Psikolog Temukan GPT-3 Bisa Berpikir Layaknya Mahasiswa

ADVERTISEMENT

Psikolog Temukan GPT-3 Bisa Berpikir Layaknya Mahasiswa

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 06 Agu 2023 17:00 WIB
Sejak dirilis untuk publik pada akhir tahun silam, ChatGPT langsung populer. Hal ini karena dianggap ChatGPT merupakan program kecerdasan buatan yang takjub.
Foto: Mateusz Slodkowski/Getty Images
Jakarta -

Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan GPT-3 tengah jadi bahan pembicaraan. Kemampuannya dalam menyajikan informasi menjadi tempat orang-orang bertanya mulai dari tugas sekolah hingga membuat daftar belanjaan.

Baru-baru ini, sebuah studi juga menunjukkan bahwa GPT-3 bisa berpikir layaknya mahasiswa. Penelitian dari psikolog University of California Los Angeles (UCLA) itu menunjukkan, GPT-3 bisa diminta untuk memecahkan jenis masalah penalaran yang biasanya muncul pada tes kecerdasan dan tes standar seperti Scholastic Assessment Test (SAT).

"Tidak peduli seberapa mengesankan hasil kami, penting untuk menekankan bahwa sistem ini memiliki keterbatasan besar," kata Taylor Webb, seorang peneliti postdoctoral UCLA di bidang psikologi dan penulis pertama studi tersebut dalam Science Daily.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ia dapat melakukan penalaran analogis, tetapi ia tidak dapat melakukan hal-hal yang sangat mudah bagi manusia, seperti menggunakan alat untuk menyelesaikan tugas fisik," sambungnya.

Metode Penelitian

Webb dan rekan-rekannya menguji kemampuan GPT-3 untuk memecahkan serangkaian masalah yang terinspirasi oleh tes yang dikenal sebagai Matriks Progresif Raven. Tes ini meminta subjek untuk memprediksi gambar berikutnya dalam susunan bentuk yang rumit.

ADVERTISEMENT

Untuk mengaktifkan GPT-3, Webb mengonversi gambar ke format teks yang dapat diproses GPT-3. Pendekatan itu juga menjamin bahwa AI tidak akan pernah menemukan pertanyaan sebelumnya.

GPT-3 Berpikir dan Membuat Kesalahan Seperti Manusia

Honjing Lu, Profesor Psikologi UCLA yang juga merupakan penulis studi itu mengungkapkan GPT-3 bekerja sebaik manusia serta melakukan kesalahan serupa.

"Anehnya, GPT-3 tidak hanya bekerja sebaik manusia tetapi juga membuat kesalahan serupa," kata Hongjing Lu.

GPT-3 menyelesaikan 80% masalah dengan benar, tetapi masih dalam kisaran skor manusia tertinggi.

Para peneliti juga mendorong GPT-3 untuk memecahkan serangkaian pertanyaan analogi SAT yang mereka yakini belum pernah dipublikasikan di internet. Pertanyaan meminta pengguna untuk memilih pasangan kata yang memiliki jenis hubungan yang sama.

Mereka membandingkan skor GPT-3 dengan hasil publikasi skor SAT pelamar perguruan tinggi dan menemukan bahwa AI berkinerja lebih baik daripada skor rata-rata manusia.

Para peneliti kemudian meminta GPT-3 dan relawan mahasiswa untuk memecahkan analogi berdasarkan cerita pendek. Hasilnya, kemampuan GPT-3 masih di bawah mahasiswa itu.

Tidak Mampu Memecahkan Masalah tentang Ruang Fisik

Para peneliti mengatakan GPT-3 sejauh ini tidak mampu memecahkan masalah yang memerlukan pemahaman ruang fisik. Misalnya, jika dilengkapi dengan deskripsi seperangkat alat yang dapat digunakan untuk memindahkan permen karet dari satu mangkuk ke mangkuk lainnya, GPT-3 malah mengusulkan solusi yang aneh.

"Model pembelajaran bahasa hanya mencoba melakukan prediksi kata jadi kami terkejut mereka bisa melakukan penalaran," kata Lu.

Para ilmuwan UCLA berharap untuk mengeksplorasi apakah model AI atau GPT-3 benar-benar mulai "berpikir" seperti manusia atau melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda yang hanya meniru pemikiran manusia.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads