10 Puisi Sumpah Pemuda, Singkat dan Menyentuh

ADVERTISEMENT

10 Puisi Sumpah Pemuda, Singkat dan Menyentuh

Saniyyah - detikEdu
Selasa, 24 Okt 2023 20:15 WIB
Tema dan Logo Hari Sumpah Pemuda 2023
Logo Sumpah Pemuda. Foto: Kemenpora RI
Jakarta -

Sumpah pemuda adalah ikrar yang diucapkan para pemuda Indonesia saat Kongres Pemuda II di Jakarta. Sumpah Pemuda mendorong terbentuknya solidaritas di antara para pemuda Indonesia untuk mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air.

Karena itu, Sumpah Pemuda menjadi momen historial yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Untuk memaknai hari besar tersebut, tak jarang kita memperingatinya dengan membuat puisi Sumpah Pemuda.

Puisi Sumpah Pemuda

Berikut ini 10 puisi Sumpah Pemuda dikutip dari buku Aku Pemuda: Antologi Karya Lomba Cipta Puisi Nasional Terpilih Periode Maret - Mei 2019 oleh Penulis Pilihan LCPN dan buku Antologi Puisi Kemerdekaan oleh Alfin Nirhayatul Islamiyah, dkk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Mencabik cakrawala

Karya: Rodliyah Khusnun Nikmah

Gemerlap lentera berjejer indah
Menyingkap semua yang bertakhta
Penuh tipu daya, fatamorgana
Berselimut mimpi tanpa asa
Akankah Tuhan memberi dengan percuma?
Rahasia dalam rahasia, hati berbicara

ADVERTISEMENT

Akulah pemuda, penuh asa dalam juang
Tak gentar menegakkan panji-panji yang hilang
Bermartabat dengan selubung usang
Tak risau akan cemooh orang, bersapak terjang
Sekali tangan mengadah, dua tiga darma tak jadi penghalang
Tuk samudra harapan yang telah terbentang

"Selamat pagi, filantropi kehidupan!"

2. Kita Pemuda Bangsa

Karya: Riadhu Sholikah

Kita pemuda bangsa...
Berjuang untuk bangsa Indonesia
Bukan lewat perang atau senjata
Namun dengan ilmu yang berguna

Mentari berganti rembulan
Hari berganti hari
Waktu terus berlalu
Mari kita berubah!

Potensi, bakat yang kita miliki
Semoga mampu menjadikan prestasi
Untuk menggapai mimpi
Dan untuk kemajuan bangsa ini

Teruskan mimpi pahlawan!
Demi kita, dan masa depan
Dengan usaha, keyakinan, dan
Pantang menyerah pintu menuju kesuksesan

3. 1000 Masalah

Karya: Dinda Kurnia

Tuntutan tuk selalu tegak berdiri
Berdiri di pijakan kaki sendiri

Tuntutan tuk selalu perbaiki diri
Senantiasa berusaha perbaiki negeri

Masalah demi masalah
Datang silih berganti

Menuntut pemuda-pemudi
Upayakan segala solusi

Di bumi pertiwi
1000 masalah sedang menari
Menunggu dan menanti

Wahai pemuda negeri
Sanggupkah kau tuk mengiringi?
Siapkah kau tuk gemparkan bumi?

4. Membara

Karya: Georgiana L Karma

Muda parasku elok rupaku
Keras terasa pemikiranku
Tajam belati lidahku
Lantang siar suaraku
Membara ... Membara ...

Perangaiku pembangkit semangat,
Pijakan masa depan yang kokoh
Teladanku bertemankan kemakmuran,
Langkah pengubah sejarah
Membara ... Membara ...

Satu pemikiranku sebanding seribu petuah,
Menjadi mata dan telingan bagi yang tertinggal
Hati nurani junjunganku yang teguh,
Harapan dan doa tujuan yang tunggal
Membara ... Membara ...

Tak ada pandangan rendah meski aku muda,
Segenap bakti kujalani dalam kesetiaan
Wahai sang saka lihatlah tunasmu telah siap,
Di sini, hari ini, dan esok
Membara ... Membara ...

5. Tunas Bagsa

Karya: Jung Archangel

Suatu hari
Aku tersadar
Kilau zamrud ini
Semakin memudar

Karena kita
Tunas-tunas bangsa
Sedang terlena
Karena kita
Tunas-tunas bangsa
Rapuh karena gawai

Wahai tunas-tunas bangsa
Bangkitlah dengan semangat hakiki
Hingga membekal keberanian
Berbalut asa yang agung
Yang takkan pernah pudar
Meski badai keraguan terus menerjang

Wahai tunas-tunas bangsa
Ingatkah kita
Dengan kata Bung Karno
Menjadi pemuda yang akan mengguncang dunia
Agar zamrud ini
Tetap berkilau di bumi khatulistiwa

6. Sang Pendekar Baru

Karya: Putu Wahyudi Sinduarta

Coba jatuhkan diriku!
Beribu peluru yang menembus
tak berhasil melukai niatku
Berjuta pedang yang menghunus
Malah patah ketika menyentuh semangatku
Luapan lava di kawah Merbabu
Bukan tandingan untuk tekadku

Coba hancurkan tulangku!
Halilintar saja takut ketika mendengar namaku
Puting beliung lari ketika melihat mataku
Bahkan gelombang laut jinak
Saat menyentuh kakiku

Coba hentikan langkahku!
Setiap hentakan
Membawa harapan untuk maju
Setiap jengkal
Membakar ragu menjadi abu
Setiap jejak
Meninggalkan keberanian
Untuk generasi yang baru

Akulah harapan ibu
Keyakinan mengakar teguh di dalam hatiku
Menjaga pertiwi di dalam setiap napasku
Menebar cinta untuk saudara-saudaraku
Karena akulah Sang Pendekar Baru

7. 1708

Karya: Ahmad M. Mabrur Umar

1708
Sejarah negeri telah terukir dalam ribanya
Dahulu dijajah, kini lantang bersorak merdeka
Merah putih berkibar gagah penuh karisma
Salam satu semboyan Bhinneka Tunggal Ika

1708
Takkan rela terjajah lagi
Malam suram berganti cerah mentari pagi
Tidak lagi terdengar tangisan pertiwi
Datanglah segera, jangan ayal lagi

1708
Bukti sejati juang para pahlawan
Mengangkat bambu, bedil pun dilawan
Penjajah dilawan, negeri sendiri jadi kawan
Walau langit kelam berbalut pekat sang awan

1708
Jangan lagi, jangan ada lagi
Tumpah darah karena beda tak berperi
Bersatulah bangsaku seperti para terdahului
Jangan ada jajah, pun dari bangsa sendiri

8. Mentari Indonesia

Karya: Bunda Azki

Derap langkah para penjaga paksa
Letupan senjata tanpa aksama
Ribuan nyawa hilang tanpa dosa
Hanya derai air mata yang berkuasa

Ketika doa dan air mata bersama
Penjuru bumi langit berkuasa
Sebilah bambu runcing mencakar angkasa
Kekuatan besar mencabar bumi dan seisinya

Merdeka, merdeka, merdeka
Peluh dan lara berganti indahnya nirwana
Luka tikam menganga berganti senyuman sukma
Ribuan dera tergantikan secercah sinar khatulistiwa

Kisah romansa akan indah pada waktunya
Bukan karena aku dan kamu saja
Namun korelasi keduanya
Karena kita sama, kita adalah Indonesia

9. Merah Putih Terbebas Jerat

Karya: Fadilla Dewi Brilliantsya

Kala itu manusia-maniusia picik mengadopsi pertiwi
Saksana keibuan berlagak mengayomi
Menebar lakon, merecap janji-janji
Merenggut, meraup segala jati diri
Tiada belas, tiada pantas dikata manusiawi
Hingga tumpah ruah darah juang negeri
Demi melepas jerat, membebaskan NKRI

Gelora jiwa terbakar di tengah terik mentari
Raga mengacu, meluruh bagai di atas bara api
Menyibak, menerjang diantara semak duri
Tetap tak gentar meski minim senjata api
Demi perwujudan secarik naskah yang dikau sebut
PROKLAMASI

10. Merah Darah Putih Tulang

Karya: Fransiskus Dika Sidabutar

Merdeka telah diperjuangkan
Eulogi kami panjatkan bagi para pahlawan
Rela tinggalkan keluarga
Air mata dan darah pun diikhlaskan
Hanya untuk kemerdekaan

Perjuangan takkan ku henti
Untuk memperjuangkan tanah air
Tekad akan ku jahit
Intuisi akan terus berlari
Hanya tuk mengharumkan negeri

Itulah 10 puisi Sumpah Pemuda yang bisa menjadi inspirasi buatmu. Semoga bermanfaat, detikers!




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads