15 Contoh Cerita Fiksi Pendek dengan Berbagai Tema

ADVERTISEMENT

15 Contoh Cerita Fiksi Pendek dengan Berbagai Tema

Fida Afra - detikEdu
Rabu, 27 Sep 2023 16:15 WIB
Ilustrasi Hari Dongeng Sedunia
Foto: iStock
Jakarta -

Cerita memiliki bentuk penceritaan yang sangat beragam. Dalam dunia sastra, cerita dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama yaitu fiksi dan nonfiksi.

Fiksi membawa pembaca ke dalam dunia imajinasi di mana segala sesuatu dapat terjadi, sementara nonfiksi berdasarkan pada fakta dan kenyataan. Kedua jenis ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dan tujuan yang berbeda dalam dunia sastra.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan mengenai contoh cerita fiksi lengkap dengan pengertian dan unsur-unsurnya. Simak hingga akhir, ya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Cerita Fiksi Pendek

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa contoh cerita fiksi pendek dengan berbagai tema.

1. Timun Mas

Dahulu, terdapat seorang janda bernama Mbok Sirni yang sangat ingin memiliki seorang anak. Suatu hari, ia membuat perjanjian dengan seorang raksasa yang memberinya seorang anak, namun dengan syarat bahwa anak tersebut harus diserahkan kepada raksasa ketika berusia enam tahun untuk dimakan.

ADVERTISEMENT

Setelah menerima bayi yang lahir dari sebatang biji mentimun, yang diberi nama Timun Mas, Mbok Sirni semakin mencintainya. Ketika tiba saatnya raksasa datang untuk mengambil anak tersebut, Mbok Sirni berusaha mengulur waktu. Namun, ia akhirnya pergi menemui seorang pertapa yang memberinya bungkusan berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal.

Ketika raksasa datang lagi, Timun Mas menggunakan bungkusan-bungkusan tersebut untuk melawan raksasa. Biji mentimun tumbuh menjadi ladang yang melindungi mereka, jarum menjadi pohon bambu tajam, garam menciptakan lautan, dan terasi mengubah hutan menjadi lautan lumpur mendidih, sehingga raksasa akhirnya mati.

2. Sangkuriang

Pada zaman dahulu di Jawa Barat, terdapat kisah tentang Dayang Sumbi, seorang putri yang memiliki seorang putra bernama Sangkuriang. Sangkuriang tidak menyadari bahwa anjing kesayangannya, Tumang, adalah titisan dewa dan ayahnya.

Suatu hari, Sangkuriang dan Tumang terlibat dalam sebuah pertandingan, namun Tumang menolak untuk mengikuti perintahnya. Akibatnya, Tumang diusir ke dalam hutan, dan ketika Sangkuriang menceritakan peristiwa ini kepada ibunya, Dayang Sumbi marah dan memukulnya. Sangkuriang, tersinggung, meninggalkan rumah.

Setelah bertahun-tahun menjelajah, ia kembali dan tanpa sadar jatuh cinta pada Dayang Sumbi sendiri. Mereka merencanakan pernikahan, tetapi Dayang Sumbi menyadari bekas luka di kepala Sangkuriang yang identik dengan bekas luka putranya yang hilang.

Untuk menghindari pernikahan tersebut, ia menggagalkan tugas Sangkuriang untuk membuat penyeberangan sungai Citarum sebelum fajar. Sangkuriang yang marah menendang perahu yang telah ia buat hingga berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

3. Danau Toba

Pada suatu hari, seorang pemuda bernama Toba yang menangkap ikan mas bersisik emas saat memancing. Ikan tersebut kemudian menghilang dan digantikan oleh koin emas, dan Toba menemukan seorang wanita cantik yang menjadi istrinya dengan syarat bahwa ia tidak boleh mengungkapkan asal usul wanita tersebut.

Mereka memiliki seorang anak bernama Samosir, yang tumbuh menjadi anak yang nakal. Suatu hari, Toba marah pada Samosir dan menyebutnya sebagai "anak ikan." Ibunya, yang merupakan penjelmaan ikan, memerintahkan Samosir untuk pergi ke atas bukit sebagai hukuman. Namun, banjir besar terjadi, dan ibunya dan Toba tenggelam dalam banjir. Samosir berubah menjadi Pulau Samosir di Danau Toba.

4. Malin Kundang

Kisah ini menceritakan tentang seorang ibu yang bekerja sebagai nelayan dan membesarkan putranya, Malin Kundang, sebagai seorang ibu tunggal. Kehidupan mereka penuh kesulitan karena penghasilan ibu tidak mencukupi.

Ketika Malin tumbuh dewasa, ia memutuskan untuk merantau demi mencari keberuntungan. Setelah beberapa tahun, Malin berhasil menjadi seorang saudagar kaya dan bahkan menikahi seorang putri bangsawan. Namun, ia menyembunyikan latar belakang asal-usulnya dari keluarga istri.

Suatu hari, Malin merasa rindu dengan kampung halamannya dan membawa istrinya pulang. Ketika ia membagi-bagikan kekayaannya kepada penduduk desa, kabar tentang kepulangannya sampai kepada ibunya.

Ibunya segera pergi menemui Malin, tetapi ia tampak sangat berbeda dengan saat Malin pergi. Malin mengenali ibunya, tetapi malu untuk mengakui bahwa ibunya adalah orang tuanya di depan istrinya yang bangsawan. Istrinya bingung karena Malin sebelumnya memberitahunya bahwa ibunya telah meninggal.

Ibunda Malin merasa sangat sakit hati dan mengutuknya. Kemudian, hujan deras turun, dan Malin memohon ampun, tetapi permintaannya tidak dihiraukan. Akhirnya, ia berubah menjadi batu.

5. Gajah, Kerbau dan Harimau

Suatu hari, seorang kerbau mencari gajah di hutan untuk meminta tolong mencari makanan. Gajah setuju untuk bergabung, tetapi sebelum mereka bertemu, kerbau bertemu dengan harimau dan mengajaknya untuk ikut dalam pencarian makanan. Harimau juga menerima ajakan tersebut. Ketiga hewan ini berusaha mencari makanan bersama dan bekerja sama dalam perburuan.

Mereka mencari makanan dari pagi hingga sore, berhasil menangkap berbagai jenis hewan dan mengumpulkan beragam makanan, termasuk buah-buahan dan hewan-hewan hidup.

Kerbau kemudian mencoba membagi makanan dengan adil, tetapi harimau merasa tidak puas dan menyerang kerbau, menambah porsi makanannya.

Harimau selanjutnya meminta gajah untuk membagi makanannya, tetapi karena masih tidak puas, ia menyerang gajah juga. Harimau menjadi serakah karena takut kekurangan makanan dan menyerang kedua temannya.

6. Katak dan Ular Piton

Di sebuah danau, terdapat dua makhluk hidup, yaitu seorang katak dan seekor ular air piton. Sang katak adalah makhluk yang penuh dengan rasa ingin tahu dan senang berpetualang di sekitar danau.

Suatu hari, saat ia menjauhi danau, ia menemui semak-semak yang bergerak. Ternyata di balik semak-semak itu ada ular piton yang membuatnya kaget. Katak berusaha menjauh dan kembali ke danau dengan cepat.

Namun, ular piton sadar akan keberadaan katak dan mendekatinya. Dalam keadaan dekat, ular piton mengangkat kepalanya dan bertanya mengapa katak berada di hutan tersebut.

Katak yang ketakutan mencoba menjelaskan bahwa ia hanya ingin mencari kegiatan baru. Ular piton menawarkan petualangan seru kepada katak dan mengatakan bahwa ia tidak akan memakan katak karena sudah makan kelinci kecil. Katak menerima tawaran tersebut dan bersedia menjelajahi hutan bersama ular.

Namun, ditengah perjalanan, ular piton memiliki niat jahat untuk membelit katak. Ia mencoba melakukannya, tetapi akhirnya tubuh katak disambar oleh elang yang kemudian menggantungkannya di udara. Sang elang menyadari bahwa ia juga menangkap ular piton karena ekornya terikat dengan katak.

7. Kisah Roro Jonggrang

Dulu, ada sebuah kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka, dan dia memiliki seorang putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat di kerajaan ini hidup dalam keadaan sejahtera.

Di sebelahnya, Kerajaan Pengging memiliki seorang raja kejam yang suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Salah satu ksatrianya yang kuat dan sakti bernama Bandung Bondowoso.

Suatu hari, Bandung Bondowoso diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan, dan misinya berhasil. Raja Baka tewas, dan Kerajaan Prambanan jatuh ke tangan Kerajaan Pengging. Bandung Bondowoso juga menyukai Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang tersisa.

Setelah kemenangan mereka, Bandung Bondowoso meminang Roro Jonggrang untuk menjadi permaisurinya. Awalnya, Roro Jonggrang tidak ingin menerima tawaran ini, tetapi ia merasa kasihan pada rakyat Kerajaan Prambanan yang menderita. Oleh karena itu, dia menetapkan syarat yang sulit untuk dibuatkan 1.000 candi dan 2 sumur dalam semalam sebagai syaratnya.

Bandung Bondowoso menyetujui syarat ini dan hampir berhasil membangun candi-candi tersebut dalam semalam dengan bantuan pasukannya. Namun, usahanya gagal ketika pasukannya salah mengira waktu pagi karena mendengar suara ayam berkokok. Roro Jonggrang mengungkapkan kecurangan ini, dan akibatnya, dia dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.

8. Kisah Batu Menangis

Ini adalah kisah tentang seorang gadis cantik yang memiliki perilaku buruk meskipun memiliki penampilan yang menarik. Dia adalah anak dari seorang ibu tunggal yang bekerja keras. Suatu hari, ibunya mengajaknya pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah, melewati berbagai desa.

Namun, gadis ini terlalu sibuk memamerkan kecantikannya di depan orang-orang desa dan bersikap sombong, bahkan menganggap ibunya sebagai pembantunya.

Meskipun ditanya oleh penduduk desa, gadis itu terus berbohong, mengatakan bahwa ibunya adalah pembantunya. Ibunya menerima perlakuan ini dengan sabar beberapa kali, tetapi hatinya akhirnya terluka karena anaknya terus berbohong.

Ketika gadis itu berbohong berkali-kali, hati ibunya sangat terluka. Ia berhenti sejenak dan berdoa agar anaknya mendapat pelajaran. Tiba-tiba, gadis itu merasa aneh, kakinya menjadi kaku, dan ia terkejut melihat kakinya berubah menjadi batu. Ternyata, ibunya telah mengutuknya.

Gadis itu mencoba memohon ampun, tetapi terlambat. Kutukan itu berlanjut, dan meskipun ia menangis, ia akhirnya berubah menjadi batu, dengan air matanya masih berlinang.

9. Bebek Buruk Rupa

Seorang petani yang memiliki seekor bebek. Bebek tersebut bertelur dan menetaskan sepuluh anak bebek. Namun, salah satu dari anak bebek ini memiliki penampilan yang berbeda dari yang lain. Ia lebih besar dan berwarna abu-abu.

Anak bebek abu-abu ini harus menghadapi ejekan dan penolakan dari anak bebek lainnya setiap hari. Karena kesedihannya, ia akhirnya meninggalkan peternakan dan pergi ke sungai, di mana ia bertemu dengan seekor angsa putih yang sangat cantik.

Awalnya, anak bebek abu-abu itu mencoba menghindari angsa tersebut karena masih merasa terlalu sedih atas perlakuan anak bebek lainnya. Namun, saat ia melihat bayangannya sendiri di air sungai saat menyeberang, ia terkejut menyadari bahwa penampilannya telah berubah menjadi angsa yang cantik. Ia baru menyadari bahwa selama ini ia bukanlah bebek jelek, melainkan angsa yang indah.

10. Kisah Situ Bagendit

Dahulu, ada seorang perempuan kaya bernama Nyai Bagendit, yang hidup berkecukupan berkat warisan dari suaminya yang telah meninggal. Namun, ia menjadi sangat kikir dan tidak baik hati terhadap warga sekitarnya.

Nyai Bagendit terkenal memberikan pinjaman uang dengan bunga yang sangat tinggi dan bahkan memerintahkan bawahannya untuk memperlakukan kasar pada orang-orang yang meminjam uang darinya tanpa membayar.

Suatu hari, seorang kakek misterius datang dan meminta minum pada Nyai Bagendit, yang menolak permintaannya. Kakek itu kemudian menancapkan tongkatnya di pekarangan rumah Nyai Bagendit, tanpa disadari olehnya.

Ketika kakek tersebut pergi dan mencabut tongkatnya, air mulai mengalir dari tanah dengan deras, dan seiring berjalannya waktu, genangan air tersebut semakin membesar hingga terjadi banjir.

Nyai Bagendit yang sibuk menyelamatkan harta bendanya akhirnya tenggelam dalam banjir bersama dengan kekayaannya, tanpa mempedulikan nyawanya.

11. Siamang Putih

Dahulu, seorang raja bernama Tuanku Raja Kecik ingin mencarikan jodoh untuk cucunya yang cantik, Puti Julian. Sebelum pesta perjodohan tersebut, Puti Julian bermimpi bertemu dengan seorang pemuda bernama Sutan Rumandung.

Setelah bermimpi, Sutan Rumandung memutuskan untuk turun ke desa dan menjadi manusia biasa. Namun, saat ia tiba di desa, warga desa mengusirnya karena penampilannya yang kurang menarik. Hanya Nyai Latung, seorang wanita tua, yang memberikan perlindungan.

Untuk mendapatkan perhatian warga, Sutan Rumandung mengadakan sebuah ujian dengan menancapkan lidi ke lesung kayu dan memberikan woro-woro kepada siapa pun yang bisa mencabutnya.

Namun, tak ada yang berhasil kecuali Sutan Rumandung sendiri. Ketika ia mencabut lidi tersebut, air tiba-tiba keluar dari dalam tanah dan memenuhi seluruh desa, yang kemudian menjadi Rawa Pening.

12. Semut dan Belalang

Pada suatu hari, ada seorang belalang yang sedang santai, mengamati semut yang sedang bekerja keras membawa biji jagung ke sarangnya.

Belalang kemudian mengajak semut untuk bergabung dengannya untuk bersenang-senang, tetapi semut menolak dengan sopan dan menjelaskan bahwa ia sedang sibuk mengumpulkan makanan untuk musim dingin yang akan datang. Semut menjelaskan bahwa di musim dingin, makanan akan sulit ditemukan.

Namun, belalang mengabaikan nasihat semut dan tidak mau repot-repot mengumpulkan makanan. Ketika musim dingin tiba, belalang menjadi sangat kesulitan karena tidak memiliki makanan. Sementara itu, semut dapat menikmati jagung yang telah disimpannya di dalam sarangnya, terlindung dari dinginnya musim.

13. Akibat Suka Mengeluh

Karya: Kak Nurul Ihsan

Ada seekor keledai yang suka mengeluh milik petani. Padahal ia bekerja sangat ringan dan petani juga sangat baik padanya. Ia selalu diberi makan dan istirahat yang cukup. Karena sering mengeluh kemudian keledai itu dijual kepada pedagang kulit.

Di tempat barunya itu, keledai bekerja lebih berat. Mengangkat kulit yang bau dan sering dicambuk oleh pedagang kulit. Karena suka malas, pedagang kulit menjual si keledai ke tukang batu bara. Di tempat itu, keledai harus bekerja lebih keras di tempat yang gelap dan kotor di dalam gua.

Akhirnya, keledai menyesal kenapa saat bekerja di tempat petani ia suka mengeluh? Kalau tidak suka mengeluh mungkin sekarang ia tidak akan menderita seperti sekarang ini.

14. Tujuh Saudara yang Suka Berselisih

Karya: Kak Nurul Ihsan

Ada seorang petani yang memiliki 7 putra. Mereka sering bertengkar setiap hari. Suatu hari petani merasa bosan dengan kebiasaan ketujuh putranya itu.

Lalu, ia mengumpulkan mereka. Kemudian petani mengambil tujuh batang lidi kecil dan mengikatnya menjadi satu. "Coba kalian patahkan tujuh batang ini!" suruh petani pada ketujuh putranya.

Namun, tak ada satu pun putranya yang bisa mematahkan ikatan bambu itu.

Petani kemudian memberikan sebatang lidi pada masing-masing putranya. Maka dengan mudah ketujuh putranya bisa mematahkan sebatang lidi itu. "Jika kalian bersatu, maka kalian akan kuat. Tapi jika kalian bercerai-berai karena sering berselisih, maka kalian akan lemah dan mudah dikalahkan lawan," nasehat Petani kepada ketujuh putranya.

15. Anak Nakal yang Menjadi Naga

Karya: Kak Nurul Ihsan

Ada seorang ibu yang memiliki seorang anak laki-laki nakal. Dang Gedunai namanya. Keduanya tinggal di daerah pantai. Dang Gedunai jarang membantu ibunya bekerja di ladang. Selain malas, Dang Gedunai juga sering membantah ibunya dan selalu mengikuti kemauannya sendiri.

Suatu hari, saat Dang Gedunai mencari ikan bersama teman-temannya. Tiba-tiba, Dang Gedunai menemukan sebutir telur yang berukuran besar. Ia pun cepat-cepat pulang untuk memperlihatkan telur itu pada ibunya.

"Lihat, Ibu. Aku tadi di sungai menemukan telur sebesar bola sepak. Asyik, telur ini akan aku rebus dan aku makan!" seru Dang Gedunai dengan kegirangan.

"Jangan, anakku," cegah ibunya.

"Itu kemungkinan telur ular naga!"

Namun, Dang Gedunai tetap memakan telur itu. Tiba-tiba, setelah makan telur itu. Datang ibu ular naga ke tempat Dang Gedunai.

"Engkau telah memakan telurku. Maka engkau nanti akan menjadi seekor naga untuk menggantikan anakku!"

Maka dalam sekejap. Dang Gedunai berubah menjadi seekor ular naga raksasa dan kemudian tinggal di laut. Ibu Dang Gedunai berlari ke arah pantai. Di sana Ibu Dang Gedunai melihat seekor naga besar muncul dari permukaan laut. Tingginya hampir setinggi pohon kelapa.

Naga itu tampak bersedih dan menangis. Dari matanya menetes air mata. Ternyata, itulah naga penjelmaan Dang Gedunai.

Pengertian Cerita Fiksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi adalah cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya). Karya cerita fiksi dapat diartikan sebuah cerita yang tercipta dari imajinasi penulisnya.

Dikutip dari Study.com, cerita fiksi tidak mengklaim bahwa sebuah cerita adalah kenyataan. Namun, karya-karya ini dapat memiliki dampak yang signifikan pada audiens mereka atau secara lebih luas pada masyarakat.

Karya fiksi dapat memiliki pengaruh yang lebih signifikan pada masyarakat dengan mengkomunikasikan pesan-pesan sosial atau meningkatkan representasi suara komunitas yang kurang terlihat dalam masyarakat umum.

Unsur Cerita Fiksi

Menurut Hairuddin dan Radmila (2017), terdapat beberapa unsur yang membangun cerita fiksi, meliputi:

  • Tema: Ini adalah ide dasar yang mendukung cerita dan terkandung dalam teks.
  • Tokoh: Ini adalah karakter-karakter dalam cerita, termasuk tokoh utama dan tokoh tambahan.
  • Alur/Plot: Ini adalah urutan peristiwa dalam cerita yang terhubung secara sebab akibat.
  • Konflik: Ini adalah peristiwa penting yang mengembangkan plot cerita.
  • Klimaks: Ini adalah puncak konflik yang mencapai tingkat intensitas tertinggi.
  • Latar: Ini mencakup tempat, waktu, dan lingkungan sosial di mana cerita berlangsung.
  • Amanat: Ini adalah pesan atau pemecahan yang disampaikan oleh pengarang terkait dengan masalah dalam cerita.
  • Sudut Pandang: Ini adalah cara pandang pengarang yang digunakan untuk menyajikan tokoh, peristiwa, dan latar dalam cerita kepada pembaca.
  • Penokohan: Ini adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan dan mengembangkan karakter-karakter dalam cerita.

Nah, itulah tadi beberapa contoh cerita fiksi pendek beserta unsur-unsur cerita fiksi. Semoga bermanfaat untuk detikers!




(inf/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads