Tari piring adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari Minangkabau. Tarian ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Dikutip dari laman Kemendikbud, awalnya tarian ini dilakukan sebagai ritual untuk mengucapkan rasa syukur hasil panen yang melimpah. Tarian ini dilakukan oleh beberapa gadis dengan membawa sesaji makanan di dalam piring. Namun, hal itu berubah ketika agama Islam masuk.
Yuk simak penjelasan lengkap tentang tari piring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tari Piring Berasal dari Daerah Mana?
Tari Piring adalah tarian yang berasal dari daerah Sumatera Barat yaitu Solok. Karya seni ini merupakan adaptasi aktivitas masyarakat Minangkabau sebagai masyarakat agraris.
Tari piring ditarikan oleh 2-5 orang atau lebih. Sebagai bagian dari kekayaan adat budata, tari piring ditampilkan dalam tiap peringatan di masyarakat. Misal saat ada perayaan, pernikahan, hajatan, atau syukuran.
Sejarah Tari Piring
Dikutip dari repository Unesa, Tari piring sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Pada zaman ini, kesenian tradisional masih mengacu konsep persembahan.
Tari piring diawali dengan permainan musik rebana, gong dan rangkaian tarian yang ditampilkan oleh penari, baik perempuan atau laki-laki. Masuknya agama Islam di Sumatera Barat menyebabkan perubahan pada tari piring.
Awalnya, tari piring dijadikan sebagai media persembahan yang bersifat sakral. Namun saat ini, tari piring merupakan ekspresi budaya yang berupa hiburan.
Unsur Tari Piring
Tari memiliki beberapa unsur visual yang membuktikan bahwa suatu tarian tidak hanya dibangun oleh gerak. Tarian memiliki beberapa unsur visual, seperti kostum, rias, dan properti.
Dikutip dari e-library Unikom, unsur visual yang paling mencolok pada tari piring yaitu:
1. Properti
Properti yang digunakan ketika tari piring adalah dua buah piring. Dua buah piring ini akan digenggam dengan kedua telapak tangan para penari dan diayunkan secara berpola.
2. Gerakan
Tari piring memiliki empat gerakan pokok, yaitu:
- Gerak Sembah
Gerak sembah merupakan gerakan berupa ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang berlimpah
- Gerak Mancurah
Gerak Mancurah adalah gerakan setelah tanah sudah dicangkul dan akan ditanami padi
- Gerak Malunyah
Gerak malunyah adalah gerakan menginjak tanah sawah. Hal ini bertujuan agar tanah menjadi gembur.
- Tupai Bagaluik
Gerak tupai bagaluik adalah gerakan tangan yang lincah dengan putaran dari kanan ke kiri. Putaran ini membentuk lingkaran kecil di depan dada.
3. Kostum
Kostum penari pria dan wanita memiliki perbedaan. Berikut busana untuk tari piring:
Busana Penari Pria:
- Saluak atau destar
Lipatan segitiga dari atas ke bawah memiliki arti falsafah kehidupan menjalan roda pemerintahan, sebagai bentuk ikhtiar dalam mensejahterakan masyarakat.
- Baju rang muda atau baju gunting
Baju ini melambangkan keterbukaan dan keikhlasan dengan rasa sabar dalam menghadapi suatu permasalahan
- Samping
Samping ditenun dengan benang emas pemakaian kain ini dari pinggang sampai sedikit ke bawah lutut. Hal ini melambangkan budi pekerti
- Celana saran galembong
Celana ini berukuran besar, yang melambangkan langkah untuk menjaga kemungkinan datangnya musuh
Busana Penari Wanita
- Tikuluak tanduak balapak
Tikuluak tanduak balapak dipakai oleh wanita muda untuk menutupi kepala. Hal ini berfungsi religius dan estetika
- Kalung gadang
Kalung gadang adalah perhiasan wanita Minangkabau
- Baju kurung
Baju kurung melambangkan ketaatan pakaian pada agama Islam. Baju kurung memiliki fungsi religius
- Sarung (kodek, lambak)
Penggunaan sarung songket digunakan sampai mata kaki. Hal ini melambangkan keagamaan yaitu menutup aurat sepenuhnya.
- Slop (Sandal)
Slop atau sandal adalah alas kaki. Namun, slop tidak digunakan ketika sedang menari tari piring
- Minsia baju
Minsia baju adalah jahitan pinggiran pada bagian bawah dengan benang emas. Hal ini melambangkan batas-batas alur
Itulah tadi penjelasan tentang Tari Piring yang berasal dari Ranah Minang. Semoga bisa memperluas pengetahuan detikers ya!
(row/row)