5 Dongeng Si Kancil yang Seru dan Penuh Pesan Moral untuk Anak

ADVERTISEMENT

5 Dongeng Si Kancil yang Seru dan Penuh Pesan Moral untuk Anak

ilham fikriansyah - detikEdu
Rabu, 23 Agu 2023 05:15 WIB
Ilustrasi Hari Dongeng Sedunia
Foto: Getty Images/eyesfoto
Jakarta -

Ketika sang anak sulit tidur, tak ada salahnya untuk membacakan cerita dongeng yang seru dan penuh pesan moral. Dari sekian banyak dongeng, salah satunya yang cukup terkenal adalah cerita Si Kancil.

Ada beberapa cerita dongeng Si Kancil yang cukup terkenal, misalnya tentang kisah Si Kancil dan Buaya. Namun, masih ada lagi sejumlah dongeng Si Kancil yang tak kalah seru, lho.

Ingin tahu lebih banyak tentang cerita dongeng Si Kancil yang seru dan penuh pesan moral? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dongeng Si Kancil yang Seru dan Penuh Pesan Moral

Ternyata, ada banyak cerita dongeng Si Kancil yang mengasyikan dan punya pesan moral bagi anak-anak. Mengutip buku Dongeng Si Kancil dan Hewan-hewan Belantara oleh Fatiharifah, dkk, simak lima dongeng Si Kancil di bawah ini.

1. Siasat Si Kancil

Seperti biasa, Kancil berjalan-jalan sambil mencari makan. Karena terlalu asyik, ia tidak sadar telah meninggalkan kawasan hutan. Lalu tiba-tiba, hujan deras turun sehingga air sungai meluap.

ADVERTISEMENT

Setelah reda, Kancil bergegas pulang. Sesampainya di tepi sungai, Kancil kaget karena jembatannya rusak dan tidak bisa dilalui. Tanpa disadari Kancil, Buaya datang mendekat. Ternyata Buaya sudah memperhatikan Kancil sejak tadi. Dia telah merencanakan sesuatu terhadap Kancil.

"Hai, Cil! Kok bingung?" tanya Buaya basa-basi. "Oh, hai, Buaya! Aku sedang memikirkan bagaimana cara pulang jika jembatan di sungai itu putus seperti ini," jawab Kancil.

"Ah, serahkan saja padaku! Aku akan mengantarmu menyeberang! Segeralah naik ke punggungku!" Seru Buaya kepada Kancil. "Ehmmm... baiklah. Ternyata kamu baik sekali," kata Kancil, lalu ia naik ke punggung Buaya.

Ketika di tengah sungai, Buaya berkata "Kebetulan sekali aku bertemu denganmu. Istriku sedang sakit. Sepertinya, jantung seekor kancil bisa membuat tubuhnya menjadi sehat. Lebih baik aku membawamu pulang ke rumahku."

Kancil terkejut mendengar hal itu. Namun arus sungai yang deras membuatnya tidak berani untuk melompat dari punggung Buaya. "Ah, sayang sekali Buaya!" seru Kancil.

"Apa maksudmu?" tanya Buaya. "Tadi pagi aku buru-buru pergi, sehingga jantungku tertinggal di rumah," jawab Si Kancil.

"Baiklah kalau begitu kamu harus pulang dulu untuk mengambil jantungmu," kata Buaya. "Baiklah kalau begitu, kamu harus mengantarku hingga ke seberang sungai," ujar Kancil.

Sesampainya di bibir sungai, Kancil melompat ke daratan dan berlari kencang "Terima kasih banyak Buaya! Sampaikan kepada istrimu bahwa aku adalah kancil yang tidak mempunyai jantung!" kata Kancil sambil meninggalkan Buaya.

Mendengar teriakan tersebut, Buaya sadar bahwa ia baru saja ditipu oleh Kancil.

Pesan moral: Kecerdikan akan sangat berguna apabila kita berada dalam kesulitan. Kecerdikan bisa kita dapatkan dengan cara rajin belajar.

2. Kisah Laba-laba, Kupu-kupu, dan Kancil

Suatu hari, Kupu-kupu terbang ke sana-sini di pinggir hutan. Banyak bunga di sekitarnya bergoyang saat Kupu-kupu lewat.

Di balik pepohonan, ia bertemu Laba-laba dan Kancil. Laba-laba sedang membuat jaring, sementara Kancil makan dedaunan. "Selamat pagi, Kupu-kupu," sapa Laba-laba. "Selamat pagi, Laba-laba dan Kancil," balas Kupu-kupu dengan gembira.

"Sedang apa kalian?" tanya Kupu-kupu. "Aku sedang membuat jaring, sementara Kancil sedang menikmati sarapan," ujarnya kepada Kupu-kupu. "Wah besar sekali jaring yang kamu buat. Hasil tangkapan mu pasti banyak malam ini," seru Kupu-kupu kepada Laba-laba yang tersenyum.

"Tidak Kupu-kupu," kata Laba-laba merendah. "Meskipun jaringku besar, terkadang tak satupun nyamuk dan serangga yang hinggap di jaringku. Berbeda sekali denganmu, kamu bisa menghisap madu sebanyak-banyaknya."

"Betul kata Laba-laba," imbuh Kancil. "Terkadang aku pun jarang mendapatkan daun dan buah-buahan segar." Kemudian Kupu-kupu tersenyum malu sembari berkata "Tidak juga, apabila bunga sedang gugur, aku kesulitan mendapatkan makanan. Aku harus terbang cukup jauh untuk mencari bunga yang lebih segar."

Kupu-kupu ingat, sebentar lagi musim panas sehingga banyak bunga yang akan layu. "Tidak apa-apa Kupu-kupu. Tak perlu sedih. Setiap hari kita bekerja agar bisa mendapatkan makanan. Meskipun susah, kita harus menjalaninya," kata Kancil.

"Betul perkataan Kancil," tambah Laba-laba. "Baiklah teman-teman, aku pergi dulu. Aku mau melanjutkan mencari bunga yang segar. Kalian selamat bekerja mencari makanan juga," kemudian Kupu-kupu berpamitan lalu menghilang di antara pepohonan. Mereka berpisah dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

Pesan moral: Jangan pernah mengeluh sebab mengeluh akan membuat kita semakin terbebani dengan masalah yang kita hadapi. Jalani hidup dengan ceria dan bahagia.

3. Tembakan Sang Pemburu

Suatu malam, Kancil tidak bisa tidur. Haus dan udara panas membuatnya tidak berhasil memejamkan mata. Kancil akhirnya memutuskan untuk keluar. la ingin minum air di danau dekat rumahnya.

Tiba-tiba, Kancil mendengar teriakan minta tolong. la mencari sumber teriakan itu. Saat mendekati sebatang pohon pinus, teriakan terdengar semakin jelas. Ia menyibak semak-semak di hadapannya.

Ternyata, itu teriakan Tikus Hutan yang kesakitan. Kakinya terperangkap perangkap milik seorang pemburu. "Huhuhu..., tolong aku, Kancil! Kakiku tidak bisa lepas dari jebakan ini. Sakit sekali!" isak Tikus Hutan.

Kancil segera membantu Tikus Hutan. Dalam beberapa detik, kaki Tikus Hutan berhasil lepas dari perangkap. "Terima kasih banyak, Kancil. Kamu baik sekali," kata Tikus Hutan dengan lega. "Sama-sama, Tikus Hutan. Lain kali lebih hati-hati ya," pesan Kancil.

Beberapa hari kemudian, si Pemburu kembali datang ke hutan. Kancil yang sedang asyik makan daun tidak menyadari kehadirannya. Sebaliknya, si Pemburu melihat Kancil dengan jelas. la menyiapkan senapan dan mengarahkannya ke tubuh Kancil. Kancil tidak sadar jika dalam bahaya!

Beruntung, Tikus Hutan mengetahui niat jahat si Pemburu. Tanpa pikir panjang, Tikus Hutan berlari ke arah Pemburu lalu menggigit kaki si Pemburu kuat-kuat. "Arrggghhh!!!" teriak si Pemburu merasa kesakitan. Tembakan senapannya pun melenceng.

Kancil kaget karena mendengar teriakan Pemburu dan bunyi senapan yang meletus. Kancil sadar bahwa dirinya hampir ditembak oleh Pemburu, namun diselamatkan oleh Tikus Hutan.

"Terima kasih, Tikus Hutan!" seru Kancil. "Sama-sama, Kancil! Ayo kita pergi dari sini!" ajak Tikus Hutan sambil berlari cepat. Kancil dan Tikus Hutan pun berlari untuk menyelamatkan diri.

Pesan moral: Balaslah kebaikan orang lain dengan kebaikan juga secara ikhlas.

4. Kisah Kambing dan Rusa

Hutan Selatan dan Hutan Utara dipisahkan sungai yang mengalir di antara dua bukit. Sementara bukit itu sangat tinggi sekali. Ada sebuah jembatan yang menghubungkan kedua bukit, tapi jembatan itu sangat kecil dan hanya mampu dilalui satu hewan.

Tak banyak hewan yang berani melewati jembatan itu. Biasanya, para hewan memilih untuk melewati sungai di bawah bukit. Namun hari itu, Kambing dan Rusa hendak melintasi jembatan pada saat yang bersamaan. Si Kambing ingin mengunjungi saudaranya yang sakit, sehingga buru-buru. Di sisi lain, Rusa ingin segera menyeberang karena sudah telat untuk menghadiri pesta saudaranya.

"Hei, Kambing, menyingkirlah dulu. Aku mau lewat," kata Rusa. "Aku yang lebih dulu tiba. Kamu saja yang menyingkir," jawab Kambing.

Kancil yang tengah mencari makan di sekitar jembatan mendengar keributan itu. Ia menuju jembatan dan mendapati Kambing dan Rusa sedang berdebat di ujung jembatan. "Ada apa, Kambing?" tanya Kancil.

Setelah mengetahui ceritanya, Kancil kemudian berkata "Kambing, mengalahlah sebentar. Biarkan Rusa lewat dahulu," namun Kambing tidak peduli dengan perkataan Kancil.

Ia melangkahkan kaki ke atas jembatan. Rusa pun ikut bergerak. Mereka melangkah berdesakan hingga di tengah jembatan. "Minggir kamu, Kambing!" kata Rusa sambil marah-marah. Tapi nyatanya Kambing tetap tak bergeming.

Kraaaak! Tiba-tiba jembatan terkoyak. Mereka panik dan berbalik arah. Namun terlambat, jembatan itu patah dan jatuh ke dalam jurang. Begitu pun dengan Kambing dan Rusa. Kancil yang menyaksikan peristiwa itu hanya bisa bersedih.

Pesan moral: Janganlah bersikap mau menang sendiri karena hanya akan merugikan diri kita.

5. Kecerdikan Kancil

Musim kemarau panjang telah tiba. Akibatnya, pohon-pohon di hutan banyak yang gersang. Sungai yang biasanya digunakan untuk minum para hewan akhirnya menjadi kering. Hal ini membuat resah para hewan, termasuk juga Kancil.

Suatu siang yang panas, Kancil merasa kehausan. Ia berjalan ke sana-sini untuk menari air. Hingga akhirnya, ia melihat sebuah kaleng yang ditinggalkan pemburu. Setelah didekati, di dalam kaleng itu ada sedikit air.

"Akhirnya, aku menemukan air," gumam Kancil merasa lega. Ia berusaha memasukkan mulutnya ke dalam kaleng. Sayang, lubang kaleng itu terlalu kecil sehingga membuat mulutnya tak bisa masuk. Kancil terus berusaha berkali-kali, tetapi masih gagal.

Setelah merenung beberapa saat, akhirnya Kancil mendapat ide. Ia memunguti batu-batu kecil. Satu per satu batu itu dimasukkan ke dalam kaleng. Ketika batu-batu itu masuk ke dalam kaleng, perlahan air meluap ke atas sehingga memudahkannya untuk minum. Akhirnya Kancil bisa minum air dari dalam kaleng dengan penuh rasa syukur.

Pesan moral: Usaha yang dilakukan dengan tekun dan penuh kerja keras akan mendatangkan hasil yang baik dan memuaskan.

Itu dia lima cerita dongeng Si Kancil yang seru dan penuh pesan moral untuk anak-anak. Semoga artikel ini dapat membantu detikers yang ingin membacakan dongeng untuk si kecil.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads