10 Jenis Fenomena Alam di Bumi dan Penjelasannya

ADVERTISEMENT

10 Jenis Fenomena Alam di Bumi dan Penjelasannya

Izzah Putri Jurianto - detikEdu
Minggu, 30 Jul 2023 06:00 WIB
Ilustrasi Gempa
Foto: Getty Images/iStockphoto/SteveCollender
Jakarta -

Fenomena alam merujuk pada segala peristiwa yang terjadi secara alami di muka bumi. Karena itulah, fenomena alam cenderung mendeskripsikan peristiwa yang tidak disebabkan oleh manusia, karena datangnya tidak terduga dan tidak dibuat-buat.

Fenomena alam seringkali disamakan dengan bencana alam. Nyatanya, tak semua fenomena alam adalah bencana alam. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam dimaknai sebagai rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Umumnya, bencana alam menyebabkan kerugian jiwa, lingkungan, harta benda, dan psikologis.

Kali ini, kami akan membahas berbagai jenis fenomena alam yang termasuk bencana alam maupun bukan. Simak, yuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis-jenis Fenomena Alam di Bumi

Lahore, Pakistan's second-largest city, has received record-breaking rainfall Β© Arif ALI / AFPFoto: Arif ALI/AFP

1. Banjir

Banjir adalah suatu kondisi ketika air hujan turun dengan sangat deras dan jumlah air yang banyak. Alhasil, saluran-saluran air yang harusnya dapat menampung kelebihan air tadi kelebihan kapasitas, menyebabkan air meluap dan menggenang.

Dikutip dari buku Bersahabat dengan Bencana Alam yang ditulis oleh Sri Handayaningsih, banjir dapat terjadi secara alami, seperti curah hujan yang tinggi, erosi, wilayah yang rendah, naiknya air laut ke daratan karena gravitasi bulan atau matahari. Namun, banjir juga dapat disebabkan oleh perbuatan manusia, contohnya penggundulan hutan, kerusakan daerah aliran sungai (DAS), dan membuang sampah sembarangan.

ADVERTISEMENT
CIANJUR, INDONESIA - NOVEMBER 24: Joint SAR team conduct search and rescue operation at landslide area due to the M5,6 earthquake in Cianjur, West Java Province, Indonesia on November 24, 2022. According the data from National Disaster Mitigation Agency (NDMA) at least 272 people died and 2.043 were injured due to an earthquake jolts Cianjur area. (Photo by Eko Siswono Toyudho/Anadolu Agency via Getty Images)Foto: Eko Siswono Toyudho/Anadolu Agency/Getty Images

2. Tanah Longsor

Longsor termasuk salah satu bencana alam yang banyak terjadi di Indonesia. Biasanya, longsor terjadi di daerah dengan lereng yang curam.

Karena kecepatan longsor dapat mencapai hingga 80 meter per detik, itulah mengapa bencana alam ini tergolong berbahaya. Penyebab utamanya adalah hilangnya daya rekat permukaan tanah. Ada pula faktor pendukung yang mengakibatkan tanah longsor, seperti erosi tanah, hujan lebat, beban berlebih karena bangunan dan jalan, dan getaran dari mesin, kendaraan, dan gempa bumi.

Gunung Krakatau yang juga dikenal sebagai Krakatoa atau Cracatoa adalah sebuah kepulauan vulkanik yang berada di perairan Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatera. Ketinggian Gunung Anak Krakatau sekitar 305 meter di atas permukaan laut (m dpl) dan masih bisa bertambah seiring dengan keluarnya material vulkanik ketika mengalami erupsi. Sejarah letusan besar Gunung Krakatau terekam tahun 1883 yang dentumannya terdengar di Singapura dan Australia.Foto: Andersen Oystein/Getty Images

3. Gunung Meletus

Kita tahu bahwa Indonesia berada di atas tiga lempeng tektonik aktif, antara lain Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang aktif.

Meletusnya gunung berapi dipicu oleh pergerakan magma di dalam perut gunung, yang disebut intrusi. Selanjutnya, magma yang keluar dari kawah dinamakan ekstrusi atau erupsi. Bencana gunung meletus menimbulkan sejumlah kerugian, seperti rusaknya bangunan, lahan pertanian hancur, hingga korban jiwa. Namun di samping itu, abu vulkanik yang dihasilkan dapat berkontribusi dalam menyuburkan tanah.

4. Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan fenomena alam berupa getaran dari perut bumi. Dalam kategorinya, ada gelombang gempa bumi yang lemah maupun sangat kencang. Mengutip Sri Handayaningsih dalam buku Bersahabat dengan Bencana Alam, penyebab gempa bumi ada 3, yakni jatuhnya benda luar angkasa ke bumi, runtuhan, pergerakan lempeng tektonik, dan aktivitas gunung api.

Bagi banyak orang, gempa bumi adalah bencana yang menakutkan, sebab membuat barang-barang dan bangunan di sekitar kita roboh secara serentak. Terjadinya gempa bumi menimbulkan kerugian yang luar biasa, seperti rusaknya bangunan, kebakaran, tanah longsor, bahkan bencana lain yang lebih besar seperti tsunami.

Tsunami sering disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut. Ciri-ciri tsunami perlu diketahui masyarakat, khususnya yang tinggal di pinggir laut atau tepi pantai.Foto: Thinkstock

5. Tsunami

Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang, yang artinya gelombang pelabuhan. Dinamakan demikian karena gelombang tsunami baru dapat terlihat dan dirasakan saat sudah mencapai pelabuhan. Seperti disebutkan sebelumnya, faktor utama pemicu tsunami adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

Secara umum, gelombang tsunami punya ukuran yang sangat panjang dan tinggi, menyerupai dinding air raksasa. Akan tetapi, ketinggian gelombang tsunami di tengah laut dan di pantai punya perbedaan. Jika di tengah laut gelombang tsunami tingginya hanya beberapa sentimeter hingga meter, gelombang tsunami akan semakin tinggi bahkan mencapai puluhan meter ketika sudah mencapai pantai.

6. Tornado

Mengutip dari National Weather Service, tornado merupakan gelombang udara yang berputar dengan keras hingga menyentuh tanah. Biasanya tornado datang bersamaan dengan badai petir.

Bisa dibilang, tornado adalah jenis bencana alam yang ganas. Sebab, badai petirnya yang kuat dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan lingkungan dalam hitungan detik saja. Kecepatan angin tornado yang dapat mencapai hingga 300 mil atau 482 km per jam, dapat merusak jalur sepanjang 50 mil atau 80 km.

7. Hujan Badai Petir

Badai petir didefinisikan sebagai jenis badai yang berpotensi menyebabkan hujan es dan angin. Apabila hujan es terjadi, maka menimbulkan kerusakan pada tanaman, atap, dan kendaraan.

Angin yang datang bersama hujan badai petir juga tak kalah dahsyat efeknya. Pohon-pohon dapat patah dan roboh karena angin tersebut. Selanjutnya, hujan badai petir juga berisiko menghasilkan tornado.

8. Pelangi

Menurut National Geographic Education, pelangi merupakan busur warna-warni yang tercipta dari tetesan air yang mencolok. Pelangi yang banyak dijumpai adalah jenis pelangi yang muncul selepas sinar matahari mengenai tetesan air hujan.

Tak hanya itu, pelangi juga dapat disaksikan di sekitar kabut, semburan air laut, dan air terjun. Pada dasarnya, pelangi hanyalah ilusi optik, yang artinya tidak benar-benar ada pelangi di langit muka bumi ini. Hanya saja, pelangi bisa muncul apabila kamu berdiri di tempat yang tepat. Meski begitu, pelangi masih banyak menjadi fenomena alam favorit manusia karena keindahannya.

Auroras, caused by a coronal mass ejection on the Sun, illuminate the skies over Lapland in Rovaniemi, Finland March 15, 2023 in this handout image. Courtesy of All About Lapland/Alexander Kuznetsov/Handout via REUTERS ATTENTION EDITOS - THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT     TPX IMAGES OF THE DAYFoto: Courtesy of All About Lapland/Alexander Kuznetsov/Handout via REUTERS

9. Aurora

Berikutnya, fenomena alam yang tak kalah menarik adalah aurora. NASA menyebutkan bahwa aurora terjadi di Kutub Utara atau Selatan. Di Kutub Utara, namanya adalah aurora borealis atau cahaya utara. Sementara di Kutub Selatan dinamakan aurora australis atau cahaya selatan.

Walau keindahan aurora paling bagus dinikmati saat malam hari, pada dasarnya aurora disebabkan oleh matahari. Nyatanya, matahari tidak mengirimkan panas dan cahaya dalam jumlah yang sama sepanjang waktu. Adanya badai matahari menyebabkan gelembung gas listrik bergerak menuju ruang angkasa. Di sanalah terjadi interaksi antara partikel dengan gas di atmosfer, sehingga terbentuklah aurora.

10. El Nino dan La Nina

National Geographic Education mendefinisikan El NiΓ±o sebagai pola iklim pemanasan air tidak biasa di Samudra Pasifik tropis timur. Sederhananya, El NiΓ±o adalah "fase hangat" dari El NiΓ±o-Southern Oscillation (ENSO).

Sementara itu, kebalikannya adalah La NiΓ±a atau "fase dingin" ENSO. La NiΓ±a adalah pola pendinginan air permukaan wilayah yang tidak biasa.




(fds/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads