7 Jenis Cerita Dongeng dan Contohnya, Kisah yang Penuh Pesan Moral

ADVERTISEMENT

7 Jenis Cerita Dongeng dan Contohnya, Kisah yang Penuh Pesan Moral

Maryam Mazaya - detikEdu
Sabtu, 12 Agu 2023 05:15 WIB
Ilustrasi Hari Dongeng Sedunia
Ilustrasi cerita dongeng. Foto: iStock
Jakarta -

Cerita dongeng bukan hanya sekedar hiburan. Cerita-cerita ini menjadi sarana edukatif yang mengajarkan moral, nilai-nilai kehidupan, dan menginspirasi anak-anak untuk menjelajahi beragam emosi dan situasi.

Jika membahas tentang dongeng, pada dasarnya cerita ini erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat zaman dahulu. Karena umumnya dongeng berasal dari beragam etnis masyarakat daerah dari berbagai belahan dunia.

Lantas, apa saja sih macam-macam atau jenis dari cerita dongeng? Untuk mengetahuinya, yuk simak artikel berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Definisi Cerita Dongeng

Rani S. Fitriani menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Macam-macam Karya Sastra Modern, dongeng merupakan bentuk sastra lama yang berupa cerita khayalan atau fiksi yang merupakan bentuk prosa lama.

Dengan kata lain, definisi dari dongeng adalah cerita naratif yang umumnya mengandung unsur-unsur khayalan, makhluk ajaib, dan peristiwa ajaib. Dasarnya, cerita ini berlangsung di tempat-tempat yang jauh dan dalam zaman yang tidak pasti.

ADVERTISEMENT

Dongeng menjadi jendela ke dunia khayalan yang tak terbatas. Ini menjadi tempat di mana imajinasi dan kreativitas berkumpul menjadi cerita-cerita yang menghibur dan mendidik.

Dari hewan berbicara hingga peri ajaib, dunia dongeng telah mempesona manusia dari berbagai generasi dan budaya. Sebab inilah dongeng menjadi cerita yang tak pernah terpisahkan dari masyarakat, bahkan hingga saat ini.

Kebanyakan, pengarang cerita dongeng lisan maupun tulisan tidak dikenali. Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, cerita dongeng merupakan cerita turun temurun yang dipercaya berasal dari nenek moyang terdahulu.

7 Jenis Dongeng

Mengutip dari buku Pengembangan Speaking Skills Melalui Mendongeng Dengan Pemodelan dalam VCD karya Tantri Listyowati, berikut macam-macam cerita dongeng:

1. Mite

Cerita dongeng jenis mite ialah dongeng yang bercerita tentang dewa-dewa, peri dan segala sesuatu yang dianggap sederajat dengan dewa. Cerita-cerita ini mencerminkan keyakinan dan budaya suatu masyarakat, misal tentang datangnya padi ke Jawa.

2. Legenda

Cerita legenda merupakan dongeng tentang terjadinya suatu tempat yang dihubungkan dengan kesaktian. Contoh dongeng jenis ini seperti terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, cerita Malin Kundang, dan kisah Banyuwangi.

3. Sage

Sage ialah dongeng yang berhubungan dengan sejarah, maksudnya tokoh tokoh dalam sage seringkali menjadi tokoh dalam sejarah. Contoh dongeng sage adalah cerita berdirinya kerajaan Samodra dan awal mula Singosari.

4. Fabel

Menjadi salah satu yang paling populer, fabel adalah dongeng tentang binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda lain yang dapat berbicara dan berbuat seperti manusia. Contohnya cerita Si Kancil, Buaya dan Kera, serta Burung Gagak dan Burung Hantu.

5. Jenaka

Dongeng jenaka atau cerita pelipur lara ialah kisah jenaka atau menceritakan humor bangsa Indonesia. Contohnya seperti cerita Pak Pandir, Pak Kodok, dan Lebai Malang.

6. Parabel

Dongeng parabel merupakan jenis dongeng yang dalam ceritanya tersirat nilai-nilai pendidikan, baik itu pendidikan agama, moral, atau pendidikan secara umum. Contohnya seperti Si Kerudung Merah, Hikayat Bayan Budiman, Malin Kundang, dan sebagainya.

7. Dongeng Biasa

Selain dari jenis-jenis dongeng di atas, terdapat juga jenis dongeng biasa dan sangat umum diceritakan. Contohnya seperti Bawang Putih dan Bawang Merah, Cinderella, Putri Tidur, dan sebagainya.

Contoh Cerita Dongeng Penuh Moral dan Makna

Berikut beberapa cerita dongeng yang penuh moral dan makna. Cerita ini bisa kamu jadikan referensi untuk dibacakan.

Si Kerudung Merah

Alkisah di sebuah desa, ada seorang gadis kecil yang sangat suka memakai kerudung merah. Kerudung itu dibuatkan oleh neneknya.Kerudung itu tidak pernah lepas dari kepalanya, hingga ia dipanggil si Kerudung Merah.

Pada suatu hari, ibunya membuat kue dan menyuruhnya mengantarkan kue itu ke rumah nenek di seberang hutan.

"Antar kue ini ke rumah nenekmu. Dia sedang sakit. Semoga kue ini bisa membuatnya senang. Hati- hati di jalan. Ingat, kamu tidak boleh berhenti dan berbicara kepada siapa pun yang tidak kamu kenal,pesan ibunya. Si Kerudung Merah mengangguk dan segera pergi ke rumah neneknya.

Selamat siang, gadis kecil. Kamu mau ke mana?" tanya serigala kepadanya.

"Aku akan mengantarkan kue ini ke rumah nenekku," jawab Si kerudung Merah.

Ia lupa akan pesan ibunya.

"Di manakah nenekmu tinggal?" tanya serigala lagi.

"Tidak jauh di sini. Rumah nenekku yang ada di bawah pohon ek besar itu!" jawab Si Kerudung Merah lagi.

"Anak ini pasti lebih lezat dibanding nenek tua itu, tetapi aku bisa mendapatkan keduanya!" ujar serigala dalam hati.

"Coba lihat bunga-bunga cantik itu. Mungkin nenekmu akan suka juga menerima bunga," ucap serigala dengan manis. Gadis kecil itu memandang bunga-bunga cantik yang tumbuh di dekatnya. Ia mulai memetik bunga-bunga itu. Sementara serigala yang licik itu segera berlari menuju rumah nenek gadis kecil itu.

Sesampainya di rumah nenek, serigala mengetuk pintu, dan nenek pun bertanya, "Siapa itu?"

"Cucu kecilmu," jawab serigala. Ia berusaha meniru suara si Kerudung Merah. "Aku membawakan kue untukmu."

"Tarik saja talinya, palang pintunya akan terangkat," jawab nenek. "Aku terlalu lemah untuk bangun."

Begitu melihat kepala serigala di ambang pintu, nenek langsung melompat, berlari dan bersembunyi di dapur. Serigala menggunakan tudung kepala nenek dan naik ke tempat tidur. Serigala menutupi badannya dengan selimut dan menunggu si Kerudung Merah tiba.

Setibanya si Kerudung Merah di rumah neneknya, ia sangat terkejut mendengar suara nenek yang serak. Tetapi, si Kerudung Merah mengira suara neneknya serak karena sedang demam. Gadis kecil itu kemudian masuk dan berjalan menuju tempat tidur neneknya.

"Nenek, mudah-mudahan nenek cepat sembuh. Aku membawakan kue untuk nenek," ujar Kerudung Merah. "Oh, nenek, telingamu besar sekali!"

"Agar aku dapat lebih jelas mendengarkanmu, sayang." jawab si serigala.

"Oh nenek, matamu besar sekali!" lanjut si Kerudung Merah.

"Supaya lebih jelas melihatmu, sayang."balas si serigala lagi. "Oh, nenek, gigimu besar sekali!"

"Agar lebih mudah melahapmu!" ujar serigala sambil melompat dari tempat tidur.

Si Kerudung Merah terkejut dan langsung berlari keluar sambil menjerit-jerit. Saat itu, seorang pemburu lewat dan mendengar suara Kerudung Merah. Ia langsung membidik dan menembak serigala hingga mati.

Lalu si Kerudung Merah masuk ke dalam rumah mencari neneknya. Tak lama kemudian nenek keluar dari tempat persembunyiannya dan segera memeluk cucunya.

Sebagai tanda terima kasih, nenek mengundang si pemburu minum teh dan makan bersama. Si Kerudung Merah sadar kalau ia tidak berhati-hati. Ia juga harus selalu ingat pesan ibu.

Pesan moral: Dari cerita dongeng jenis parabel ini menyiratkan nasihat bahwa kita sebagai anak harus senantiasa mengikuti pesan orang tua, khususnya ibu. Cerita ini dikutip dari buku 25 Dongeng Klasik Dunia karya Klara Valerie.

Si Tikus dan Si Singa

Suatu saat ada Tikus yang menjahili Singa dikala sedang menikmati tidur siang, sontak membuat Singa tersebut marah dan ingin memakan sang Tikus karena merasa terganggu.

Sambil meringis ketakutan, Tikus pun memohon kepada Singa untuk melepaskannya dan memaafkan kejahilan yang ia perbuat. Merasa kasihan, Singa melepaskan Tikus. Tikus merasa senang, ia berterima kasih dan berjanji untuk membalas semua kebaikan Singa padanya.

Lalu pada suatu hari, Tikus mendengar suara Singa yang mengaung keras. Sang Singa ternyata terperangkap di sebuah jaring yang sengaja dipasang oleh pemburu. Singa memohon bantuan Tikus untuk melepaskan jaring tersebut. Dengan sigap, Tikus membantu Singa keluar dari jaring tersebut dengan menggerogoti jaring sampai terputus. Keduanya pun segera kabur dan menyelamatkan diri.

Pesan moral: Kisah persahabatan Tikus dan Singa yang merupakan dongeng jenis fabel ini, menjadi inspirasi bagi anak untuk selalu berbuat kebaikan dan mengingat semua kebaikan yang kita terima.

Kutukan Seorang Nenek, Asal Usul Danau Lau Kawar

Lau Kawar adalah sebuah danau yang terletak di Desa Kuta Gugung. Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Danau ini dikelilingi oleh bunga-bunga anggrek yang Indah dan pemandangan alam yang memesona.

Dahulu kala, Desa Kawar merupakan desa yang subur. Suatu ketika, hasil panen penduduk berlimpah ruah. Para penduduk pun mengadakan acara adat sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Penduduk desa bersukacita menghadiri acara itu. Semua penduduk hadir, kecuali seorang nenek yang sedang terbaring sakit di rumahnya. Semua anggota keluarga nenek itu pergi ke pesta dan meninggalkan sang nenek seorang diri.

Suara yang ramai membangunkan si nenek. Perutnya terasa lapar. Dengan susah payah ia turun dari tempat tidur dan beringsut ke dapur untuk mencari makanan. Sayangnya, tidak ada sedikitpun makanan di dapur.

Nenek itu kembali ke tempat tidur. la sangat sedih, karena anak dan menantunya tidak ingat kepadanya. Padahal, di tempat pesta, makanan berlebih. Air matanya bercucuran.

Ketika pesta makan-makan usai, barulah anaknya ingat bahwa ibunya belum makan. Ia menyuruh istrinya mengirimkan makanan untuk ibu mereka di rumah. Istrinya segera membungkus makanan dan menyuruh anaknya mengantarkan makanan itu.

Di perjalanan ke rumah nenek, si anak merasa lapar. la pun menyantap makanan untuk neneknya, lalu membungkusnya kembali. Setelah mengantar makanan, anak itu kembali lagi ke tempat pesta.

Si nenek sangat senang ketika cucunya datang membawa makanan. Namun, ia terkejut saat membuka bungkusan tersebut. Isinya hanyalah sisa- sisa makanan yang menjijikan.

Si nenek sangat sedih, air matanya berlinang. Dalam kesedihannya, la berdoa kepada Tuhan.

"Ya Tuhan, betapa durhakanya mereka kepadaku. Berikanlah pelajaran yang setimpal kepada mereka!" doanya. Tak lama kemudian, terjadilah gempa bumi yang dahsyat. Petir menyambar dan guntur menggelegar. Hujan turun begitu derasnya.

Penduduk yang menyelenggarakan pesta rakyat berlari dengan panik sambil menjerit ketakutan. Namun, hujan semakin deras. Dalam sekejap. Desa Kawar pun tenggelam. Tak ada seorang pun selamat. Desa yang subur dan makmur itu telah berubah menjadi sebuah danau besar yang digenangi air. Danau tersebut disebut dengan Lau Kawar

Pesan moral: Cerita ini menjadi salah satu contoh dongeng jenis mite. Kisah ini berpesan dalam keadaan apapun kita harus selalu berbakti kepada orangtua, jangan durhaka apalagi sampai mengabaikannya.

Manfaat dan Fungsi Cerita Dongeng

Dalam dunia modern yang serba cepat ini, dongeng tetap menjadi sarana yang kuat untuk menghubungkan kita dengan nilai-nilai budaya. Melalui karakter-karakternya alur ceritanya yang menarik, dongeng bukan hanya cerita-cerita khayalan semata.

Dongeng juga menjadi alat penting dalam membentuk karakter, mengasah imajinasi, dan menyampaikan pesan-pesan penting kepada pembaca dari segala usia. Dongeng seringkali mengandung pesan moral yang tersembunyi di balik alur cerita.

Selain itu, dongeng mengajarkan nilai-nilai seperti kebaikan, kejujuran, kerja keras, dan belas kasih melalui karakter-karakter dan peristiwa dalam cerita. Dongeng melibatkan penggunaan bahasa yang indah dan deskriptif.

Hasilnya, dongeng membantu memperkaya perbendaharaan kata, memperluas pemahaman tentang kalimat dan struktur narasi, serta meningkatkan kemampuan berbicara hingga menulis.

Nah itu tadi mengenai macam-macam atau jenis cerita dongeng beserta contohnya. Semoga bermanfaat ya.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads