

Singasari yang merupakan nama ibu kota malah justru lebih terkenal daripada Tumapel. Pada akhirnya, Kerajaan Tumapel lebih terkenal dengan nama Kerajaan Singasari.

Menurut kitab Pararaton, Kerajaan Singasari mulanya hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri. Kala itu, orang yang menjabat sebagai akuwu (kepala daerah) Singasari adalah Tunggul Ametung.

Lalu, Tunggul Ametung dibunuh secara licik oleh pengawalnya sendiri bernama Ken Arok, yang kemudian ia menjadi kepala daerah baru. Setelah itu, Ken Arok menikahi istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes.

Ambisi Ken Arok sangat besar, yakni ingin melepaskan Kerajaan Singasari dari kekuasaan Kerajaan Kediri. Lalu di tahun 1222, terjadilah perseteruan antara Kertajaya Raja Kediri melawan kaum Brahmana.

Para Brahmana kemudian bergabung dengan Ken Arok dan mengizinkannya untuk berperang. Setelah berhasil meluluhlantakkan para musuh, Ken Arok diangkat menjadi raja pertama Kerajaan Singasari dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

Selain itu, Kerajaan Singasari melahirkan sebuah wangsa baru. Wangsa ini bernama Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Kemudian, para wangsa tersebut akan menurunkan raja-raja Singasari dan Majapahit yang menguasai Jawa.

Puncak Kejayaan Kerajaan Singasari

Puncak kejayaan Kerajaan Singasari justru terjadi di masa kepemimpinan raja terakhirnya, yakni Kertanegara. Kala itu, Kertanegara dikenal sebagai sosok yang cerdas dalam bidang politik dan keagamaan, maka dari itu Kerajaan Singasari jadi maju.

Selain itu, Kertanegara memiliki pengetahuan yang sempurna dalam ilmu ketatanegaraan, ilmu tentang hakikat, ilmu pengetahuan dan bahasa, serta patuh terhadap aturan agama.

Salah satu gagasannya yang terkenal adalah Cakrawala Mandala Dwipantara. Gagasan politik itu bertujuan untuk menyatukan pulau-pulau di luar Jawa agar tunduk dalam satu kepemimpinan.

Pada tahun 1275 M, Kertanegara mengirim pasukan bernama Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu, penguasa wilayah Sumatra dipegang oleh Kerajaan Dharmasraya.

Perlu diketahui, Kerajaan Dharmasraya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Sumatra yang memiliki banyak negeri bawahan. Meski begitu, Kertanegara mampu membuat Kerajaan Dharmasraya tunduk dan mau menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan Kerajaan Singasari.

Hal ini dibuktikan dengan adanya arca Amoghapasa yang dikirim oleh Kertanegara kepada Kerajaan Dharmasraya. Arca tersebut juga merupakan tanda persahabatan antara kedua kerajaan.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari mulai runtuh ketika Kertanegara tewas akibat serangan dari Jayakatwang di tahun 1292. Dalam buku Sejarah Kelam Majapahit oleh Peri Mardiyono, meninggalnya Kertanegara menjadi penanda berakhirnya masa emas Kerajaan Singasari di Nusantara.

Sebab, beberapa daerah yang dahulu masuk ke dalam wilayah Kerajaan Singasari, perlahan mulai banyak yang melepaskan diri. Hal ini membuat kekuatan Kerajaan Singasari lemah dan akhirnya runtuh.

Meski begitu, gagasan politik Kertanegara tentang Cakrawala Mandala Dwipantara masih terus dilanjutkan oleh Kerajaan Majapahit. Sebagai informasi, Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, yakni menantu dari Kertanegara.

Sisa-sisa Peninggalan Kerajaan Singasari

Meski Kerajaan Singasari telah runtuh sejak ribuan tahun lalu, namun sisa-sisa peninggalannya masih dapat kamu lihat hingga sekarang. Berikut sejumlah peninggalan Kerajaan Singasari di Indonesia.

1. Candi Singasari

Candi Singasari ditemukan oleh Nicolaus Engelhard pada tahun 1803. Candi berbentuk bujur sangkar ini diketahui menyimpan sebagian abu Kertanegara.

Selain itu, di Candi Singasari juga ditemukan arca Prajnaparamita. Penduduk lokal sering menyebutnya sebagai patung Ken Dedes.

2. Candi Jawi

Candi Jawi yang punya nama asli Jajawa diprediksi dibangun sekitar abad ke-13. Candi ini terletak di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.

Dalam Kitab Negarakertagama, disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah Kertanegara sebagai tempat ibadah bagi umat Siwa-Budha. Candi ini juga dijadikan sebagai tempat penyimpanan abu Kertanegara.

3. Candi Kidal

Dalam buku Candi Indonesia: Seri Jawa oleh Edi Sedyawati, Candi Kidal terletak di lembah Gunung Bromo. Di dalam candi terdapat sebuah ruangan yang dahulu ditemukan arca Siwa Mahadewa.

4. Candi Jago

Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama Candi Jago sebenarnya berasal dari kata 'Jajaghu'.

Candi ini didirikan pada abad ke-13 oleh Kertanegara. tujuan dibangunnya Candi Jago adalah sebagai bentuk penghormatan kepada ayahnya, Sri Jaya Wisnuwardhana alias Ranggawuni.

5. Prasasti Gondang

Prasasti Gondang ditemukan di sebuah sawah di Dusun Rejoso, Desa/Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada tahun 2020 lalu.

Mengutip detikNews, pada prasasti tersebut bertuliskan angka tahun 1197 saka atau 1275 Masehi. Berdasarkan angka tahunnya, prasasti ini dibuat pada masa kekuasaan Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.

6. Prasasti Singasari

Prasasti Singasari ditemukan di sebelah utara Candi Singasari pada tahun 1904. Prasasti ini diukir di batu dengan tulisan aksara Jawa Kuno.

Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dipimpin oleh Gajah Mada. Maka dari itu, Prasasti ini juga sering disebut Prasasti Gajah Mada.

7. Arca Amoghapasa

Dalam buku Selintas Prasasti dari Melayu Kuno oleh Budi Setiawan, arca Amoghapasa yang sekaligus merupakan prasasti ini ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa campuran antara Sansekerta dan Melayu Kuno.

Mengutip laman kemdikbud.go.id, arca ini merupakan artefak yang sangat istimewa karena merupakan bukti adanya hubungan baik antara Kerajaan Singasari dan Kerajaan Dharmasraya di masa lalu.

Arca Amoghapasa diberikan oleh Kertanegara kepada Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa, yang waktu itu berkuasa di Kerajaan Dharmasraya. Arca ini diberikan sebagai bentuk tanda persahabatan.

Kini, arca tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta dan bisa kamu lihat secara langsung.

Itu dia pembahasan mengenai sisa-sisa peninggalan Kerajaan Singasari yang bisa kamu lihat. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan detikers.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads