Teks anekdot identik dengan topik yang mengandung unsur lucu untuk hiburan. Namun selain itu, teks anekdot juga bisa ditujukan untuk memberi sindiran atau kritik kepada seseorang atau pihak tertentu.
Sebelum mengetahui apa saja contoh teks anekdot sindiran, ketahui dahulu pengertian dan cirinya sebagai berikut.
Pengertian Teks Anekdot Sindiran
Teks anekdot adalah salah satu jenis teks yang cukup populer dan banyak ditemui. Dikutip dari buku Konvergensi dari Sang Surya Media tahun 2017, anekdot merupakan salah satu genre sastra yang biasanya digunakan untuk merefleksikan diri maupun isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat. Teks anekdot ini merupakan cerita narasi yang lucu dengan berbagai tujuan , baik sekedar hiburan, sindiran, atau kritik tidak langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu jenis teks anekdot yang dibahas kali ini adalah teks anekdot sindiran. Dilansir dari laman BSI Today, teks anekdot sindiran adalah teks yang digunakan untuk menyampaikan kritik dengan sindiran terhadap suatu kejadian. Kritik atau sindiran yang disampaikan tersebut diharapkan tidak kasar atau menyakiti pihak tertentu.
Meski berupa sindiran, namun teks anekdot ini akan disajikan dalam bentuk teks yang mengandung unsur lucu atau hiburan agar terkesan lebih sopan. Sindiran yang disampaikan juga didasarkan atas peristiwa atau kejadian yang sebenarnya. Menurut buku Teks Anekdot oleh Millah Af'idah dkk, teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.
Ciri Teks Anekdot Sindiran
Pada jenis teks anekdot sindiran, terdapat ciri-ciri yang perlu diketahui sebagai berikut:
- Menggunakan gaya bahasa khas, dalam teks anekdot ini menggunakan gaya bahasa yang khas dan menggambarkan maksud atau tujuan yang ingin disampaikan.
- Mengandung unsur sindiran, ironi, dan humor.
- Memiliki dan menjelaskan tokoh secara jelas, tetapi tidak terlalu detail,
- Mengandung konflik yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari.
- Menggunakan bahasa sindiran atau kritik, namun tetap ringan, santai, dan dikemas secara sederhana.
- Mengandung kebenaran atau fakta tertentu.
- Mengandung makna dan pesan yang disampaikan.
Struktur Teks Anekdot Sindiran
Teks anekdot sindiran sebenarnya memiliki struktur yang sama seperti struktur teks anekdot pada umumnya. Berikut struktur teks anekdot tersebut:
1. Abstraksi
Secara umum pada bagian awal ini berisi tentang gambaran awal sebuah kejadian tertentu yang akan dibahas.
2. Orientasi
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang yang mengawali sebuah topik dan terdapat sebuah masalah atau konflik untuk dijadikan sebagai inti cerita pada teks. Bagian ini biasanya ada pada paragraf kedua.
3. Krisis
Bagian ini menjelaskan masalah pokok yang menjadi inti cerita. Disini terkandung kalimat-kalimat menarik dengan memasukkan unsur humor. Selain itu juga dijelaskan mengenai puncak dari masalah atau konflik.
4. Reaksi
Bagian ini adalah setelah masalah selesai memuncak. Biasanya disini memuat tentang resolusi atau penyelesaian suatu masalah dan bisa ditambahkan pula unsur sindiran yang tajam terhadap tokoh.
5. Koda
Bagian ini disebut juga sebagai penutup yang berfungsi untuk mengakhiri cerita teks anekdot.
Contoh Teks Anekdot Sindiran
Berikut beberapa contoh teks anekdot sindiran:
Contoh 1
"Kaos Tahanan KPK"
Ada dua tokoh partai politik bernama Rahman dan Rohim. Keduanya memiliki niat dan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR. Setelah berkas pencalonan ke KPU diserahkan, Rahman dan Rohim ngobrol sekaligus minum kopi di kantin. Mereka pun terlibat dalam percakapan yang seru.
Rahman : Him, sekarang di negara kita sudah terdapat banyak politisi yang kaya raya. Tahukah kamu?
Rohim : Ya itu juga setiap orang pasti sudah tau man.
Rahman : Dengan kekayaan yang dimiliki tentunya mereka dapat membeli pakaian yang mahal sekalipun.
Rohim : Maksudnya?
Rahman : Ya apalagi kalau bukan baju tahanan KPK
Rohim : Kalo masalah baju tahanan KPK aku kurang paham, man.
Rahman : Ya coba kamu pikir him, seorang politisi harus mengambil uang negara paling
tidak satu miliar untuk dapat menggunakan baju tahanan KPK.
Rohim : Oh ternyata begitu maksud kamu.
Mereka lalu memesan kopi untuk kedua kalinya sambil bercengkrama dan mengingat masa lalu keduanya yang pernah mengenakan pakaian termahal itu.
Contoh 2
"Kursi yang Membuat Lupa"
Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus : Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?
Anton : Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orangkan lupa.
Bagus : Jawabanmu salah!
Anton : Hmm..kursi apa, ya?
Bagus : Jawabannya adalah kursi DPR!
Anton : Lho, kok begitu?
Bagus : Jelaslah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.
Anton : Oh, iya. Betul juga.
Contoh 3
"Korupsi"
Seorang hakim dan seorang jaksa sedang makan siang bersama di sebuah restoran mewah.
Mereka berdua adalah teman lama yang sudah saling kenal sejak kuliah. Mereka sering bekerja sama dalam menangani kasus-kasus hukum, terutama kasus korupsi.
Di tengah percakapan mereka, datang seorang pelayan yang membawa piring berisi uang tunai. Pelayan itu mengatakan bahwa uang itu adalah hadiah dari seorang pengusaha yang sedang dituntut oleh jaksa karena kasus korupsi. Pengusaha itu berharap agar jaksa dan hakim mau meringankan hukumannya.
Jaksa dan hakim pun terkejut dan marah. Mereka menolak uang itu dan memerintahkan pelayan untuk membawanya kembali. Mereka juga mengancam akan menambah hukuman bagi pengusaha itu karena mencoba menyogok mereka.
Namun, sebelum pelayan itu pergi, hakim berkata pelan kepada jaksa, "Eh, ambil saja uangnya. Nanti kita bagi dua." Jaksa pun tersenyum dan mengangguk. Mereka kemudian melanjutkan makan siang mereka dengan riang.
Itulah penjelasan mengenai teks anekdot. Selamat belajar!
(nah/nah)