Kemerdekaan bangsa ini tak lepas dari peran dan pengorbanan pahlawan dalam melawan penjajah yang menduduki Indonesia. Sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar tersebut, setidaknya patut bagi kita untuk mengetahui nama-nama pahlawan Indonesia yang pernah berjuang.
Mengutip buku Pahlawan-Pahlawan Indonesia Sepanjang Masa oleh Didi Junaedi, Indonesia memiliki tidak kurang dari 156 orang pahlawan yang tercantum dalam catatan Kementerian Sosial RI. Dengan jumlah tersebut, Indonesia termasuk salah satu negara yang punya pahlawan terbanyak di dunia.
Yang bisa disebut pahlawan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan, adalah seorang yang berjuang melawan penjajahan di kawasan yang sekarang menjadi wilayah NKRI serta rela gugur demi membela bangsa dan negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari pengertian di atas dapat diketahui pahlawan merupakan bukanlah sosok main-main, melainkan orang yang bersedia mengorbankan nyawa untuk memperjuangkan Indonesia. Karena itu, penerus bangsa perlu mengenal mereka sebagai wujud penghargaan. Ya, paling tidak dengan mengetahui nama-nama pahlawan Indonesia dan asal daerahnya.
Kalau begitu, mari kita ketahui sejumlah pahlawan Indonesia. Simak uraian di bawah ini ya, detikers.
Nama-nama Pahlawan Indonesia Sebelum Kebangkitan Nasional
Ada sejumlah pahlawan yang memperjuangkan Indonesia dengan melakukan berbagai perlawanan terhadap kolonial. Berikut beberapa pahlawan yang berjuang di masa sebelum kebangkitan nasional:
1. Kapitan Pattimura
Nama asli Kapitan Pattimura adalah Thomas Matulessy. Ia mengikuti pendidikan militer saat Inggris berkuasa di Maluku dan meraih pangkat sersan mayor. Namun, Maluku berhasil diduduki kembali oleh kolonial Belanda.
Karena itu, seluruh rakyat Saparua di wilayah Maluku mengangkatnya sebagai Kapitan Pattimura untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah. Bersama sejumlah pahlawan lain, ia berhasil merebut benteng Duurstede dan menjalankan pemberontakan lain.
2. Pangeran Antasari
Pangeran Antasari menjalankan penyerangan terhadap kolonial bersama rakyat Banjarmasin dimulai saat Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai Sultan Banjar menggantikan Sultan Adam yang wafat. Padahal, pewaris takhta sahnya adalah Pangeran Hidayatullah. Bersama Pangeran Hidayatullah dan Demang Leman, Pangeran Antasari melawan Belanda.
Pangeran Hidayatullah berhasil ditangkap penjajah dan dibuang ke wilayah yang jauh. Kemudian Pangeran Antasari mengambil alih pimpinan utama dan melakukan peperangan dengan Belanda sampai wafat.
3. Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro memulai perlawanan saat Belanda merencanakan pembangunan jalan dengan memasang tiang-tiang melewati rumah, masjid, dan makam leluhurnya. Ia dengan berani mencabut tiang penghalang itu. Akibatnya, pasukan kolonial menyerang kediaman Pangeran Diponegoro.
Ia kembali menyerang Belanda dengan menggunakan taktik gerilya. Dibantu oleh sejumlah pejuang lain, Pangeran Diponegoro memberikan berbagai perlawanan yang hebat kepada penjajah hingga mereka kewalahan.
4. Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII mulai melakukan penyerangan terhadap kolonial untuk mempertahankan daerah kekuasaannya di Tapanuli, Sumatera Utara yang diduduki Belanda.
Ia melawan penjajah dengan menyerbu pos-pos Belanda kemudian dilanjut dengan sejumlah pertempuran besar. Pada tahun 1907, ia gugur bersama para putra-putrinya dalam misi penyerangan.
5. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin mengawali serangan terhadap kolonial pada tahun 1660. Kala itu, Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone yang merupakan kerajaan taklukan dari Kerajaan Gowa. Perang itu pun diakhiri dengan perdamaian.
Namun, perjanjian damai tersebut membuat Sultan Hasanudin merasa dirugikan. Karenanya, ia kembali menyerang Belanda dengan sejumlah pertempuran sampai akhirnya wafat pada tahun 1670.
Nama-nama Pahlawan Perempuan Indonesia
Tak hanya pria, sejumlah wanita di masa lampau juga berkorban dalam memperjuangkan negara Indonesia. Di antaranya:
1. Christina Martha Tiahahu
Christina Martha Tiahahu yang dahulu masih sangat muda ikut berperang melawan penjajah di wilayah Maluku mendampingi ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu. Bersama para pejuang lain, ia sempat menguasai benteng Beverwijk sebelum akhirnya ditangkap tentara Belanda.
Beliau lahir di Nusa Laut, Maluku pada 4 Januari 1800 dan wafat pada 2 Januari 1818. Sebelum meninggal, Christina Martha jatuh sakit serta menolak diberi makan dan obat oleh pihak kolonial.
2. Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir di wilayah Lampadang, Aceh pada 1850. Ia menikah di usia 12 tahun dengan Teuku Cik Ibrahim Lamnga. Pada tahun 1878, suaminya gugur dalam suatu pertempuran. Semenjak itu, ia bersumpah hanya akan menerima pinangan dari pria yang berkenan membantunya untuk menuntut balas kematian mendiang suami.
Tak lama, ia menikah kembali dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Sejak itu, ia selalu berjuang bersama sang suami untuk melawan penjajahan Belanda sampai ia diasingkan ke daerah Sumedang dan akhirnya wafat.
3. Cut Nyak Meutia
Bersama sang suami yaitu Teuku Cik Tunong, Cut Meutia menjalankan perlawanan terhadap Belanda. Namun, suaminya berhasil tertangkap dan dihukum mati. Sebelum gugur, suaminya berpesan kepada seorang teman untuk menikahi Cut Meutia setelah kepergiannya..
Cut Meutia kemudian menikah dengan Pang Nanggroe sesuai wasiat mendiang suami. Bersama suami yang ini juga, Cut Meutia terus menyerang kolonial dan terlibat sejumlah pertempuran hingga akhir hayatnya.
4. Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang adalah putri dari penguasa Serang, wilayah terpencil di kerajaan Mataram, Jawa Tengah. Sejak kecil, ia telah ikut dan mendampingi sang ayang dalam peperangan melawan penjajah.
Setelah sang ayah wafat, ia menggantikan kedudukan dan menjadi penguasa Serang berikutnya. Selama memimpin, ia kerap melakukan serangan terhadap Belanda dengan menggunakan taktik gerilya.
Itulah beberapa nama pahlawan Indonesia yang berjuang pada masa sebelum kebangkitan nasional.
(ilf/fds)