- Apa Itu Buret?
- Fungsi Buret
- Jenis Buret 1. Buret Basa 2. Buret Asam 3. Buret Universal 4. Buret Amberglas
- Cara Menggunakan Buret 1. Pertama, bersihkan buret secara menyeluruh 2. Tempatkan buret pada penyangga yang sesuai 3. Isi buret dengan larutan titrasi 4. Pastikan tidak ada gelembung udara 5. Pastikan bahwa buret tertutup dengan baik 6. Biarkan cairan menetes perlahan 7. Tambahkan larutan titrasi 8. Baca volume cairan yang tersisa 10. Bersihkan buret
Di dalam laboratorium, terdapat berbagai peralatan yang memiliki fungsi khusus tersendiri dalam penelitian. Salah satu alat penting di laboratorium adalah buret.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mengenai buret, mulai dari pengertian, fungsi, jenis, hingga cara menggunakannya. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, mari simak pembahasan di bawah ini sampai selesai!
Apa Itu Buret?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilansir dari laman Science Equip, buret adalah peralatan laboratorium yang terdiri dari tabung kaca bertingkat panjang dengan sumbat di ujung bawahnya.
Buret digunakan dalam analisis kimia kuantitatif untuk mengukur volume cairan atau gas. Buret akan mengeluarkan dan mengukur sejumlah larutan kimia yang keluar.
Katup stopcock akan mengontrol aliran cairan dari buret, baik dalam aliran tetap atau tetes demi tetes. Burette atau buret biasanya digunakan dalam proses titrasi.
Fungsi Buret
Buret memiliki fungsi untuk mengukur dan menambahkan volume cairan secara tepat. Alat ini sangat penting untuk membantu dalam pengujian analisis yang memerlukan presisi volumetri.
Buret merupakan alat volumetrik yang memiliki tingkat akurasi tinggi, sering kali dengan presisi hingga 0,05 mL tergantung dengan ukurannya. Buret digunakan untuk melakukan titrasi sampel dari larutan ataupun zat kimia.
Titrasi adalah suatu proses analisis kimia di mana kuantitas beberapa unsur suatu sampel ditentukan dengan menambahkan zat lain dalam jumlah yang diketahui secara pasti ke dalam sampel yang diukur, sehingga unsur yang diinginkan akan bereaksi dalam proporsi yang tepat.
Selama proses ini, larutan standar bereaksi dengan komponen yang diinginkan dalam sampel, dan titrasi biasanya dilakukan secara bertahap.
Penambahan larutan standar terus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen, yang sering kali ditandai oleh perubahan warna dalam larutan.
Jenis Buret
Dilansir dari GeneCraft Labs, terdapat empat jenis buret berdasarkan peruntukannya.
1. Buret Basa
Buret basa adalah alat yang digunakan untuk mengukur larutan yang bersifat basa, seperti NaOH, KOH, dan sejenisnya. Alat ini dilengkapi dengan ujung berbahan karet yang memiliki bola kaca yang berfungsi sebagai katup.
2. Buret Asam
Ada juga buret asam yang dilengkapi dengan cerat kaca dan digunakan untuk mengukur larutan yang bersifat asam, seperti HNO3, HCl, larutan netral seperti tiosulfat, dan larutan pengoksidasi seperti KCrO4.
3. Buret Universal
Buret universal, sesuai namanya, merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenis larutan, baik yang bersifat basa maupun asam, dan memiliki cerat ujung yang terbuat dari teflon.
4. Buret Amberglas
Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari kaca berwarna coklat atau gelap dan digunakan khususnya untuk mengukur larutan yang rentan teroksidasi oleh sinar matahari, seperti larutan kalium permanganat dan iodium.
Cara Menggunakan Buret
Dikutip dari Science Equip dan WUBOLAB Glass, terdapat cara menggunakan buret yang baik untuk melakukan titrasi.
1. Pertama, bersihkan buret secara menyeluruh
Anda dapat membilas buret dengan menambahkan sejumlah cairan ke dalam buret dan memutar buret secara horizontal agar cairan bersentuhan dengan seluruh permukaan buret. Biarkan cairan mengalir keluar melalui keran stopcock.
2. Tempatkan buret pada penyangga yang sesuai
Anda dapat menggunakan klip buret yang terpasang pada penyangga cincin.
3. Isi buret dengan larutan titrasi
Isi buret dengan larutan titrasi yang akan digunakan hingga berada sedikit di atas tanda nol ( (+/- 10mm). Pastikan ujung buret terisi dengan larutan tersebut. Jika diperlukan, gunakan corong pada ujung nosel untuk memudahkan pengisian.
4. Pastikan tidak ada gelembung udara
Setelah mengisi cairan titrasi, pastikan tidak ada gelembung udara di dalam tabung buret.
Jika ada gelembung, gunakan bahan seperti karet atau objek lain yang tidak merusak kaca untuk mengetuk dinding buret sehingga gelembung naik ke permukaan.
Mungkin juga terdapat udara di dalam saluran stopcock. Dalam hal ini, putar stopcock beberapa kali dengan cepat untuk mengeluarkan gelembung tersebut.
5. Pastikan bahwa buret tertutup dengan baik
Untuk membaca tingkat cairan dalam buret, lakukan pembacaan secara tangensial ke bagian bawah meniskus. Tetapkan mata Anda pada tingkat tersebut untuk menghindari kesalahan paralaks.
6. Biarkan cairan menetes perlahan
Buka keran stopcock dan biarkan cairan mengalir perlahan ke dalam wadah penerima hingga mendekati titik akhir.
7. Tambahkan larutan titrasi
Anda dapat menambahkan larutan titrasi dengan cepat sampai beberapa mililiter kurang dari titik akhir. Setelah itu, berhati-hatilah saat menambahkan larutan untuk menentukan titik akhir dengan akurat.
Ketika jumlah cairan yang sesuai telah disalurkan, tutup keran stopcock dan sentuh buret ke sisi wadah untuk menghilangkan tetesan yang mungkin tersisa.
8. Baca volume cairan yang tersisa
Sekarang Anda dapat menghitung volume cairan yang telah disalurkan dengan cara mengurangkan nilai di Bacaan Akhir dari Bacaan Awal.
10. Bersihkan buret
Kosongkan buret dari kelebihan cairan dan bilas dengan air untuk membersihkannya.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai buret. Buret merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk mengukur dan menambahkan volume cairan secara tepat. Semoga bermanfaat!
(inf/inf)