Purposive Sampling: Definisi, Metode, Rumus, Hingga Contohnya

ADVERTISEMENT

Purposive Sampling: Definisi, Metode, Rumus, Hingga Contohnya

Azkia Nurfajrina - detikEdu
Selasa, 26 Sep 2023 19:15 WIB
Ilustrasi statistka.
Foto: Ruthson Zimmerman/Unsplash
Jakarta -

Salah satu teknik pengambilan sampel dalam penelitian yang bisa digunakan adalah purposive sampling. Ini termasuk jenis teknik sampling dengan pendekatan non probability sampling.

Penasaran dengan teknik sampling satu ini? Mari ketahui lebih lanjut mengenai purposive sampling, mulai dari pengertian, metode-metode, rumus, hingga contohnya di uraian bawah ini.

Pengertian Purposive Sampling

Dilansir buku Metodologi Kualitatif oleh Mamik, Sugiyono mengartikan purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menukil buku Biostatistik Dasar susunan Nur Anita, dkk, purposive sampling adalah teknik di mana peneliti membuat kisi-kisi atau batas-batas berdasarkan ciri-ciri subjek yang akan dijadikan sampel penelitian

Ini sejalan dengan pandangan Margono yang menyebut pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dinilai punya sangkut paut dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Dengan kata lain, unit sampel disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan dari penelitian. Contohnya, penelitian berkaitan dengan disiplin pegawai, maka sampel yang dipilihnya adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian.

Dikutip dari Buku Ajar Metode Penelitian oleh Ninit Alfianika, teknik purposive sampling lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif. Ini karena penarikan sampelnya harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ilmiah. Misalnya, sebuah penelitian ingin mengetahui cara sapaan suatu daerah. Maka sampel yang dipilih peneliti adalah orang yang tinggal lama di daerah tersebut.

Metode Purposive Sampling

Ada beberapa kategori yang bisa dipilih untuk menggunakan teknik pengambilan sampel purposive, yakni:

1. Maximum Variation Sampling

Pengambilan sampel maximum variation dikenal juga dengan heterogeneous sampling. Teknik sampling ini bergantung pada peneliti yang memilih partisipan dengan karakteristik yang beragam. Ini dimaksudkan untuk memastikan adanya variabilitas maksimum dalam data primer.

2. Homogeneous Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini bertujuan untuk mengurangi variasi, menyederhanakan analisis, dan mendeskripsikan sub kelompok secara mendalam. Sampel homogen memiliki karakteristik yang sama. Dan intinya untuk bisa fokus pada kesamaan di antara sampel sehingga bisa dianalisis kaitan satu sama lainnya dengan penelitian yang dilakukan.

3. Typical Case Sampling

Typical case sampling digunakan ketika peneliti ingin menyoroti apa yang dianggap sebagai fenomena normal. Sampel umumnya dipilih berdasarkan kemungkinan mereka berperilaku mirip dengan orang lain yang punya karakteristik atau pengalaman sama.

4. Extreme Case Sampling

Teknik sampling extreme case berfokus untuk mengambil sampel dari kasus-kasus yang dianggap tidak biasa atau jarang terjadi. Dengan begitu, peneliti bisa mengembangkan pemahaman yang lebih tentang karakteristik suatu populasi. Jenis ini juga disebut sebagai deviant case sampling

5. Critical Case Sampling

Sampling critical case digunakan ketika satu atau sebagian kecil kasus bisa digunakan untuk menjelaskan kasus serupa lainnya. Peneliti menggunakan teknik sampling satu ini pada tahap awal penelitiannya untuk menentukan apakah diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam.

6. Expert Sampling

Expert sampling digunakan ketika penelitian memerlukan individu yang ahli dalam suatu bidang. Oleh karena itu, sampel pakar dipilih berdasarkan keahlian yang dapat dibuktikan atau tingkat pengalaman yang dimiliki. Jenis sampling ini berguna ketika kurangnya bukti observasi, saat mendalami bidang penelitian baru, atau ketika sedang melakukan penelitian eksplorasi.

Kelebihan Purposive Sampling

Penggunaan teknik sampling purposive memiliki sejumlah keuntungan, sebagai berikut:

  1. Pengambilan sampelnya hemat biaya dan waktu
  2. Teknik pengambilan sampel purposive bisa jadi satu-satunya metode yang tepat jika sumber data primer dalam penelitian terbatas jumlahnya
  3. Jenis sampling ini memungkinkan efektif dalam mengeksplorasi situasi antropologis
  4. Purposive sampling cocok digunakan dalam penelitian kualitatif.

Kekurangan Purposive Sampling

Selain kelebihan, purposive sampling juga memiliki kekurangan, yaitu:

  1. Rentan terhadap kesalahan penilaian si peneliti
  2. Tingkat bias yang tinggi
  3. Tidak mampu menggeneralisasi temuan penelitian.

Rumus Purposive Sampling

Mengutip buku Statistika Penelitian Pendidikan oleh Rahmi Ramadhani dan Nuraini Sri Bina, purposive sampling menggunakan rumus Slovin. Adapun rumus ini digunakan apabila anggota populasi lebih dari 30 sehingga perlu dihitung jumlah sampel minimal yang dapat mewakili total populasinya. Berikut rumus Slovin atau rumus purposive sampling:

Rumus purposive sampling.Foto: Azkia Nurfajrina/detikcom

Contoh Purposive Sampling

Ada beberapa contoh teknik sampling purposive, seperti:

  1. Sebuah penelitian menyelidiki tingkat kriminalitas di sebuah daerah. Maka informan yang diambil adalah Kapolresta wilayah tersebut, pelaku kriminal, dan korban kriminal yang di sana.
  2. Ada studi mengenai dampak skandal pajak terhadap citra brand Starbucks Coffee di Jakarta. Jika memakai teknik purposive sampling, maka peneliti bisa pergi ke salah satu jalan di Jakarta dan menghentikan orang-orang di sana yang merupakan pelanggan Starbucks untuk ditanyai.
  3. Tujuan sebuah penelitian adalah untuk mengetahui pola penggunaan media sosial oleh perusahaan konsultan IT global yang berbasis di Bandung. Dengan menggunakan teknik sampling purposive maka peneliti bisa memilih perusahaan IT karakteristiknya sesuai dengan penelitian tersebut.

Itulah penjelasan mengenai purposive sampling, mulai dari pengertian, rumus, contoh, serta kelebihan dan kekurangannya.




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads