Jaring-Jaring Makanan: Pengertian serta Perbedaannya dengan Rantai Makanan

ADVERTISEMENT

Jaring-Jaring Makanan: Pengertian serta Perbedaannya dengan Rantai Makanan

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Minggu, 27 Agu 2023 06:00 WIB
Ilustrasi jaring makanan.
Foto: dok. Len Academy
Jakarta -

Jaring-jaring makanan dan rantai makanan merupakan konsep penting dalam memahami interaksi kompleks antara makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Lalu apa perbedaannya ya?

Dalam artikel ini, akan berisi mengenai pengertian, struktur serta perbedaan antara jaring-jaring makanan dan rantai makanan. Simak yuk!

Pengertian Jaring-jaring Makanan

Mengutip dari laman National Geographic, jaring-jaring makanan adalah semua rantai makanan dalam suatu ekosistem. Setiap organisme dalam suatu ekosistem menempati tingkat atau posisi trofik tertentu dalam rantai atau jaring-jaring makanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produsen, yang membuat makanannya sendiri menggunakan fotosintesis atau kemosintesis, membentuk bagian bawah piramida trofik. Konsumen primer, kebanyakan herbivora, ada di tingkat berikutnya, dan konsumen sekunder dan tersier, omnivora dan karnivora, mengikuti. Di bagian atas sistem adalah predator puncak: hewan yang tidak memiliki predator selain manusia.

Selain itu, dalam ensiklopedia Britannica juga mengatakan bahwa jaring-jaring makanan juga menunjukkan bahwa sebagian besar organisme mengonsumsi atau dikonsumsi oleh lebih dari satu spesies, yang seringkali tidak ditunjukkan oleh rantai makanan.

ADVERTISEMENT

Melansir dari laman yang sama, hampir semua jaring-jaring makanan mengandalkan energi dari Matahari, kecuali yang tersembunyi di gua atau lubang hidrotermal samudera. Organisme dalam jaring-jaring makanan terbagi menjadi produsen yang mandiri dalam pembuatan makanan dan konsumen yang bergantung pada sumber makanan lain.

Struktur Jaring-jaring Makanan

Energi makanan dalam suatu ekosistem dapat dianggap terstruktur seperti piramida dengan energi bergerak ke atas, dan setiap tingkat dalam piramida energi ini sesuai dengan tingkat trofik (atau tingkat makan) dalam ekosistem.

Produsen membentuk dasar piramida, di mana tumbuhan adalah produsen yang paling dikenal. Selain itu alga, fitoplankton, dan organisme lain juga termasuk dalam kategori ini.

Konsumen primer, yang membentuk piramida tingkat kedua, adalah herbivora (seperti serangga pemakan daun) yang memakan produsen. Namun, omnivora (hewan yang dapat memakan tumbuhan dan hewan lain), seperti opossum atau rakun, mungkin juga memenuhi syarat sebagai konsumen utama jika mereka hanya memakan bahan tumbuhan.

Konsumen sekunder, yang merupakan tingkat ketiga, adalah karnivora atau omnivora (seperti ular, laba-laba, dan ikan predator kecil) yang memangsa konsumen primer, sedangkan konsumen tersier seringkali adalah karnivora besar (seperti serigala, kucing besar, burung pemangsa, dan hiu serta ikan predator besar lainnya) yang memangsa konsumen sekunder.

Penting untuk mengerti bahwa dalam ekosistem, ada anggota penting dalam jaring-jaring makanan yang disebut detritivor dan dekomposer. Detritivor adalah pemulung yang membersihkan bahan mati, seperti burung nasar atau kumbang yang memakan sisa-sisa organisme mati.

Di sisi lain, dekomposer seperti jamur dan bakteri memiliki peran penting dalam memecah bahan organik menjadi senyawa organik dan anorganik dasar, seperti nitrogen, karbon, kalsium, fosfor, dan unsur kimia lainnya.

Senyawa ini bisa digunakan kembali oleh tanaman dan produsen lain untuk pertumbuhan mereka. Jadi, detritivor dan dekomposer membantu dalam siklus nutrisi ekosistem dengan mengubah bahan mati menjadi nutrisi yang berguna bagi produsen.

Meskipun penggambaran jaring-jaring makanan sering kali menunjukkan jalur konsumsi langsung dari produsen ke konsumen pada berbagai tingkat trofik seperti halnya rantai makanan, jaring-jaring makanan juga dapat menunjukkan cara beberapa organisme menyimpang dari pola tersebut.

Selain itu, banyak organisme dalam jaring-jaring makanan mungkin merupakan bagian dari beberapa rantai makanan dalam ekosistem tersebut.

Perbedaan Jaring-jaringan Makanan dan Rantai Makanan

Namun detikers, ternyata jaring-jaringan makanan dan rantai makanan bukanlah hal yang sama. Melainkan memiliki perbedaan. Melansir dari CNN Indonesia dan Britannica, perbedaannya dapat dilihat sebagai berikut:

Perbedaan mendasar antara jaring-jaring makanan dan rantai makanan terletak pada cara mereka menggambarkan interaksi pemakan dalam ekosistem. Jaring-jaring makanan adalah suatu pola yang lebih kompleks, terdiri dari sejumlah rantai makanan yang saling terhubung dan tumpang tindih di dalamnya. Ini mencerminkan hubungan pemberian makan yang lebih luas antara berbagai spesies dalam komunitas ekosistem.

Sebaliknya, rantai makanan menggambarkan aliran energi dan materi dalam ekosistem secara lebih linear. Rantai makanan berfokus pada urutan proses pemakanan antara satu organisme dan organisme lainnya.

Dalam konteks jaring-jaring makanan, hubungan pemberian makan menjadi lebih kompleks karena berbagai organisme dalam ekosistem dapat berperan sebagai konsumen atau produsen bagi banyak spesies lain. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi dalam ekosistem tidak terbatas pada jalur pemakanan tunggal, melainkan melibatkan banyak pola interaksi yang beragam.

Sementara itu, rantai makanan cenderung lebih sederhana dan menjelaskan aliran energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam garis lurus.

Dengan demikian, konsep jaring-jaring makanan membantu untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antarmakhluk hidup dalam suatu ekosistem, sementara rantai makanan lebih fokus pada mekanisme aliran energi dan materi dalam suatu jalur pemakanan yang lebih sederhana.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads