- Pengertian Berpikir Kritis
- Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli 1. Ennis 2. John Dewey 3. Mertes
- Aspek-aspek Berpikir Kritis 1. Elementary Clarification 2. Basic Support 3. Inference 4. Advanced 5. Strategic and Tactics
- Karakteristik Berpikir Kritis 1. Watak (Dispositions) 2. Kriteria (Criteria) 3. Argumen (Argument) 4. Pertimbangan atau Pemikiran (Reasoning) 5. Sudut Pandang (Point of View) 6. Prosedur Penerapan Kriteria (Procedures for Applying Criteria)
- Manfaat Berpikir Kritis
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terkadang manusia dilatih agar bisa berpikir kritis (critical thinking). Cara ini dilakukan agar manusia dapat mengatasi berbagai masalah dengan menemukan jalan keluar secara cepat dan tepat.
Berpikir kritis akan sangat berguna ketika kamu menempuh pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi, dunia kerja, hingga ranah politik. Dengan selalu berpikir kritis, kamu bisa menganalisis, mempertimbangkan, lalu menyimpulkan suatu hal.
Lantas, apa yang dimaksud dengan berpikir kritis? Lalu apa manfaat yang didapat dari berpikir kritis? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah kemampuan seseorang untuk kritis dan objektif dalam mempertimbangkan informasi, argumen, dan bukti yang diberikan. Dalam hal ini, berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam argumen atau bidang informasi tertentu.
Mengutip situs ung.ac.id, kemampuan berpikir kritis membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kemauan untuk menggali lebih dalam serta mempertimbangkan semua informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan atau mengekspresikan pandangan. Lalu, orang yang berpikir kritis juga sering mempertanyakan asumsi atau sudut pandang sebelum membuat kesimpulan.
Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
Sejumlah ahli dari berbagai negara telah memaparkan pemahamannya masing-masing tentang berpikir kritis, yakni sebagai berikut:
1. Ennis
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
2. John Dewey
Berpikir kritis adalah cara seseorang untuk aktif, gigih, dan memiliki pertimbangan yang cermat mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan apapun yang diterima, lalu dipandang dari berbagai sudut alasan yang mendukung dan menyimpulkannya.
3. Mertes
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang dilakukan manusia secara sadar dan sengaja, yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi berita serta pengalaman dengan sikap yang reflektif.
Aspek-aspek Berpikir Kritis
Masih mengutip dari situs yang sama, setidaknya ada lima aspek yang menjadi parameter kemampuan berpikir kritis yang harus dimiliki setiap individu, yaitu:
1. Elementary Clarification
Aspek ini memberikan penjelasan sederhana dengan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan atau tantangan.
2. Basic Support
Dalam hal ini, berpikir kritis dapat membangun keterampilan dasar dengan mempertimbangkan kredibilitas sumber dan melakukan pertimbangan observasi.
3. Inference
Pada aspek ini, seseorang yang berpikir kritis dapat menarik kesimpulan dengan menyusun dan mempertimbangkan deduksi, menyusun dan memperimbangkan induksi, serta menyusun keputusan dan mempertimbangkan hasilnya.
4. Advanced
Dalam aspek advanced, berpikir kritis dapat memberikan penjelasan lebih lanjut dengan mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi serta mengidentifikasi asumsi.
5. Strategic and Tactics
Aspek yang terakhir adalah strategic and tactics, di mana berpikir kritis dapat menentukan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
Karakteristik Berpikir Kritis
Dalam E-jurnal milik uin.ac.id, ada sejumlah karakteristik pada seseorang yang berpikir kritis, yakni sebagai berikut:
1. Watak (Dispositions)
Karakteristik yang pertama adalah watak, di mana seseorang yang berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, menghormati adanya perbedaan pendapat, teliti, serta memiliki sudut pandang yang berbeda.
2. Kriteria (Criteria)
Dalam berpikir kritis, seseorang harus mempunyai kriteria. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari berbagai sumber, namun tetap memiliki kriteria yang berbeda. Apabila menerapkan standarisasi, maka perlu berdasarkan relevansi, keakuratan fakta, sumber kredibel, teliti, dan tidak bias.
3. Argumen (Argument)
Pada karakteristik ini, orang yang berpikir kritis memiliki sejumlah argumen yang dilandasi oleh data dan fakta. Berpikir kritis turut meningkatkan keterampilan dalam hal pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
4. Pertimbangan atau Pemikiran (Reasoning)
Orang yang berpikir kritis memiliki kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan maupun data.
5. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah cara seseorang dalam memandang atau menafsirkan segala hal di dunia. Dengan begitu, mereka akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang dapat berbeda-beda.
6. Prosedur Penerapan Kriteria (Procedures for Applying Criteria)
Karakteristik ini merupakan cara seseorang dalam menentukan kriterianya. Prosedurnya meliputi merumuskan masalah, menentukan keputusan yang akan diambil, serta mengidentifikasi masalah.
Manfaat Berpikir Kritis
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh jika kamu mulai berpikir kritis, di antaranya:
- Meningkatkan kreativitas
- Lebih mudah dan tenang dalam menyelesaikan berbagai masalah
- Mengetahui potensi diri hingga sejauh mana
- Dapat berkomunikasi dengan baik dengan banyak orang
- Memiliki pemikiran yang terbuka (open minded), namun di sisi lain tidak mudah termakan sejumlah informasi baru yang belum pasti kebenarannya.
Nah, itu dia penjelasan mengenai berpikir kritis mulai dari pengertian, aspek-aspek, karakteristik, dan manfaatnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers!
(ilf/fds)