Teks Eksplanasi Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Teks Eksplanasi Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

ilham fikriansyah - detikEdu
Minggu, 15 Okt 2023 08:45 WIB
Ilustrasi menyusun teks berita
Foto: Christin Hume/Unsplash
Jakarta -

Saat duduk di bangku sekolah, detikers pernah mendapatkan tugas dari guru untuk membuat teks eksplanasi. Umumnya, tugas ini diberikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Teks eksplanasi tak hanya sekadar tulisan biasa saja. Namun, di dalamnya terdapat pernyataan, eksplanasi (urutan), hingga interpretasi atau kesimpulan dari penulis.

Lantas, seperti apa contoh teks eksplanasi? Lalu apa saja jenis-jenis teks eksplanasi? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang prosedur atau proses terjadinya fenomena, mulai dari fenomena alam maupun sosial. Dilansir situs Kemdikbud, teks eksplanasi bertujuan agar pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang fenomena itu secara jelas dan logis.

Teks eksplanasi banyak menggunakan fakta dan pernyataan-pernyataan yang mewakili hubungan sebab-akibat (kausalitas). Maka dari itu, teks eksplanasi berisi gambaran tentang proses mengapa dan bagaimana, misalnya dalam kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, hingga budaya.

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Teks Eksplanasi

Perlu diketahui bahwa teks eksplanasi terdiri dari empat jenis. Mengutip buku Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA Kelas X, XI, XII oleh Tomi Rianto, berikut jenis-jenis teks eksplanasi.

1. Teks Eksplanasi Faktorial

Teks eksplanasi faktorial merupakan jenis teks yang ditulis dengan menjelaskan hasil dan efek dari suatu proses yang terjadi.

2. Teks Eksplanasi Kausal

Teks eksplanasi yang satu ini menjelaskan penyebab atau asal-usul secara bertahap untuk menjawab 'mengapa peristiwa itu dapat terjadi'.

3. Teks Eksplanasi Teoritis

Jenis teks eksplanasi ini ditulis dengan menjabarkan kemungkinan-kemungkinan yang sekiranya akan terjadi di balik sebuah fenomena alam.

4. Teks Eksplanasi Sequential

Jenis teks eksplanasi yang terakhir adalah sequential, yakni teks yang menjelaskan tahapan terjadinya sebuah fenomena secara rinci dan detail.

Struktur Penulisan Teks Eksplanasi

Membuat teks eksplanasi tak bisa dilakukan secara asal, sebab ada struktur penulisannya yang baik dan benar. Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini:

1. Pernyataan Umum

Struktur penulisan teks eksplanasi yang pertama adalah pernyataan umum, di mana berisi gambaran awal tentang hal yang akan disampaikan oleh penulis. Pernyataan umum ditulis secara ringkas, menarik, dan jelas agar dapat membangkitkan minat pembaca untuk membaca secara detail.

2. Deretan Penjelas

Yakni berisi penjelasan dari apa yang disampaikan. Di bagian ini juga akan ditulis berbagai fakta-fakta dan informasi mengenai fenomena yang akan dibahas di dalam teks eksplanasi.

3. Interpretasi

Struktur penulisan teks eksplanasi yang terakhir adalah interpretasi. Pada bagian ini, penulis mencantumkan pandangan atau kesimpulan mengenai fenomena yang telah dibahas.

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Adapun ciri-ciri kebahasaan dari teks eksplanasi, yakni sebagai berikut:

  • Menggunakan kata yang bermakna denotatif (bermakna apa adanya).
  • Menggunakan kalimat pasif yaitu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan.
    Contoh: dipukul, termakan, dan lain-lain.
  • Menggunakan banyak konjungsi kausalitas (sebab-akibat)
    Contoh: sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga, dan lain-lain.
  • Menggunakan istilah ilmiah atau banyak kata teknis sesuai dengan topik yang dibahas.
    Contoh: konflik sosial, atmosfer, tsunami, banjir, dan lain-lain.
  • Fokus pada hal umum, bukan partisipan manusia.

Contoh Teks Eksplanasi

Setelah mengetahui apa itu teks eksplanasi beserta struktur penulisannya, kini kita simak contoh teks eksplanasi di bawah ini yang bisa kamu gunakan sebagai referensi menulis.

1. Contoh Teks Eksplanasi: Tanah Longsor

Pernyataan umum

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

Deretan penjelas

Secara umum, kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, tetapi ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh, di antaranya erosi, lereng dari bebatuan dan tanah yang diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat, dan gunung berapi yang menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat, dan aliran debu-debu.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tanah longsor, seperti tidak membuat kolam atau sawah di atas lereng, tidak mendirikan rumah di bawah tebing, jangan menebang pohon di sekitar lereng, jangan memotong tebing secara tegak lurus, dan tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai.

Interpretasi

Dengan memahami faktor-faktor pendorong dan pemicu serta berbagai elemen yang berkontribusi terhadap terjadinya longsor, penting bagi kita untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Melalui langkah-langkah seperti menghindari pembuatan kolam atau sawah di lereng, menjaga vegetasi di sekitar lereng, dan menghindari pembangunan di lokasi yang rentan, kita dapat berperan aktif dalam mengurangi risiko terjadinya longsor.

2. Contoh Teks Eksplanasi: Gempa Bumi

Pernyataan umum

Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi karena pergeseran atau pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar permukaan bumi. Peristiwa alam ini sering terjadi di daerah yang berada dekat gunung berapi atau gunung yang masih aktif dan di daerah yang dikelilingi lautan yang sangat luas.

Deretan penjelas

Gempa bumi terjadi karena pergeseran atau gerakan lapisan dasar bumi dan letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan dampak yang sangat besar bagi lingkungan sekitarnya. Getaran gempa bumi yang sangat besar dan merambat ke segala arah sehingga dapat meratakan bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa tektonik terjadi karena lapisan kerak bumi menjadi lunak sehingga mengalami pergeseran atau pergerakan. Teori "Tektonik Plate" menjelaskan bahwa bumi kita ini terdiri dari beberapa lapisan buatan. Sebagian besar daerah lapisan kerak ini akan hanyut dan mengapung di lapisan, seperti halnya salju. Lapisan ini bergerak sangat lambat sehingga terpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lain.Itulah yang menyebabkan mengapa gempa bumi dapat terjadi. Sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi dikarenakan adanya letusan gunung berapi yang sangat besar. Gempa vulkanik ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan gempa tektonik.

Interpretasi

Gempa dapat terjadi kapan saja tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi ditempat-tempat tertentu saja, seperti pada perbatasan plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan lingkaran api karena banyak terdapat gunung berapi.

3. Contoh Teks Eksplanasi: Banjir

Pernyataan umum

Kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena alam dan tindakan manusia.

Deretan penjelas

Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir. Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah, airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya.

Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi pemukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya, ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.

Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan, dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.

Pembuangan sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.

Interpretasi

Dapat disimpulkan bahwa banjir merupakan hasil dari interaksi kompleks antara faktor alami dan tindakan manusia. Perubahan tata guna lahan menjadi permukiman, disertai dengan deforestasi dan kurangnya perencanaan drainase, memegang peranan penting dalam memicu bencana banjir.

Faktor-faktor alami seperti erosi, sedimentasi, dan intensitas hujan juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan risiko banjir. Begitu pula, pembuangan sampah dan ketiadaan perencanaan tata kawasan di sepanjang sungai dapat menyebabkan saluran tersumbat dan kapasitas sungai terbatas, menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap banjir.

Dalam konteks perkotaan, padatnya populasi dan kurangnya perhatian terhadap faktor-faktor sosial seperti kawasan kumuh turut berkontribusi pada eskalasi dampak banjir.

Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang penyebab banjir dan pengambilan langkah-langkah pencegahan yang tepat akan menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan keamanan masyarakat dari ancaman banjir.

Itu dia pembahasan mengenai teks eksplanasi, mulai dari pengertian, jenis-jenis, struktur penulisan, hingga contohnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads