Mars adalah planet dengan yang berjarak sekitar 140 juta mil dari Bumi. Disebabkan kedekatannya dengan Bumi, ini membuat Mars sering menjadi objek penelitian oleh sejumlah ilmuwan.
Melalui total lebih dari 20 misi yang diluncurkan, ilmuwan pun kuak 7 fakta tentang planet ini. Simak penjelasannya seperti dilansir dari laman Smithsonian Magazine.
Fakta-fakta Planet Mars
1. Tempat Kering yang Dingin
Sebelum penjelajahan pertama ke Mars, para ilmuwan berpikir bahwa planet ini mungkin subur dan penuh dengan kehidupan. Namun, gambaran awal itu terbantah ketika wahana Mariner 4 milik NASA yang melewati Mars pada tahun 1965 dan mengirimkan gambar permukaan yang tandus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, Mars adalah planet kering dengan permukaan berbatu, penuh kawah tumbukan, angin kencang, bukit pasir bergerak lambat, lembah dalam, dan terdapat gunung berapi. Meskipun demikian, Mars memiliki air dalam bentuk es, uap atmosfer, dan atom yang tertanam dalam struktur le mineralnya.
2. Atmosfer yang Tipis dan Sangat Berdebu
Berkat Mariner 4, Mars diketahui memiliki atmosfer yang sangat tipis dengan tekanan hanya 0,7 persen dari tekanan di Bumi. Ini membuat Mars sangat dingin, dengan suhu rata-rata mencapai -62 Β°C. Gravitasi planet yang lebih kecil dan kurangnya medan magnet mencegahnya mempertahankan lapisan gas yang tebal.
Berdasarkan temuan dari Mariner 9 yang mengorbit pada 1971, meskipun tipis atmosfer Mars tetap mampu untuk menahan badai debu. Badai debu ini terdiri dari partikel debu oksida besi yang melaju dengan kecepatan 60 mil per jam. Debu inilah yang menyebabkan mengapa Mars disebut sebagai planet merah.
"Badai debu sangat dahsyat. Mereka sangat besar. Sungguh menakutkan berada di sana," kata Shannon Curry, peneliti utama misi Mars Atmosfer dan Volatile Evolution (MAVEN), yang diluncurkan pada tahun 2013.
3. Mars Pernah Memiliki Cairan Air
Penjelajahan Mars telah mengumpulkan bukti bahwa air pernah mengalir di planet ini. Ciri-ciri topografi seperti aliran sungai, selokan, kawah tumbukan, dan retakan lumpur mengindikasikan masa lalu yang kaya akan air.
Pada tahun 2005, pengorbit Mars Express milik Badan Antariksa Eropa menemukan mineral terhidrasi, batuan dengan struktur kristal yang mengandung campuran atom hidrogen dan oksigen. Mineral ini hanya dapat terbentuk jika ada air cair.
Pesawat penjelajah Curiosity pada tahun 2012 turut menambah temuan bukti adanya air cair di Kawah Gale, yang dulunya adalah dasar danau.
Meskipun air tersebut lenyap dua hingga tiga miliar tahun yang lalu, keberadaannya menunjukkan bahwa Mars dulunya memiliki atmosfer yang lebih tebal dan suhu yang lebih hangat, menciptakan kondisi yang mendukung kehidupan.
4. Adanya Siklus Pembentukan Es
Pada abad ke-17, ilmuwan melihat kutub Mars lewat teleskop sebagai titik terang. Pada tahun 1969 Mariner 7 memberikan tampilan lapisan es muda di Mars yang diperkirakan terbentuk dalam lima juta tahun terakhir. Lapisan es tersebut mungkin akan hilang sama sekali dan terbentuk kembali dalam siklus yang berlangsung selama ratusan ribu tahun.
Menurut ilmuwan, sains menyebut bahwa Mars mengalami pemanasan dan pendinginan berkat gravitasi Jupiter yang tidak stabil, mengubah kemiringan planet dari 15 hingga 35 derajat. Ini mengakibatkan kutub Mars mengalami pemanasan lebih besar dan mencairkan lapisan es.
5. Aurora di Mars
Berdasarkan informasi dari satelit MAVEN dan Mars Global Surveyor, Mars tidak memiliki dipol magnet planet seperti Bumi, tetapi memiliki kantong-kantong medan magnet regional di keraknya. Medan magnet Bumi berasal dari perputaran inti besi dan nikel di dalam planet, tetapi Mars kehilangan magnetosfer global karena planet ini mendingin lebih cepat.
Meskipun demikian, logam di dekat permukaan Mars menangkap jejak medan magnet, menyebabkan aurora yang berbeda dari aurora di Bumi. Di Mars, aurora bisa terjadi dekat ekuator, dan foto dari pengorbit Hope Uni Emirat Arab pada tahun 2021 menunjukkan tampilan langit yang berbentuk ular.
6. Sebagian Meteorit yang Jatuh Berasal dari Mars
Para ilmuwan telah mengonfirmasi bahwa sebagian meteorit yang tiba di Bumi berasal dari Mars, dihasilkan saat tumbukan di Mars melemparkan puing-puing ke angkasa, yang akhirnya mendarat di Bumi. Dalam koleksi ilmuwan, ada sekitar 300 meteorit Mars yang telah memberi wawasan tentang planet tersebut sejak Viking mendarat di Mars pada 1976.
7. Dulu Mars Sangat Mirip dengan Bumi
Mars dahulu memiliki kondisi awal yang nyaman dengan air, atmosfer, dan perlindungan magnetik, serta pernah mengalami aktivitas tektonik. Pada tahun 2013, misi Curiosity menemukan bahan kimia penting yang diperlukan untuk mendukung kehidupan dalam batuan. Kemudian, antara tahun 2013 dan 2018, misi tersebut bahkan mendeteksi bahan organik di dalam batuan.
Kendati demikian, masih terdapat perdebatan antara ada atau tidaknya kehidupan di Mars karena belum adanya sarana untuk menjawab hal ini. Ilmuwan hanya dapat meneliti sampel batuan Mars dengan alat canggih.
(nah/nah)