Sudah sekitar satu bulan sejak Badan Antariksa India yakni Indian Space Research Organisation (ISRO) berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 di Bulan. Kala itu, pesawat Chandrayaan-3 mendarat di dekat kutub selatan Bulan untuk misi penjelajahan.
Namun, setelah melewati misi pertamanya, baru-baru ini ISRO mengabarkan bahwa robot pendarat dan penjelajah Bulan milik mereka hilang sinyal. Para observer ini belum menerima sinyal apapun dari robot mereka setelah malam di Bulan yang sangat dingin.
Robot pendarat Vikram dan penjelajah Pragyaan yang dibawa misi Chandrayaan-3 selama malam hari di Bulan, sempat berada dalam "mode tidur" dan berharap kembali aktif ketika siang hari Bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut para ilmuwan antariksa hingga kini belum mendapat sinyal. Sehingga mereka mengatakan akan terus berusaha hingga akhir hari Bulan.
"Upaya untuk menjalin komunikasi dengan pendarat Vikram dan penjelajah Pragyaan akan terus berlanjut," tulis ISRO di media sosial X, pada Jumat (22/9/2023) lalu.
Masuk "Mode Tidur" Setelah Misi Pertama
Dikutip dari BBC News, robot pendarat bernama Vikram, yang membawa robot penjelajah Pragyaan di perutnya, telah mendarat di kutub selatan Bulan pada bulan Agustus 2023 lalu.
Mereka menjelajah selama dua minggu di Bulan untuk mengumpulkan data dan gambar. Diketahui dari titik pendaratan, mereka berada di lokasi yang jarang dijelajahi.
Setelah melakukan penjelajahan pada misi pertama, mereka dimasukkan ke dalam 'mode tidur' saat malam tiba di Bulan.
Dengan pengaturan tersebut, diharapkan baterai robot dapat terisi ulang dan modulnya aktif kembali ketika Matahari terbit di Bulan pada tanggal 22 September 2023.
Sebagai informasi, waktu sehari dan semalam di Bulan merujuk pada kondisi ada dan tidaknya sinar Matahari. Semalam di Bulan dapat berlangsung selama 14 hari di Bumi karena waktu rotasi Bulan setara dengan 28 hari di Bumi.
Belum Ada Tanda akan Kembali
Diketahui, suhu Bulan pada malam hari di area kutub selatan menurun dari -200C hingga -250C (setara dengan -328F hingga -418F).
Menurut mantan ketua ISRO AS, Kiran Kumar, peluang kebangkitan kembali dari robot Vikram dan Pragyaan semakin berkurang seiring berjalannya waktu.
"Pendarat Vikram dan penjelajah Pragyaan memiliki begitu banyak komponen yang mungkin tidak dapat bertahan dalam suhu dingin di Bulan," ucapnya.
"Kecuali pemancar di pendarat menyala, kita tidak punya konektivitas. Ia harus memberitahu kita bahwa ia hidup. Bahkan jika semua sub-sistem lain berfungsi, kita tidak punya cara untuk mengetahuinya," tambahnya.
Sebelumnya, India telah merencanakan pendaratan ini dengan sangat hati-hati yang menjadwalkan tepat ketika dimulainya hari di Bulan. Oleh karena itu, Vikram dan Pragyaan mendapat sinar Matahari selama dua minggu untuk bekerja.
Ketika dalam mode tidur, ISRO mengatakan keduanya telah menyelesaikan semua tugas mereka tetapi belum mengungkapkan harapan bahwa mereka akan bangun kembali pada awal hari Bulan berikutnya yakni pada September 2023 ini.
Para ahli pun mengutip contoh pendarat Chang'e4 dan penjelajah Yutu2 dari Tiongkok yang berhasil bangun saat Matahari terbit di Bulan.
Namun ISRO telah mencoba untuk meredam ekspektasi tersebut, dengan mengatakan "Jika Vikram dan Pragyaan tidak bangun, mereka akan tetap berada di Bulan sebagai duta besar India untuk Bulan."
(faz/faz)