12 Jenis-jenis Tanah di Indonesia Beserta Persebarannya

ADVERTISEMENT

12 Jenis-jenis Tanah di Indonesia Beserta Persebarannya

Fida Afra - detikEdu
Selasa, 31 Okt 2023 15:45 WIB
Jenis tanah untuk berkebun.
Foto: Markus Spiske/Unsplash
Jakarta -

Jenis-jenis tanah di berbagai tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap jenis tanah memiliki ciri-ciri khususnya, dan perbedaan ini juga mempengaruhi jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di atasnya.

Lantas, apa saja pembagian jenis-jenis tanah di Indonesia? Simak penjelasan selengkapnya pada artikel di bawah ini!

Jenis-jenis Tanah

Tanah merupakan aspek penting kehidupan di muka bumi ini. Tanah adalah lapisan permukaan yang berperan sebagai penyedia unsur hara dan air bagi tanaman, serta menjadi tempat di mana akar tanaman dapat berkembang dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak beberapa jenis-jenis tanah di Indonesia berikut ini.

1. Aluvial (Entisol)

Tanah aluvial disebut juga dengan tanah endapan adalah tanah yang terbentuk dari material endapan sungai. Tanah ini dapat ditemukan di daerah dataran rendah yang masih terpengaruh aktivitas sungai. Warnanya kelabu atau coklat dengan tekstur liat berpasir.

ADVERTISEMENT

Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang subur sehingga cocok digunakan sebagai lahan pertanian untuk tanaman padi, palawija, tebu, tembakau, kelapa, dan buah-buahan. Tanah ini dapat ditemukan di Bengawan Solo.

2. Andosol (Vulkanik)

Tanah andosol merupakan tanah di kawasan gunung berapi yang terbentuk dari material saat gunung api meletus. Material yang terus mengendap akan membentuk tanah yang kaya unsur hara.

Tanah vulkanik atau andosol berwarna kelabu atau cokelat. Tanah ini sangat cocok untuk perkebunan dan tanaman hortikultura. Tanah andosol tersebar di pulau-pulau dengan gunung api seperti Jawa, Bali, atau Lombok.

3. Regosol

Tanah regosol atau tanah muda adalah jenis tanah yang baru terbentuk sehingga profil tanahnya belum mengalami diferensiasi horizon dengan masih banyaknya kandungan batu yang belum melapuk sempurna.

Tanah regosol tingkat kesuburannya rendah hingga sedang dengan tekstur tanah berpasir. Tanah ini dapat ditemukan di pulau dengan gunung api yang aktif maupun tidak aktif. Tanah regosol cocok untuk pertanian semusim.

4. Latosol

Tanah latosol adalah jenis tanah tua yang horizon tanahnya telah terdiferensiasi. Tanah latosol memiliki kandungan bahan organik bervariasi dari yang rendah hingga sedang.

Tanah latosol berwarna coklat kemerahan hingga kuning. Tanah ini banyak terdapat di hutan tropis seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Papua, Sulawesi, Lampung, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

5. Laterit

Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian dari suhu rendah dan curah hujan tinggi sehingga kekurangan unsur hara dan kurang subur. Tanah laterit berwarna coklat kemerah-merahan.

Tanah laterit dapat digunakan untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah ini dapat ditemukan di Kalimantan Barat, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan Sulawesi Tenggara.

6. Litosol

Tanah litosol merupakan tanah dari jenis batuan keras yaitu batuan beku dan sedimen yang masih baru dan belum mengalami pelapukan sempurna sehingga butirannya besar.

Tanah litosol dapat ditemukan di daerah lereng gunung dan pegunungan yang tererosi berat seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, dan Nusa Tenggara. Tanah ini kurang cocok untuk pertanian, hanya cocok untuk pohon besar di hutan.

7. Grumosol

Tanah grumosol adalah tanah yang berasal dari bahan induk batu kapur, batuan lempeng, atau mergel yang memiliki kandungan liat tinggi dan unsur hara rendah.

Tanah ini dapat digunakan untuk menanam tanaman semusim seperti padi, jagung, tebu, tembakau, atau kedelai. Tanah grumosol dapat dimanfaatkan untuk pembuatan gerabah.

8. Organosol

Tanah organosol atau gambut merupakan tanah dari sisa-sisa tanaman di daerah yang selalu digenangi air seperti rawa-rawa sehingga pembusukannya kurang sempurna.

Tanah organosol dapat ditemukan di pantai selatan Papua, Sumatra, Kalimantan Barat, Riau, dan Jambi. Tanah ini berwarna hitam dan kaya bahan organik tetapi pemanfaatannya perlu cara khusus. Tanah organosol cocok untuk menanam karet, kelapa, dan palawija.

9. Mediteran

Tanah mediteran atau tanah kapur merah merupakan jenis tanah hasil dari pelapukan batuan kapur keras dan batuan endapan. Tanah ini berwarna merah sampai coklat dengan sedikit unsur hara.

Tanah mediteran dapat ditemukan di Maluku, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tanah ini cocok digunakan untuk menanam tanaman palawija, jati, dan tembakau.

10. Rendzina

Tanah rendzina atau tanah kapur hitam merupakan jenis tanah hasil dari pelapukan batuan kapur di daerah karst atau daerah kapur dengan curah hujan tinggi.

Tanah rendzina berwarna coklat kehitaman bercampur putih dan miskin unsur hara. Tanah ini dapat ditemukan di Pegunungan Kapur Jawa, Maluku, Papua, Aceh, dan Lampung. Tanah rendzina cocok untuk ditanami tanaman keras semusim seperti jati.

11. Podzolik

Tanah podzolik merupakan jenis tanah yang terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan tinggi dari batuan pasir dengan kandungan kuarsa tinggi.

Tanah podzolik memiliki sedikit unsur hara dan tidak subur. Tanah ini dapat ditemukan di daerah pegunungan tinggi seperti Jawa Barat, Maluku, Sulawesi, dan Papua. Tanah ini dapat ditanami tanaman kelapa dan jambu mete.

12. Podzolik Merah Kuning

Tanah podzolik merah kuning merupakan jenis tanah yang berwarna merah hingga kuning dengan kandungan unsur hara yang rendah, tekstur liat, dan struktur menggumpal.

Tanah podzolik merah kuning dapat ditemukan di daerah dengan topografi berbukit dengan iklim basah. Tanah ini dapat ditemukan di dataran tinggi Sumatra, Jawa Barat, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

Nah, itulah tadi beberapa jenis-jenis tanah di Indonesia. Dengan topografi yang beragam, tanah-tanah di Indonesia memiliki pemanfaatan yang juga beragam. Semoga informasi ini bermanfaat.




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads