5 Pakaian Adat Betawi Beserta Sejarah Singkat dan Atributnya

ADVERTISEMENT

5 Pakaian Adat Betawi Beserta Sejarah Singkat dan Atributnya

Rindang Krisnawati - detikEdu
Rabu, 06 Sep 2023 23:15 WIB
Ondel-ondel is a form of folk performance using large puppets. It originated from Betawi, Indonesia and is often performed in festivals. The word ondel-ondel refers to both the performance and the puppet.
Foto: Getty Images/benito_anu
Jakarta -

Pakaian adat merupakan salah satu aspek penting yang ada pada budaya. Pakaian adat biasanya digunakan untuk merepresentasikan sekelompok masyarakat ketika tengah mengadakan acara adat atau hanya sebagai penanda status sosial. Setiap daerah tentunya mempunyai pakaian adatnya masing-masing.

Dalam artikel ini akan membahas mengenai pakaian adat Betawi. Untuk tahu lebih lengkapnya tentang apa saja pakaian adat Betawi, yuk simak artikel berikut ini.

Sejarah Singkat Pakaian Adat Betawi

Menurut Taufik Effendi, masyarakat Jakarta sudah mulai mengenal mengenai pakaian adat sejak abad ke XV. Pakaian adat ini tentu saja mendapatkan pengaruh dari lingkungan di sekitarnya, seperti pakaian orang Sunda, pakaian orang Jawa, Cina, bahkan Melayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu ciri khas yang menonjol dari pakaian adat Betawi adalah adanya sentuhan islami. Seperti meniru pakaian yang digunakan saat haji, atau pakaian yang menggunakan atribut-atribut seperti peci,ataupun sarung. Selain mempengaruhi pakaian, pengaruh islam juga mempengaruhi budaya kesenian, dan tingkah laku sehari-hari.

Dilansir laman Kemdikbud, pakaian adat Betawi dibedakan berdasarkan 3 jenis yakni:

ADVERTISEMENT

1. Pakaian Sehari-hari

Seperti namanya, pakaian ini biasanya dipakai selama melakukan aktivitas yang dilakukan dirumah maupun lingkungan sekitar. Pakaian sehari-hari ini bisa dianggap sebagai pakaian yang tidak resmi.

2. Pakaian Resmi

Pakaian resmi umumnya digunakan saat sedang melangsungkan upacara adat. Contohnya seperti, upacara pernikahan dan pengangkatan kepala adat.

3. Pakaian Khusus

Selain pakaian sehari-hari dan pakaian resmi, masyarakat Betawi juga mengenal yang namanya pakaian khusus.

Contoh Pakaian Adat Betawi

1. Kebaya Encim

Bagi detikers yang gemar sekali menggunakan kebaya, kebaya encim mungkin sudah tidak asing lagi terdengar. Kebaya encim merupakan pakaian adat Betawi yang digunakan oleh perempuan. Menurut Antropolog Diyah Wara, kata encim berarti "bibi" dalam bahasa Hokkian. Kenapa demikian? karena kebaya encim juga mendapatkan pengaruh dari Tionghoa. Sebelum dikenal sebagai kebaya encim, dulunya disebut sebagai kebaya nyonya.

Pakaian adat Betawi yang satu ini seringkali digunakan dalam acara-acara seperti pekan raya Jakarta, peringatan hari besar dan lain sebagainya. Selain mendapatkan pengaruh dari Tionghoa, kebaya encim juga mendapatkan pengaruh dari Eropa yang mana kebaya encim dibuat menggunakan bahan brokat atau lace yang dipadukan dengan bordiran. Bordiran pada kebaya encim memiliki ciri khas, yakni berbentuk bunga yang dibordir pada bagian bawah kebaya dan pergelangan tangan.

Kebaya encim biasanya digunakan dengan sarung atau kain dengan beraneka motif. Kebaya encim memiliki filosofi yang cukup dalam, yakni menunjukkan kehormatan dan keanggunan para perempuan. Karena terpengaruh oleh perkembangan zaman, kebaya encim saat ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar masih bisa digunakan hingga saat ini.

2. Pangsi Betawi

Pakaian adat yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi. Pasalnya, pakaian adat Betawi ini masih sering muncul dalam beberapa film atau sinetron. Pakaian ini biasanya digambarkan sebagai pakaian yang digunakan oleh pendekar atau jawara Betawi. Pakaian adat Betawi ini terdiri dari atasan yang disebut dengan baju tikim dan celana pangsi.

Seperti kebaya encim, pangsi Betawi juga mendapatkan pengaruh dari budaya Tionghoa. Baju tikim berasal dari kata Tui Khim dan celana pangsi berasal dari kata Phang Si. Kedua bahasa ini merupakan bahasa Hokkian. Pangsi Betawi identik dengan model kerah lehernya yang berbentuk seperti huruf "O".

Jika diperhatikan dengan seksama, pangsi Betawi umumnya dibuat sedemikian longgar dan tidak sesuai dengan bentuk tubuh penggunanya. Atribut yang biasanya terlihat melengkapi pakaian adat ini adalah ikat pinggang yang besar, sarung yang dililitkan di leher, serta peci. Pangsi Betawi memiliki tiga warna:

  • Pangsi berwarna merah biasanya digunakan oleh seseorang yang ilmu silatnya tinggi.
  • Pangsi berwarna krem atau putih biasanya digunakan oleh pemuka agama.
  • Pangsi berwarna hitam biasanya digunakan oleh para centeng.

3. Baju Sadaria

Jika para perempuan Betawi umumnya menggunakan kebaya encim, para laki-laki Betawi menggunakan baju sadaria. Pakaian ini merupakan pakaian adat yang biasanya digunakan oleh kaum laki-laki di Betawi. Pakaian adat Betawi ini umumnya digunakan saat acara Abang None dan Pekan Raya Jakarta.

Penampilan pakaian adat ini bisa dibilang cukup sederhana jika dibandingkan dengan pakaian adat Betawi yang lainnya. Pasalnya, pakaian ini hanya terdiri dari baju koko atau baju taqwa dengan bentuk kerah yang menutup (kerah shanghai). Sadaria ini biasanya berwarna putih dengan lengan panjang.

Seperti kebaya encim dan pangsi Betawi, baju sadaria juga dipengaruhi oleh budaya China. Hal ini bisa terlihat dengan penggunaan baju koko, yang dalam bahasa mandarin diartikan sebagai kakak laki-laki. Pakaian ini biasanya digunakan bersamaan dengan celana panjang polos ataupun bermotif.

Atribut yang digunakan sebagai pelengkap dari baju ini adalah peci hitam dan sarung yang dilipat sedemikian rapinya lalu dikalungkan di leher. Sarung yang dilipat ini sering disebut dengan istilah cukin. Pemakaian cukin bertujuan untuk alat sholat maupun senjata.

4. Ujung Serong

Pakaian adat Betawi yang satu ini hanya dikhususkan untuk para bangsawan pada zamannya. Pakaian ini hanya digunakan oleh kaum laki-laki Betawi. Pakaian ini terdiri dari jas tutup berwarna gelap atau seringnya hitam, dengan bagian dalam menggunakan kemeja berwarna putih. Untuk bawahan, biasanya menggunakan celana pantalon berwarna senada.

Selain celana pantalon, pakaian adat Betawi ini juga menggunakan kain batik yang dililitkan di bagian pinggang sampai menyentuh paha. Inilah yang menjadi alasan kenapa pakaian ini disebut sebagai ujung serong. Ini karena, kain batik yang dililitkan dibuat serong dengan panjang sekitar 8 cm.

Atribut tambahan yang sering digunakan yakni arloji emas yang terkait di bagian saku beserta peci dengan warna senada, yang menambahkan kesan wibawa bagi para pemakainya.

5. Pakaian Pengantin Betawi

Pakaian adat Betawi yang terakhir adalah pakaian pengantin Betawi. Pakaian ini merupakan pakaian adat dengan perpaduan 4 budaya, yakni China, India, Eropa dan Arab. Inilah yang menjadi alasan mengapa tampilan pakaian pengantin Betawi sangat unik. Pakaian ini dibedakan menjadi dua dandanan, yakni:

- Dandanan Care Haji

Dandanan care haji merupakan pakaian pengantin adat Betawi yang digunakan oleh pengantin pria. Pakaian ini identik dengan warnanya yang cerah seperti merah ataupun kuning keemasan. Pakaian ini memiliki model seperti jubah. Atribut yang melengkapi pakaian ini ada songkok atau peci dengan warna selaras. Selain itu, terdapat atribut lain bernama alpie atau sorban.

- Dandanan Care None Pengantin Cine

Seperti yang sudah tergambar jelas pada namanya, pakaian adat ini mendapatkan pengaruh dari budaya China. Pakaian ini biasanya digunakan oleh pengantin wanita. Atribut yang melengkapi pakaian pengantin ini adalah tuaki, kun, teratai, sanggul, tusuk konde, dan siangko bercadar.

Nah itu tadi penjelasan mengenai pakaian adat betawi beserta contohnya yang bisa detikEdu rangkum. Semoga bermanfaat!




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads