Arkeolog telah berhasil menemukan banyak sekali fosil dan sisa-sisa peninggalan kehidupan di masa lalu. Namun, meskipun telah ditemukan, terkadang fosil-fosil yang tidak diketahui cukup sulit untuk diidentifikasi.
Hal tersebut seperti yang terjadi pada fosil Arenaepeton supinatus, amfibi raksasa kuno yang ditemukan di sebuah lempeng batu besar. Fosil ini membutuhkan waktu 25 tahun hingga akhirnya para ilmuwan mengidentifikasi fosil ini.
Fosil ini menunjukkan struktur yang hampir sempurna dari amfibi purba berukuran 1,5 meter. Fosil ini ditemukan di Pesisir Tengah di sebelah utara Sydney. Awalnya, temuan ini hanya disimpan hingga 25 tahun kemudian identifikasi resmi berlangsung pada 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak Sengaja Ditemukan Saat Membeli Pasir
Menariknya fosil amfibi purba ditemukan oleh pensiunan peternak ayam, Mihail Mihaildis. Ia menemukan fosil ini dalam lempeng pasir yang dibelinya untuk merenovasi halaman belakang rumahnya.
Mihail kemudian menyumbangkan fosil ini untuk ilmu pengetahuan. Setelah tayang di media global, fosil ini dipamerkan di Sydney. Namun, fosil itu akhirnya kembali disimpan tanpa ada yang benar-benar mengidentifikasi spesiesnya secara resmi.
Dilihat Saat Peneliti Masih Kecil, Diteliti Saat Dewasa
"Ini adalah temuan yang sangat langka," ucap ahli paleontologi Lachlan Hart, dikutip dari ABC News.
Fosil berusia 240 juta tahun ini pertama kali dilihat Hart ketika ia masih anak-anak. Saat itu, ia memiliki obsesi terhadap dinosaurus.
Setelah 25 tahun ditemukan, akhirnya pada tahun 2022, Hart dan rekannya di Australian Museum mengeluarkan fosil ini dari arsip dan mengkajinya kembali.
"Pikiran saya terkejut. Hanya koneksi pribadi yang saya miliki dengannya, dan fakta bahwa tidak ada yang memiliki kesempatan untuk mengkajinya dalam 25 tahun yang telah berlalu," ucap Hart.
"Ini adalah temuan yang sangat langka dalam paleontologi untuk menemukan fosil yang memiliki kepala dan kerangka tubuh yang melekat," tambahnya.
Fosil ini masih memiliki sisa jaringan lunak, seperti lemak dan kulit. Detail-detail ini dapat membantu tim mengidentifikasi makhluk kuno tersebut sebagai ordo amfibi karnivora dan memberinya nama resmi.
"Arenaepeton berarti penyusup pasir dalam bahasa Latin dan supinatus berarti terlentang karena fosilnya terbalik," jelas Hart.
Memangsa Hewan Air
Amfibi purba ini diyakini berasal dari era Triassic. Para peneliti menemukan bahwa hewan ini akan berburu mangsa hewan akuatik dengan taring yang mirip gading. Hewan ini juga kemungkinan memiliki kaki berselaput.
Makhluk ini juga selamat dari dua peristiwa kepunahan masif, mungkin karena tidak memilih-milih makanan. Saat ini fosil Arenaepeton supinatus akan dipamerkan kembali di Australian Museum di Sydney.
"Fosil ini membuktikan bahwa mereka mempertahankan ukuran yang cukup besar segera setelah peristiwa kepunahan masif itu," ucap Hart.
"(Itu) memberi tahu kita bahwa Australia mungkin adalah tempat yang sangat baik untuk hidup pada saat itu," tambahnya.
Seorang paleontolog lain, Tim Ziegler dari Museums Victoria Research Institute, menggambarkan pemetaan spesies ini sebagai sebuah titik data lain dalam sejarah besar kehidupan di Bumi.
"Fosil, sama seperti segala sesuatu di lingkungan seperti pohon dan koala, itulah warisan kita," ucap Ziegler.
"Kita seharusnya berbicara lebih banyak tentang dinosaurus Australia dan semua fosil seperti Arenaepeton supinatus," tambahnya.
(twu/twu)