detikers apa yang akan terpikirkan bila menemukan kata 'influencer'? Mungkin yang terpikirkan adalah orang-orang dengan jutaan pengikuti di media sosial Instagram, TikTok atau Twitter.
Tapi ternyata influencer bukan kata yang baru meski dahulu perannya tidak terlalu spesifik seperti saat ini. Faktanya, berabad-abad sebelum hadirnya media sosial, para trendsetter sudah hadir dan mempengaruhi ratusan hingga ribuan orang untuk mengikutinya.
Siapa saja? Berikut ini daftarnya dikutip dari Ensiklopedia Britannica.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Influencer Besar Sepanjang Sejarah
1. Ambrose Burnside
Selama hidupnya, Ambrose Burnside memiliki banyak jabatan. Seperti jenderal Union selama Perang Saudara Amerika hingga gubernur dan senator Amerika Serikat untuk negara bagian Rhode Island.
Satu hal yang membuat Burnside dicap sebagai influencer adalah penampilannya dengan cambang. Cambang itu menghubungkan rambut di kepala hingga kumisnya terlihat jelas di wajah.
Diketahui Burnside menumbuhkan cambang sejak ia menjadi mahasiswa hingga menjadi senator. Mungkin, ia bukanlah orang pertama yang menggunakan gaya ini, tapi ketenarannya sebagai jenderal dan politikus membuat cambang begitu ikonik.
Hingga ketika menyebutkan nama asli Burnside, cambang langsung dikaitkan dengannya.
2. Ratu Elizabeth I
Pada pertengahan abad ke-16, penyakit cacar melanda banyak warga, tak terkecuali keluarga kerajaan Inggris. Waktu itu, Ratu Elizabeth I ikut terjangkii penyakit ini dan sembuhnya meninggalkan bekas luka yang sangat terlihat.
Hingga akhirnya, Ratu Elizabeth I menggunakan riasan untuk menutupi noda dan bekas luka di wajahnya. Ia meramu campuran putih yang terbuat dari timbal dan cuka dan dipakai secara rutin.
Meskipun awalnya riasan ini digunakan untuk menyembunyikan bekas luka, lama kelamaan kebiasaan ini menjadi fasad metamorfosis. Sebagai orang yang paling berkuasa di Inggris pada masa itu, riasan putih Ratu Elizabeth I menjadi topeng untuk melindunginya dari pengagum dan musuh.
Namun, lama kelamaan riasan Elizabeth menjadi ciri khas serta mode lainya hingga disebut standar kecantikan pada masa itu. Wajah putih melambangkan masa muda dan kekayaan sehingga tidak perlu bekerja di bawah sinar matahari.
3. Ratu Victoria
Ratu Victoria menjadi influencer dalam hal tren gaun dan tradisi pernikahan. Kala menikah, ia mengenakan gaun renda off-shoulder putih.
Gaun itu kemudian menjadi standar baru bagi pengantin wanita pada masa itu karena dipandang sebagai simbol kesucian. Pada zaman pemerintahannya, pakaian warna putih disebut sebagai indikator kekayaan.
Sayangnya kala Ratu Victoria menikah di tahun 1840 tidak ada foto atau gambar yang memperlihatkan gaun itu. Namun, kabar pernikahannya digaungkan di seluruh dunia.
Deskripsi tentang gaun pengantin seputih saljunya beredar melalui surat kabar dan menyebar ke seluruh dunia. Tradisi yang dimulai Ratu Victoria dengan gaun pengantin putih ini nyatanya masih populer di kalangan pengantin hingga saat ini.
4. Coco Chanel
Desainer asal Perancis Coco Chanel sangat terkenal dengan inovasi fesyen yang ikonik. Contohnya adalah gaun hitam kecil, setelan wanita, dan dompet berlapis.
Selain menciptakan barang fesyen yang harganya selangit saat ini, ia adalah orang yang memengaruhi tren tanning (berjemur membuat kulit menjadi coklat). Padahal sepanjang sejarah, orang-orang kaya di Amerika Serikat dan Eropa menghindari warna kulit apapun.
Kuli coklat identik dengan pekerja berat di luar ruangan yang terpapar matahari. Sedangkan kulit pucat identik dengan kehidupan yang dijalani di dalam ruangan dan bersantai.
Namun saat Chanel difoto kala meninggalkan kapal pesiar di Cannes Prancis pada tahun 1923, kulitnya kecoklatan. Saat itu, ia diterima secara sosial dan menjadi simbol kecantikan dan ditiru banyak orang.
Chanel selanjutnya mempromosikan warna kulit coklat karena berjemur sebagai standar kecantikan dengan memasukan model berkulit kecoklatan di salah satu peragaan busananya beberapa tahun kemudian.
5. Raja Louis XIV
Penggunaan wig memang terlihat di beberapa momen sepanjang sejarah, tapi popularitasnya ternyata bermula dari Raja Louis XIV dari Prancis. Ayah Louis, Louis XIII adalah orang yang pertama kali membuat wig menjadi gaya di Perancis pada tahun 1624.
Awalnya ayahnya menggunakan wig untuk menutupi kebotakan. Tapi ketika Louis XIV naik tahta di tahun 1643, rambut hitam tebalnya menjadi standar baru bagi bangsawan.
Untuk mengikuti tren rambut sang raja, banyak anggota istana meniru gayanya dengan menggunakan wig. Ironisnya, pada tahun 1673, rambut raja mulai menipis meski baru berusia 35 tahun.
Jadi, agar tidak dikalahkan oleh para bangsawan lainnya, Louis memakai wig untuk menutupi rambutnya yang tipis. Sejak saat itu, Raja Charles II di Inggris dan Irlandia juga mengenakan wig serupa di tahun 1663. Alasannya untuk menyembunyikan rambut yang mulai beruban.
6. Cleopatra
![]() |
Bicara influencer nampaknya nama Cleopatra tak bisa dilepaskan dari daftar ini. Satu hal yang ikonik dari sosok ini selain kisah cintanya adalah gaya rambutnya yang disebut gaya rambut melon.
Gaya ini dibuat dari rambut yang dikepang rapat menjadi sanggul/cepol kecil di bagian belakang leher. Siapa sangka, trend ini menyebar ketika Cleopatra menghabiskan waktunya di Roma saat menjalin hubungan dengan Julius Caesar.
Pengaruhnya tetap kental hadir di Roma meski bertahun-tahun ia sudah pergi. Gaya rambut ini akhirnya diterapkan pada kepala patung dan wanita Romawi kelas atas sebagai penggambaran Cleopatra yang imajinatif masa kini.
Itulah 6 influencer yang hadir sepanjang sejarah meski belum media sosial ada. Jadi, ada salah satu favoritmu tidak detikers?
(nwk/nwk)