Pipa Keramik Zaman Batu Ini Ungkap Canggihnya Warga 4.000 Tahun Lalu

ADVERTISEMENT

Pipa Keramik Zaman Batu Ini Ungkap Canggihnya Warga 4.000 Tahun Lalu

Baladan Hadza Firosya, Noor Fa'izah - detikEdu
Senin, 21 Agu 2023 15:00 WIB
Agar awet dan dapat dipamerkan kelak, pipa air keramik dari 4.000 tahun lalu ini disimpan secara in situ setelah penggalian. Beberapa pipa diangkat dalam foto ini, seperti a, c, e, dan g disimpan di gudang Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan di Huaiyang. Sedangkan b, d, f disimpan di Museum Henan, National Museum of China,  dan Museum Budaya Miaodigou Yangshao.
Pipa keramik zaman batu ini ungkap jagonya warga 4.000 tahun lalu cegah banjir akibat perubahan iklim tanpa campur tangan pemerintah. Foto: Li Chunxia et al/Nature Water
Jakarta -

Sebuah sistem pipa air keramik kuno tertua di Cina ditemukan di Pingliangtai. Pipa berusia 4.000 tahun menjadi bukti bahwa warga zaman batu punya skill teknik mumpuni untuk membangun sistem drainase anti banjir tanpa campur tangan pemerintah pusat, seperti dilaporkan tim peneliti asal University College London (UCL) di jurnal Nature Water.

Drainase sendiri merupakan saluran untuk menyalurkan kelebihan massa air dari kawasan perumahan, perkotaan, atau jalan. Tanpa sistem drainase yang baik, air hujan yang menggenang di jalan bisa bikin rumah banjir.

Sistem Drainase Canggih dari Warga Zaman Batu

Agar awet dan dapat dipamerkan kelak, pipa air keramik dari 4.000 tahun lalu ini disimpan secara in situ setelah penggalian. Beberapa pipa diangkat dalam foto ini, seperti a, c, e, dan g disimpan di gudang Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan di Huaiyang. Sedangkan b, d, f disimpan di Museum Henan, National Museum of China,  dan Museum Budaya Miaodigou Yangshao.Agar awet dan dapat dipamerkan kelak, pipa air keramik dari 4.000 tahun lalu ini disimpan secara in situ setelah penggalian. Beberapa pipa diangkat dalam foto ini, seperti a, c, e, dan g disimpan di gudang Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan di Huaiyang. Sedangkan b, d, f disimpan di Museum Henan, National Museum of China, dan Museum Budaya Miaodigou Yangshao. Foto: Li Chunxia et al/Nature Water

Jaringan pipa air dari keramik di Pingliangtai merupakan sistem drainase paling lengkap dan tertua yang pernah ditemukan di China hingga hari ini. Sistem anti banjir itu tersusun dari potongan-potongan pipa keramik kuno berdiameter 20-30 cm dan panjang 30-40 cm yang saling terhubung di sepanjang jalan serta tembok-tembok pemukiman untuk mengelola air hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sistem drainase ini dinilai peneliti sebagai temuan unik dan berbeda dari sistem di tempat lain pada masa itu. Sebab, tujuannya untuk mengeringkan air hujan dan banjir. Sementara itu, sistem saluran air dari zaman batu lazimnya digunakan untuk mengalirkan air kotor saja. Lebih lanjut, temuannya juga mengungkap keunikan peradaban awal Cina.

Hasil Gotong Royong Warga

Tim UCL menilai, temuan jaringan pipa keramik dari sistem drainese tertua di Cina ini tidak hanya menarik karena usianya. Sebab, pembuatan infrastruktur umum lewat gotong royong warga tanpa bantuan pemerintah ini juga merupakan yang pertama kali ditemukan di tanah kelahiran peradaban Cina tersebut.

ADVERTISEMENT

Susunan sistem drainase dari pipa keramik itu semula diangggap menunjukkan perencanaan pusat yang canggih bagi peradaban zaman batu. Namun yang mengejutkan, rupanya peradaban di Pingliangtia diperkirakan tidak punya hierarki sosial yang menunjukkan keberadaan pemerintahan, dikutip dari laman UCL.

Warga Tanpa Hierarki

Rumah-rumah orang Pingliangtai sama-sama kecil. Tampak tidak ada tingkatan, strata, atau kesenjangan sosial tertentu di antara penduduknya.

Berdasarkan penggalian di pekuburan desa setempat, peneliti juga tidak mendapati adanya semacam hierarki sosial di penguburan warganya. Beda halnya dengan pekuburan desa tetangga, yang menunjukkan adanya perbedaan tingkatan sosial di antara warga.

Kendati demikian, warga desa di Pingliangtai 4.000 tahun lalu diperkirakan berembuk dengan hati-hati untuk memproduksi pipa-pipa keramik, merencanakan tata letak drainasenya, memasang pipa keramik, sampai merawatnya. Kerja yang berkesinambungan ini diperkirakan butuh usaha keras para warganya.

"Alih-alih 'hierarki terpusat', pembuatan drainase terutama dilakukan di tingkat rumah tangga dan komunal. Cara ini lebih menarik bagi warga Pingliangtai karena mereka lebih tertarik pada tata kelola sosial yang lebih praktis dan cepat," tulis Li Chunxia dan rekan-rekan dalam artikel ilmiahnya yang dipublikasi baru-baru ini.

Kebutuhan Bersama Halau Banjir

Li memperkirakan, para warga Pingliangtai mau bersama-sama merancang sampai merawat pipa-pipa air anti banjir mereka agar air hujan tidak menggenang di wilayah mereka.

"Melalui penekanan mereka pada keseragaman spasial, kerja sama dalam urusan publik, dan serangkaian inovasi teknologi, pengelolaan air di Pingliangtai condong ke kepentingan bersama-sama karena masyarakat menanggapi ancaman lingkungan yang berulang," tulis para peneliti.

Pingliangtai terletak di Distrik Huaiyang, Zhoukou, Cina tengah. Pada Zaman Neolitikum, wilayah ini dihuni sekitar 500 orang dengan tembok dan parit sebagai pelindung. Lokasinya berada di Dataran Sungai Huai yang luas, seperti dikutip dari Phys.

Sistem drainase Pingliangtai diperkirakan dibangun di Dataran Sungai Huai Atas itu. Sekitar 4.000 tahun lalu, daerah tersebut diduga sering mengalami perubahan besar iklim musiman. Monsun musim panas membuat curah hujan sampai setengah meter per bulannya di sana.

Akibat curah hujan tinggi per bulan, sistem drainase menjadi penting untuk pengelolaan air hujan. Pipa keramik akan mengalirkan air hujan yang berlebih selama musim hujan akibat angin muson sehingga pemukiman tidak banjir. Pipa air ini juga berfungsi dalam drainase air limbah maupun keperluan lainnya.

Sistem Drainase Dua Tingkat

Untuk membantu mengurangi air hujan yang berlebihan selama musim hujan, masyarakat Pingliangtai membangun dan mengoperasikan sistem drainase dua tingkat. Uniknya, sistem tersebut belum pernah ada sebelumnya.

Sistem drainase di Pingliangtai ini bermula dari sistem air di tempat lain saat itu. Warga lalu membangun parit-parit drainase sederhana yang terkoordinasi sejajar dengan barisan rumah mereka. Alhasil, mereka bisa mengalirkan air dari daerah pemukiman ke rangkaian pipa air keramik. Dari pipa keramik, air dialirkan ke parit sekitar ke arah menjauh dari desa.

Dibuat Pakai Alat Zaman Batu

Dr Yijie Zhuang dari UCL Institute of Archaeology, salah satu penulis senior studi ini, menuturkan bahwa temuan jaringan pipa keramik tersebut luar biasa karena dibuat dengan alat-alat zaman batu. Lebih lanjut, sistem manajemen air canggih ini juga dirawat oleh alat yang sama dan tanpa melibatkan organisasi pemerintah pusat.

"Sistem ini pastinya butuh perencanaan dan koordinasi tingkat masyarakat yang signikan, dan semuanya dikerjakan bersama-sama," kata Zhuang, dikutip dari laman UCL.

Dr Hai Zhang dari Universitas Peking menyebut Pingliangtai sebagai situs yang menunjukkan pemahaman canggih tentang rekayasa dan hidrologi, meski dalam masyarakat yang lebih egaliter. Tingkat kerumitan pipa air ini membantah pandangan arkeologi sebelumnya bahwa hanya negara terpusat dengan elit pemerintahan saja yang bisa membangun sistem pengelolaan air kompleks.

Para peneliti menilai, Pingliangtai memberikan wawasan penting tentang bagaimana orang zaman batu bisa membangun wilayah berdinding kota sekaligus anti banjir sejak 4.000 tahun lalu. Meskipun peninggalan dari di zaman batu, pipa-pipa keramik ini menunjukkan tingkat teknologi yang maju untuk masanya.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads