- Pengertian Intimidasi
- Ciri-ciri Intimidasi 1. Agresif 2. Mendominasi Kekuasaan dan Kendali 3. Repetitif 5. Niat Buruk
- Bentuk Intimidasi 1. Intimidasi Fisik 2. Intimidasi Verbal 3. Intimidasi Cyberbullying 4. Intimidasi Psikologis 5. Intimidasi Emosional 6. Intimidasi Sosial
- Cara Menghindari Intimidasi
Salah satu perwujudan bullying adalah intimidasi. Intimidasi bisa ditemukan pada interaksi sosial sehari-hari, seperti di lingkungan kerja, lingkungan sekolah, lingkungan sekitar bahkan lingkungan rumah.
Seiring majunya perkembangan teknologi, intimidasi bisa dilakukan juga melalui media sosial, yang artinya intimidasi bisa dilakukan kepada seseorang yang tidak kita kenal sekalipun.
Nah untuk tahu lebih jelasnya mengenai intimidasi yuk simak artikel berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Intimidasi
Dikutip melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intimidasi adalah tindakan menakut-nakuti (terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu). Sedangkan menurut Smith dan Sharps (1994) intimidasi berarti penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan secara sistematis.
Secara sederhana, intimidasi bisa diartikan sebagai tindakan yang menyebabkan seseorang merasa ketakutan karena mendapatkan ancaman ataupun gertakan. Intimidasi biasanya dilakukan oleh sekelompok individu yang merasa dirinya mempunya kuasa dibanding orang yang diintimidasinya.
Intimidasi dilakukan atas dasar meraih kepuasan. Kepuasan dalam menindas, mengintimidasi, menghina orang-orang yang dirasa tidak mempunyai kuasa yang sama. Intimidasi tidak hanya dilakukan melalui verbal, namun bisa juga dilakukan melalui fisik seperti melakukan tindak kekerasan.
Ciri-ciri Intimidasi
Menurut Mishna (2012:11) ciri-ciri intimidasi meliputi:
1. Agresif
Salah satu ciri-ciri intimidasi adalah agresif. Pelaku intimidasi cenderung agresif dengan cara melakukan tindakan kekerasan seperti memukul dan menyiksa jika merasa melalui hinaan saja tidak cukup.
2. Mendominasi Kekuasaan dan Kendali
Pelaku intimidasi cenderung adalah orang-orang yang mendominasi. Entah dari segi fisik, kekuatan, kekayaan ataupun kekuasaan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari orang disekitarnya bahwa hanya dialah yang paling berkuasa. Mereka melakukan ini untuk membuat korban merasa didominasi.
3. Repetitif
Melakukan intimidasi tidak hanya dilakukan selama sekali. Biasanya hal ini dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang. Pelaku intimidasi tidak akan puas apabila hanya melakukannya sekali. Pasalnya, mereka memiliki tujuan untuk membuat korban merasa terancam, dan terganggu dalam jangka waktu yang lama. Dengan ini, mereka akan mencapai kepuasannya sendiri.
5. Niat Buruk
Seperti kebanyakan hal buruk lainnya, intimidasi juga didasari oleh niat buruk. Pelaku intimidasi biasanya dengan sengaja menyiksa, menghina, mempermainkan dan merendahkan korban untuk mencapai kepuasan diri.
Bentuk Intimidasi
1. Intimidasi Fisik
Intimidasi fisik memiliki dampak yang sangat buruk pada korban dibandingkan dengan intimidasi verbal. Pasalnya intimidasi fisik melibatkan adanya kekerasan. Kekerasan yang dilakukan biasanya bisa dengan tangan kosong seperti menampar dan menjambak, atau yang paling parah dengan menggunakan senjata tajam.
Intimidasi fisik ini akan menimbulkan trauma mendalam bagi para korban dan mereka cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri. Intimidasi fisik biasanya dilakukan oleh orang-orang yang merasa kekuatan fisiknya lebih bagus dibanding yang lain. Semisal, orang dengan badan berisi akan mengintimidasi orang dengan badan kurus. Begitu juga sebaliknya.
2. Intimidasi Verbal
Intimidasi verbal juga merupakan salah satu bentuk intimidasi yang akan mempengaruhi kondisi mental korban. Bentuk intimidasi ini dilakukan dengan menghina, mencaci, mengancam dan mengejek korban dengan kata-kata yang tidak baik.
Biasanya, intimidasi verbal dilakukan dengan mengandalkan latar belakang seseorang yang hendak diintimidasi. Semisal korban adalah anak broken home, maka intimidasi verbal yang dilakukan adalah seputar itu.
3. Intimidasi Cyberbullying
Bentuk intimidasi ini biasanya dilakukan melalui media informasi atau media sosial. Menurut Muller (2014), cyberbullying adalah sebuah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dengan niat untuk mengancam, menakut-nakuti dan membahayakan orang lain dalam konteks komunikasi yang dilakukan melalui media sosial. Jenis intimidasi cyberbullying antara lain:
- Flaming
- Rumor hoax
- Komentar kasar
- Posting foto memalukan
- Membuat postingan mengancam.
4. Intimidasi Psikologis
Pada dasarnya, semua bentuk intimidasi akan menghancurkan kesehatan mental korban. Namun, lebih spesifiknya, intimidasi psikologis dilakukan dengan cara menghancurkan kepercayaan diri korban hingga titik terbawah.
Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan kepercayaan orang sekitar kepada diri korban seperti, menuduhnya mencuri, memfitnah, mengajak orang lain untuk menjauhi korban dan menghasut orang di sekitar korban untuk mengucilkan korban. Nah, dengan ini kepercayaan diri korban akan menurun dan psikologisnya menjadi terganggu.
5. Intimidasi Emosional
Seperti namanya, bentuk intimidasi ini dilakukan dengan menyerang emosi korban. Pelaku biasanya akan memanipulasi emosi dari para korbannya dengan cara mengganggu stabilitas mental mereka.
6. Intimidasi Sosial
Intimidasi sosial biasanya dilakukan dengan skala yang lumayan besar. Pasalnya ini tidak hanya melibatkan satu atau dua orang saja. Melainkan melibatkan banyak orang. Contoh dari bentuk intimidasi ini adalah, apabila ada seseorang yang dituduh mencuri di depan teman sekelas dan dia pun akhirnya dimarahi serta dihakimi oleh oknum guru sehingga membuatnya depresi dan berakhir bunuh diri.
Cara Menghindari Intimidasi
- Harus bersifat tegas dan berani melawan
- Jangan mau untuk disuruh-suruh
- Tidak usah dihiraukan
- Mencari perlindungan
- Mengobrolkan hal ini dengan pihak terkait.
Demikian penjelasan mengenai intimidasi, ciri-ciri, bentuk dan juga contoh dari intimidasi. Semoga bermanfaat!
(fds/fds)