- Puisi Tentang Pahlawan Pejuang Kemerdekaan 1. Elegi 10 November 2. Aku Ingin Menjadi 3. Pahlawankah? 4. Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan 5. Sang Pejuang 6. Gugur Pahlawan 7. Perjuangan, Indonesia Merdeka! 8. Indonesiaku 9. Pahlawan 10. Gugur Pejuang 11. Dongeng Pahlawan
- Puisi Tentang Pahlawan Nasional Bangsa Indonesia 1. R.A. Kartini 2. Untukmu Bung Tomo 3. Peto Syarif Gelar Tuanku Imam Bonjol 4. Cut Nyak Dien 5. Dr. Cipto Mangunkusumo 6. Panglima Besar Jendral Sudirman 7. Pangeran Diponegoro 8. Sultan Hasanudin 9. Dewi Sartika 10. Cut Nyak Dien
Hari Pahlawan merupakan hari dimana kita akan mengenang seluruh jasa para pahlawan. Mengenang bagaimana perjuangan mereka dalam melawan para penjajah demi melindungi bangsa Indonesia. Jasa dan perjuangan para pahlawan bisa kita kenang melalui puisi. Membaca puisi bisa menjadi salah satu cara untuk merayakan hari pahlawan.
Hari Pahlawan selalu diperingati setiap tanggal 10 November, namun kamu juga bisa membacakan puisi bertema pahlawan saat Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Berikut ini kumpulan puisi tentang pahlawan yang berhasil detikEdu rangkum melalui berbagai sumber.
Puisi Tentang Pahlawan Pejuang Kemerdekaan
Dikutip melalui buku berjudul Kumpulan Puisi Pahlawan (2019) berikut ini puisi tentang pahlawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Elegi 10 November
Karya: Siti Isnatun M.
Hari ini kami memandang
wajah-wajah pada bingkai yang terpajang
Menunduk membisikkan doa
dalam semat kenangan akan jasa
Separuh asa kami melayang
dalam bayang-bayang
akan masa yang telah silam
Darah yang telah mengalir
Keringat yang telah bergulir
bagai sebutir safir
dalam ruang yang temaram
Bukan lagi tangis yang seharusnya kami berikan
Bukan!
Meski air mata membayangi kenangan
akan pengorbanan yang telah dipersembahkan
10 November ini
Bersama duka ini
Kami sematkan setangkup doa
Bersama tekad dan asa
Bahwa kami adalah tonggak penerus
untuk jiwa kepahlawananmu yang tulus
2. Aku Ingin Menjadi
Karya: Siti Isnatun M.
Aku ingin menjadi,
Kerlip bintang di langit negeriku
Aku ingin menjadi,
Kepak sayap di tubuh bangsaku
Aku ingin menjadi,
Pohon padi untuk pangan rakyat negeriku
Aku ingin menjadi,
Tanaman tebu untuk pemanis dahaga bangsaku
Ini ungkapan hatiku
akan makna kepahlawanan
sebagai anak bangsa, generasi muda
yang bangga menjadi Indonesia
3. Pahlawankah?
Karya: Siti Isnatun M.
Pahlawankah?
Bila kekuasaan adalah tujuan
kedudukan adalah pamrih
dan kekayaan adalah cita-cita
Pahlawankah?
Bila kepentingan sendiri adalah hal utama
kepentingan rakyat adalah selingan
dan kepentingan keluarga sibuk diperhatikan
Pahlawankah?
Bila keikhlasan bukanlah landasan
tergantikan oleh ketamakan serta kesombongan
dan ambisi yang menuntut pemenuhan
Bertanyalah pada nurani....
Pahlawankah?
4. Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan
Karya: Siti Isnatun M.
Di sebuah makam
jauh dari kehidupan
yang tersimpan hanyalah kenangan
akan keabadian yang temaram
Sepotong sunyi menepi
di antara nisan-nisan berjejer rapi
seolah jadi teman yang peduli
menyanyikan sepi tanpa henti
Berkalang tanah engkau para kebanggaan
tenggelam bersama keteladanan
betapa tamanmu kini sunyi dan sepi
seakan duniamu telah ikut mati
Taman makammu makin tak terjamah
Perjuanganmu makin terlupa sejarah
Sungguh ironis dan mengunggah
Semua terjadi saat jasamu terasa indah
Nisanmu yang dulu megah
kini tampak mulai layu dan jengah
bagai bunga kamboja berguguran ke tanah
tak terusik oleh deretan kisah
Sepotong sunyi terus menggelayuti
taman makammu...wahai pahlawan negeri
Hati berbisik dengan sepi
akankah kami bisa berbagi
meski hanya kisah yang tak selesai
dari perjalananmu yang telah usai
Dikutip melalui buku berjudul Antologi Puisi Hari Kemerdekaan Indonesia (2019) berikut ini puisinya:
5. Sang Pejuang
Karya: Shavna Agitsni
Dengan tegap kau beranikan diri
Melangkah tuk mempertaruhkan diri
Bahkan kau siap mati
Demi kemerdekaan ibu pertiwi
Geram
Sepertinya itu yang kau rasakan
Negeri ini telah lama tertikam
Dan kini kau akan menikam
Tak tahan untuk bungkam
Telah banyak darah yang mengalir
Seolah bagaikan sihir
Telah banyak goresan luka yang telah mereka ukir
Walau sudah tiada
Tapi namamu akan tetap ada
Walau kau sudah tidak ada di dunia
Jiwamu masih dalam sejarah bangsa
6. Gugur Pahlawan
Karya: Ilham Aziz
Bersimbah cipratan darah
Teriakan berkumandang dimana-mana
"Merdeka atau Mati!"
Begitulah teriakan dari bibir mereka
Kepulan asap beradu dengan tombak runcing
Para srikandi yang berdoa di sepertiga malam
Menunggu sang kekasih pulang membawa kemenangan
Sudah,
Sudah berjuta nama tertinggal di medan perang
Teriak para pejuang yang kehilangan teman
Teriak para prajurit melihat rekan mereka bahagia tanpa
merasakan pedihnya sakit
Sudah gugur pahlawanku
Diiringi sorak sorai kemenanganku
Gugur sudah pahlawanku
Hanya tinggal tombak dan nama yang terukir dalam lisanku
7. Perjuangan, Indonesia Merdeka!
Karya: Siti Nur Halimah
Dia tidak menginginkan harta
Dia dikenal bukan ingin dipuja
Dia yang jasanya sangat berharga
Dialah para pahlawan bangsa
Abdi pada negeri
Mengorbankan jiwa dan raga
Tanpa lelah melawan dan mengusir para penjajah
Untuk apa?
Indonesia merdeka!
Terbebas dari belenggu dunia
Untuk apalagi?
Untuk kita!
Generasi selanjutnya
Melanjutkan cita-cita bangsa
Terimakasih untukmu para pahlawan
Jasamu selalu dikenang
Takkan luput dan hilang oleh waktu
Sejarahmu diingat selalu
Takkan dilupa karena kau sangat berharga
Kemerdekaan adalah hasilnya
8. Indonesiaku
Karya: Shavna Agitsni
Gejolak amarah tertanam dimana-mana
Seakan tak ingin hidup lagi di dunia
Darah berceceran dimana-mana
Jejak sang pejuang untuk Indonesia
Nenek moyang menjadi saksi bisu
Dari kelamnya masa lalu
Para penjajah tak segan untuk membombardir
Dengan senjata nuklir
Yang suaranya terdengar dari hulu sampai ke hilir
Merdeka! Merdeka!
Kata-kata itu bergema dimana-mana
Bambu runcing serta parang menjadi senjata
Kini saatnya Indonesia merdeka
9. Pahlawan
Karya: Fadil
Oh pahlawan
sesungguhnya tanpa pahlawan
hidup ini tidak berrati
karen aphalwan sudah berjasa
Pahlawan kau telah berperang
demi tanah air dan bangsa
aku bangga dengan pahlawan
karena kau mengorbankan jiwa dan raga
Kau telah mengusir penjajah
yang ingin mengambil rempah-rempah
untuk dirinya sendiri
terima kasih pahlawan
10. Gugur Pejuang
Karya: Ayla Andhura Hamba Al-Ghafur
Indonesia tanah airku
Yang sedang kupijak di atasnya
Semuanya tanpa mengetahui cara meraihnya
Yang tanpa mengetahui cara meraihnya
Wahai pahlawanku...
Pejuang NKRI tanah airku
Kau relakan tubuhmu tertusuk demi
Ku menangis tersedu-sedu
Tetesan air mengalir di seluruh wajahku
Tapi aku hanya dapat berpikir bagaimana
Tetesan darah mengalir di seluruh tubuhmu
Kini telah gugur engkau wahai pejuangku
Aku hanya dapat mengirim doa kepadamu
Semoga cahaya selalu menerangi dan rakyat NKRI
11. Dongeng Pahlawan
Karya: W.S Rendra
Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kau perempuan.
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.
Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
kerna pahlawan telah berkunjung di tiap hari.
Puisi Tentang Pahlawan Nasional Bangsa Indonesia
1. R.A. Kartini
Karya: Sri Widayati S.Pd.SD
Raden Ajeng Kartini
Kau seorang putri sejati
Gigih berani mempertaruhkan diri
Demi memperjuangkan emansipasi
Cita-citamu sungguh mulia
Tak gentar tuk memerdekaakan wanita
Tak takut meski dihadang senjata
Demi kebahagiaan para kaumnya
Agar haknya sejajar kaum pria
Karenamu kaum hawa lebih bermakna
Dunia lebih ceria dalam genggamannya
Negeri ini pun kan bisa berjaya
Kau penerang dalam gelap gulita
Habis gelap terbitlah terang
Terbukti nyata dalam karyanya
2. Untukmu Bung Tomo
Karya: Fadli Zon
bergema di angkasa
bergetar di bumi pertiwi
bergelora di dalam dada
pekikan kemerdekaan membahana
waktu itu 10 November di Surabaya
kau bangkitkan semangat yang hampir pudar
kau bangunkan patriot ke medan bakti
tetes-tetes darah menyirami bumi
ratap tangis ibu-ibu kehilangan putranya
dia tas mayat-mayat bergelimpangan
dalam bahasa dentuman meriam
mereka berkata...semua berkata...
Allahu Akbar! Merdeka atau Mati!
sekarang kau telah tiada Bapak kami
di tanah suci kau hembuskan nafas terakhir dalam doa
tiada salvo
tiada bendera setengah tiang
tiada prosesi jenazah
semua diam, semua kelam
selamat jalan Bapak kami
dalam haribaan ibu pertiwi
kau telah terlepas dari tirani
dari bumimu, yang penuh noda dan dosa
Di bawah ini, kumpulan puisi pahlawan nasional yang dikutip melalui buku berjudul Pahlawan Dalam Puisi karya Sides Sudyarto D.S (1979).
3. Peto Syarif Gelar Tuanku Imam Bonjol
Karya: Sides Sudyarto D.S
Di alam Minangkabau dikau dilahirkan
Dibesarkan ayah dan bunda tercinta
Di usia dewasa 25 tahun diburu Belanda
Dari bukit ke bukit dari luhak ke luhak
Tiada menyerah pada perampok yang tamak
Imam Bonjol seumur hidupmu diburu peluru
Tiada hentinya lari dan menyerang
Anak istrimu habis dibunuh dengan keji
Dibantai disiksa penjajah yang bathil
Hidupmu selalu di ujung bedil
Tuanku Imam Bonjol sejak muda hingga tua
Kau pantang mundur terus bertempur
Dengan pedang di tangan, peluru di pinggangmu
Kau bergerak terus melancarkan perang gerilya
Tuanku, 15 tahun dikepung musuh angkara
Dan 25 tahun bergerilya tak jatuh runtuh
Kau pimpin terus rakyat berjuang
Membela Tanah Pusaka, mengabdi agama
Berjihad menuju Nusantara Merdeka
4. Cut Nyak Dien
Karya: Sides Sudyarto D.S
Di Cadas Pangeran Sumedang, tubuhmu mengunjur
Engkau istirahat abadi dalam kubur
Tetapi engkau tetap Puteri Aceh yang berjiwa luhur
Kau bela Indonesia hingga merdeka
Meski kau harus korban umur
Cut Nyak Dien, kau wanita utama
Berdarah api berjiwa baja
Kau tinggalkan keluarga dan sanak saudara
Demi negara yang berada dalam bahaya
Cut Nyak Dien kau harum bagai melati putih
Berjuang selalu tiada kenal lelah
Kau korbankan nyawa tanpa sedih
Demi tegaknya Sang Merah Putih.
5. Dr. Cipto Mangunkusumo
Karya: Sides Sudyarto D.S
Dokter, kau adalah penyelamat anak-anak pribumi
perawat penyakit yang menimpa rakyat jelata
Kau curahkan cinta kasihmu demi kehidupan
Penduduk negeri yang terlanda kemiskinan
Cipto, dikau adalah Garuda Perkasa
Cakarmu kuat, menentang kekuasaan penjajah
Kau kibarkan keberanian melawan penindasan
Kau bangkitkan semangat menentang kezaliman
Jiwa berontak dengan galak
Kau tiada pernah menyerah pada penjajah
Meski kau dibuang selalu ke pengasingan
Namun jiwamu selalu perkasa mengejar kemerdekaan
6. Panglima Besar Jendral Sudirman
Karya: Sides Sudyarto D. S.
Panglima Besar Sudirman
Ketika kau angkat senjata semua pemuda Indonesia siaga
Ikut bersamamu menyandang senapan
Mengawal Revolusi 17 Agustus 1945
Jendral yang perwira
Ketika kau mengembara bergerilya
Segenap putra-putri Indonesia terpanggil
Untuk mengantarmu maju ke medan laga
Mengobarkan api perjuangan, merebut kemerdekaan
Sudirman pahlawan agung
Dengan paru-paru sebelah kau atur komando
Perjuangan nasional semesta Nusantara
Dari atas tandu tergolek badanmu
Mengatur siasat ke segala penjuru
Demi kebebasan tanah air nan satu
Panglima Revolusi nan utama
Seluruh Rakyat Indonesia bernaung
Di bawah bayanganmu setia sepenuh hati dan jiwa
Meneruskan tekad juangmu
Mengawal Revolusi Pancasila
Hingga akhir dunia
7. Pangeran Diponegoro
Karya: Sides Sudyarto D. S.
Pangeran Diponegoro, pahlawan sejati
Tak pernah mementingkan diri
berjuang selalu untuk kebebasan negeri ini
Pangeran Diponegoro, ksatria pembela Pertiwi
Kau tinggalkan istana dan kursi tahta
Kau ikhlaskan hidupmu untuk berjuang
Demi kehormatan bangsa dan negara
Menuju Indonesia merdeka
Pangeran Diponegoro, jasadmu telah kembali ke bumi
Namun api juangmu tak mati-mati
Kau habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini
Kau hembuskan nafas penghabisan untuk Pertiwi
8. Sultan Hasanudin
Karya: Sides Sudyarto D. S.
Ketika kau naik takhta, Sultan
Kerajaan Gowa dalam puncak kejayaan
Tiada pengacau, tiada kejahatan
Tetapi tatkala V.O.C datang
Negerimu pun menjadi keruh
Namun kau memang ksatria
Prajurit berdarah Bugis nan perkasa
Belanda pun kau hadapi sambil berseri
Terhadap musuh dikau tiada bersembunyi
Kau hantam terus tentara musuh dengan meriam
Hasanudin Sultan yang berani mati
Walaupun bentengmu jatuh tetapi tetap terhormat
Sultan, kau gugur sebagai pahlawan
9. Dewi Sartika
Karya: Sides Sudyarto D. S.
Dewi bagai pelita di malam hari
Dikau bersinar cerah dalam kegelapan
Meski angin kencang bertiup menghembus
Namun kau tetap menyala membagi terang
Kau sinarkan cahaya pikirmu
Membimbing kaum wanita ke arah kemajuan
Kau didik anak-anak Indonesia dengan rela
Agar jadi insan berguna
Dewi Sartika, wanita utama
Telah kau rentang garis pengabdian
Juangmu memerangi kebodohan bangsa
Menuju titik kesejahteraan di esok lusa
10. Cut Nyak Dien
Karya: Sides Sudyarto D. S.
Di Cadas Pangeran Sumedang, tubuhmu mengunjur
Engkau istirahat abadi dalam kubur
Tetapi engkau tetap Puteri Aceh yang berjiwa luhur
Kau bela Indonesia hingga merdeka
Meski kau harus korban umur
Cut Nyak Dien, kau wanita utama
Berdarah api berjiwa baja
Kau tinggalkan keluarga dan sanak saudara
Demi negara yang berada dalam bahaya
Cut Nyak Dien kau harum bagai melati putih
Berjuang selalu tiada kenal letih
Kau korbankan nyawa tanpa sedih
Demi tegaknya Sang Merah Putih.
Demikianlah kumpulan puisi tentang pahlawan, mulai dari mengenang perjuangan pahlawan hingga puisi tentang pahlawan nasional bangsa Indonesia. Semoga bermanfaat!
(fds/fds)