Hukum Hooke adalah hukum fisika yang berkaitan tentang elastisitas suatu benda atau gaya pegas. Contoh pemanfaatan yang paling sering kita lihat adalah busur panah atau ketapel.
Untuk mengetahui apa itu Hukum Hooke, yuk kita simak bagaimana bunyi Hukum Hooke beserta sejarah, rumus untuk susunan seri, paralel, dan contoh soalnya.
Bunyi Hukum Hooke
Dikutip dari laman Kemdikbud, bunyi Hukum Hooke adalah sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui batas elastis bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya".
Perlu diketahui, bahwa benda elastis tidak hanya karet. Yang dimaksud elastis adalah benda yang bisa berubah ukuran atau bentuk ketika diberi gaya, setelahnya benda itu bisa kembali seperti semula ketika gaya dilepas.
Bisa disimpulkan bahwa Hukum Hooke membahas jumlah gaya maksimum yang bisa diberikan pada benda dengan sifat elastis.
Sejarah
Hukum Hooke diciptakan oleh Robert Hooke, ilmuwan asal Inggris. Hooke meneliti gaya yang bekerja pada benda elastis, pegas, dan benda lainnya agar bisa kembali ke ukuran semula tanpa melebihi batas elastisitasnya.
Dikutip dari buku Ensiklopedia Tokoh Fisika (2019) oleh Febi Dasa Anggraini, dkk, ada banyak temuan Hooke di berbagai bidang, tak hanya fisika. Salah satu temuan yang paling penting adalah teori elastisitas.
Dia juga dikenal sebagai orang pertama yang menerapkan sistem per pada arloji, dan bagaimana meningkatkan kemampuan bandul. Hooke juga mempelopori riset mikroskopik dan mempublikasikan penemuannya mengenai sel tanaman.
Rumus Hukum Hooke
Dilansir dari E-Modul Praktikum Fisika, Elastisitas & Hukum Hooke (2021) oleh Aninatus Shofiah, dkk, rumus Hukum Hooke ditulis sebagai berikut:
![]() |
Selain rumus di atas, masih ada rumus yang lain. Jika jumlah pegas yang diberi gaya lebih dari satu, pegas bisa disusun seri atau paralel.
Susunan Pegas Seri
![]() |
Jika pegas disusun seri maka bentuk pegas akan sederet lurus. Pertambahan panjangnya akan berbeda-beda pada tiap pegas.
Konstanta pegas pertama disimbolkan k1, konstanta pegas kedua yaitu k2, dan seterusnya. Pertambahan panjangnya juga disimbolkan βx1, βx2, dan seterusnya.
Dengan demikian dapat dirumuskan sebagai berikut:
![]() |
Susunan Pegas Paralel
![]() |
Jika disusun paralel, maka pegas akan terlihat berbanjar. Berbeda dengan seri, panjang dari masing-masing pegas ketika menerima gaya akan sama.
![]() |
Contoh Soal
Berikut ini beberapa contoh soal tentang Hukum Hooke yang dikutip dari modul pembelajaran Elastisitas: Bahan Fisika Kelas XI di laman Kemdikbud.
Soal 1
Terdapat dua pegas yang disusun secara seri. Konstanta pegasnya sama, yaitu 100 N/m. Jika ujung pegas ditekan dengan gaya sebesar 10 N, maka berapa panjang pegas yang mengalami tekanan?
![]() |
Soal 2
Terdapat dua pegas identik dengan konstanta gaya 400 N/m dengan susunan pararel. Berapa gaya yang dibutuhkan agar pegas bertambah panjang 5 cm?
![]() |
Demikian tadi penjelasan lengkap mengenai Hukum Hooke tentang elastisitas. Telah kita ketahui bunyi Hukum Hooke, sejarah Robert Hooke, hingga rumus dan contoh soalnya. Selamat mempelajarinya ya, detikers.
(bai/inf)