- Pengertian Tunadaksa
- Jenis Tunadaksa 1. Tunadaksa Taraf Ringan 2. Tunadaksa Taraf Sedang 3. Tunadaksa Taraf Berat
- Ciri-ciri Tunadaksa 1. Ciri-ciri Umum 2. Ciri-ciri Fisik 3. Ciri-ciri Sosial
- Karakteristik Tunadaksa 1. Karakteristik Kognitif 2. Karakteristik Intelegensi 3. Karakteristik Kepribadian 4. Karakteristik Fisik 5. Karakteristik Bahasa/Bicara
Istilah "tunadaksa" berasal dari dua kata, yaitu "tuna" dan "daksa", yang masing-masing memiliki makna "rugi" atau "kurang". Hal ini merujuk kepada kondisi di mana seseorang mengalami keterbatasan atau kekurangan dalam kemampuan fisik atau kesehatan.
Dalam artikel ini, kita akan mendalami lebih jauh mengenai tunadaksa. Mulai dari pengertian, jenis, ciri-ciri, dan karakteristik tunadaksa. Simak hingga akhir, ya!
Pengertian Tunadaksa
Menurut buku Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal sebagai akibat dari luka, penyakit, atau pertumbuhan tidak sempurna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pratiwi dan Hartosujono (2015), tunadaksa adalah bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang, persendian, dan saraf yang disebabkan oleh penyakit, virus, dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir, saat lahir, dan sesudah kelahiran.
Menurut buku Pendidikan Inklusi Sekolah Dasar, tunadaksa adalah jenis anak berkebutuhan khusus yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak seperti tulang, sendi, dan otot.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tunadaksa adalah kondisi ketidakmampuan fisik yang disebabkan oleh kelainan, cacat, atau gangguan pada sistem otot, tulang, persendian, atau saraf, yang dapat terjadi sejak sebelum kelahiran, saat kelahiran, atau setelah kelahiran.
Jenis Tunadaksa
Dilansir dari buku Optimasi Performa Kualitas Hidup pada Pasien Post Amputasi Transfemoral, berikut ini adalah tiga jenis tunadaksa.
1. Tunadaksa Taraf Ringan
Tunadaksa dalam klasifikasi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu tunadaksa murni dan tunadaksa kombinasi ringan. Tunadaksa murni umumnya hanya memiliki sedikit gangguan mental, dengan tingkat kecerdasan yang cenderung normal.
Kelompok ini terutama mengalami kelainan pada anggota tubuh, seperti lumpuh, kehilangan sebagian anggota tubuh (buntung), dan cacat fisik lainnya.
2. Tunadaksa Taraf Sedang
Dalam klasifikasi ini, tunadaksa termasuk tunadaksa yang disebabkan oleh cacat bawaan, seperti cerebral palsy ringan dan polio ringan.
Kelompok ini umumnya terdiri dari individu yang mengalami tunadaksa akibat cerebral palsy, yang mungkin memiliki gangguan mental dan sedikit penurunan daya ingat, meskipun tidak secara signifikan di bawah tingkat normal.
3. Tunadaksa Taraf Berat
Dalam klasifikasi ini, tunadaksa termasuk mereka yang menderita cerebral palsy berat dan tunadaksa akibat infeksi. Biasanya, anak-anak yang mengalami cacat ini memiliki tingkat kecerdasan yang termasuk dalam kategori debil, embesil, atau idiot.
Ciri-ciri Tunadaksa
Dikutip dari Rizeki Afiah (2018), berikut adalah ciri-ciri tunadaksa.
1. Ciri-ciri Umum
- Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
- Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali)
- Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasanya
- Terdapat cacat pada alat gerak
- Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam
- Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
- Hiperaktif/tidak dapat tenang
2. Ciri-ciri Fisik
- Anak mengalami keterbatasan fisik seperti kehilangan anggota tubuh, lumpuh, atau gangguan koordinasi motorik.
- Kecerdasan anak tetap normal atau bahkan ada yang sangat cerdas.
- Munculnya perasaan depresi, kemarahan, dan kekecewaan yang dalam, seringkali disertai dengan rasa kedengkian dan permusuhan.
- Mengalami perasaan yang bervariasi antara meminta dan menolak belas kasihan dari orang lain.
- Proses penyangkalan dan akseptasi terhadap kondisi cacat, dengan periode emosional yang mencerminkan perjuangan batin yang akhirnya mengarah pada penerimaan.
3. Ciri-ciri Sosial
Secara umum, kelainan pada anak tunadaksa dapat digolongkan menjadi dua kategori utama, yaitu gangguan pada sistem otak (sistem serebral) dan gangguan pada sistem otot dan rangka (sistem otot dan rangka).
Anak-anak dalam kelompok ini seringkali memiliki keterbatasan dalam berinteraksi sosial karena keterbatasan mobilitas mereka. Terkadang, mereka dapat menunjukkan perilaku marah yang berlebihan tanpa penyebab yang jelas.
Dalam konteks pendidikan di sekolah, mereka memerlukan alat-alat khusus seperti kursi roda, atau prosthesis kaki dan tangan untuk mendukung mobilitas mereka.
Karakteristik Tunadaksa
Dikutip dari Aziz (2015) dalam Listiana (2016), terdapat lima karakteristik tunadaksa.
1. Karakteristik Kognitif
Kondisi tunadaksa seringkali dapat menghadirkan hambatan dalam belajar dan perkembangan kognitif. Implikasi dalam perkembangan kognitif memiliki empat aspek utama: kematangan saraf, pengalaman, transmisi sosial, dan ekuilibrasi.
2. Karakteristik Intelegensi
Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak dengan tunadaksa, dapat digunakan tes yang telah disesuaikan agar cocok dengan kebutuhan mereka.
Beberapa tes yang dimodifikasi untuk tujuan ini termasuk Hausserman Test (untuk tunadaksa ringan), Illinois Test, dan Peabody Picture Vocabulary Test.
3. Karakteristik Kepribadian
Faktor-faktor seperti hambatan dalam aktivitas sehari-hari, kekhawatiran berlebihan dari orang tua, dan perlakuan diskriminatif oleh orang lain dapat merugikan perkembangan kepribadian anak dengan tunadaksa atau cacat fisik.
Dampaknya termasuk rendahnya harga diri, kurangnya rasa percaya diri, penurunan inisiatif, serta penekanan terhadap kreativitas anak. Selain itu, anak dengan tunadaksa juga sering menghadapi perasaan bahwa orang lain terlalu fokus pada keterbatasan mereka.
4. Karakteristik Fisik
Potensi fisik adalah sesuatu yang perlu ditingkatkan oleh setiap individu, namun bagi penyandang tunadaksa, potensi ini tidak selalu dapat berkembang secara penuh karena adanya bagian tubuh yang tidak sempurna.
5. Karakteristik Bahasa/Bicara
Setiap individu memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Kemampuan tersebut akan tumbuh melalui proses yang berjalan sejalan dengan perkembangan sensori motoriknya dan tingkat kesiapannya.
Demikian penjelasan mulai dari pengertian, jenis, ciri-ciri, dan karakteristik tunadaksa. Tunadaksa adalah kondisi ketidakmampuan fisik yang disebabkan oleh kelainan, cacat, atau gangguan pada sistem tubuh. Semoga bermanfaat!
(inf/inf)